Sunan Kalijaga

Sunan Kalijaga merupakan salah satu dari Wali Sanga yang menyebarkan agama Islam di tanah Jawa


zoom-inlihat foto
Sunan-Kalijaga-3.jpg
ist
Sunan Kalijaga

Sunan Kalijaga merupakan salah satu dari Wali Sanga yang menyebarkan agama Islam di tanah Jawa




  • Informasi Awal #


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Sunan Kalijaga merupakan salah satu dari Wali Sanga yang menyebarkan agama Islam di tanah Jawa.

Nama aslinya ialah Raden Said, tetapi lebih populer dengan nama Sunan Kalijaga.

Sunan Kalijaga lahir di Tuban pada 1450 Masehi.

Ia adalah putra dari Arya Wilatikta, Adipati Tuban.

Arya Wilatikta adalah keturunan dari Ronggolawe yang dahulu pernah menjadi pemberontak di Majapahit.

Meski sebagai anak pejabat, Raden Said tidak hanya berpangku tangan.

Ia turut memikirkan rakyat di Tuban yang berada di bawah kekuasaan ayahnya.

Ketika sang ayah memberlakukan pajak yang begitu tinggi kepada rakyat, Raden Said pun terang-terangan menentangnya.

Ketika rakyatnya kelaparan karena terjadi musim kemarau yang panjang, Raden Said pun membongkar lumbung padi kadipaten dan membagikannya kepada rakyat Tuban.

Karena perbuatannya itu, ia pun disidang oleh sang ayah dan kemudian diusir dari istana kadipaten. (1)

Tokoh wayang Punakawan kreasi Sunan Kalijaga
Tokoh wayang Punakawan kreasi Sunan Kalijaga (UBAYA)

Baca: Abu Lahab

  • Berguru Kepada Sunan Bonang #


Setelah diusir dari kadipaten, Raden Said tinggal di hutan Jatiwangi, di sana ia tetap menjadi orang yang ringan tangan membantu orang yang membutuhkan.

Suatu ketika ia bertemu dengan orang berpakaian putih yang kemudian diketahui bernama Sunan Bonang.

Berdasarkan cerita yang berkembang, Raden Said pun mengambil tongkat yang dibawa Sunan Bonang itu hingga Sunan Bonang tersungkur.

Sunan Bonang yang tersungkur dan menangis membuat Raden Said iba dan mengembalikan tongkat itu.

Namun, Raden Said tidak menyangka bahwa Sunan Bonang menangis bukan karena tongkatnya, melainkan dirinya telah membuat rumput-rumput yang ada di sekitar itu tercabut dan mati.

Ilustrasi Sunan Kalijaga dan pesan yang disampaikan saat berdakwah
Ilustrasi Sunan Kalijaga dan pesan yang disampaikan saat berdakwah (istimewa)

Baca: Asma binti Abu Bakar

Melihat hal ini, Raden Said pun takjub dan akhirnya ikut dengan Sunan Bonang untuk belajar ilmu darinya.

Raden Said diberi amanat sebuah tongkat untuk menjaganya hingga Sunan Bonang kembali.

Raden Said pun menjaga tongkat itu di pinggir kali selama tiga tahun.

Kemudian Sunan Bonang pun datang menemuinya dan melihat tongkat itu tertancap di pinggir sungai.

Setelah itu ia pun mengajak Raden Said untuk ikut dengannya guna belajar ilmu agama.

Menurut cerita yang ada di tengah masyarakat, dari sebab inilah kemudian Raden Said dikenal dengan nama Sunan Kalijaga.

"Kali" artinya sungai, sedangkan "jaga" artinya menjaga. (2)

Baca: Annet Mahendru

  • Keluarga #


Sunan Kalijaga menikah dengan Dewi Saroh yang merupakan putri dari Maulana Ishaq.

Dari pernikahan itu keduanya dikarunia tiga anak yang diberi nama Raden Umar Said atau Sunan Muria, Dewi Rakayuh, dan Dewi Sofiah. (3)

Baca: Khalid bin Walid

  • Metode Dakwah #


Metode dakwah yang digunakan oleh Sunan Kalijaga ialah metode kultural yang menyesuaikan dengan keadaan masyarakat yang ada.

Pada saat itu masyarakat suka dengan pagelaran wayang sehingga dia menggelar pagelaran wayang, tetapi dengan konsep Islam, dengan dia sebagai dalangnya.

Orang-orang yang akan menonton pagelaran wayang kulit miliknya tidak diminta biaya tiket masuk, melainkan hanya diminta untuk mengucapkan dua kalimat syahadat.

Sunan Kalijaga juga mengubah lakon dari yang semula bercorak Hindu dengan para lakon seperti Ramayana dan Mahabarata diganti dengan Petruk jadi raja, Layang Kalimasada, dan lain sebagainya.

Selain itu, Sunan Kalijaga juga menambah karakter lain pada wayang kulitnya yang bercorak Islam seperti Semar, Petruk, Gareng dan Bagong. Nama-nama itu diambil dari istilah-istilah Islam.

Baca: Mushab bin Umair

Misalnya, Semar yang diambil dari bahasa Arab "Simaar" yang artinya paku, hal ini dimaksudkan agar orang Islam harus kokoh seperti paku yang menancap.

Petruk yang berasal dari kata "Fat-ruuk" yang artinya tinggalkan. Hal ini dimaksudkan agar orang Islam meninggalkan sesembahan selain Allah swt.

Gareng yang berasal dari kata "Qariin" yang artinya teman. Dalam hal ini Sunan Kalijaga ingin mengajarkan bahwa sebagai orang Islam harus memiliki teman yang banyak.

Karakter Bagong berasal dari kata "Baghaa" yang artinya berontak. Sunan Kalijaga ingin orang Islam memberontak ketika terjadi suatu kezaliman.

Tidak hanya wayang saja, Sunan Kalijaga juga menggunakan seni ukir, gamelan, baju takwa, grebeg maulud, perayaan sekatenan, dan suara suluk sebagai sarana dakwahnya.

Metode yang ia gunakan pun akhrinya berhasil membuat sebagian adipati di Jawa seperti Adipati Pandaran, Adipati Kartasura, Adipati Banyumas, Adipati Pajang, dan Adipati Kebumen masuk Islam. (4)

Baca: Khadijah binti Khuwailid

  • Karya #


- Wayang Purwa, yakni wayang bercorak Islam.

- Cerita pewayangan, yakni cerita pewayangan yang ia gunakan diubah menjadi hal yang menyangkut Islam.

- Jamus kalimasada, yakni istilah kalimat syahadat yang ucapkan sebelum orang masuk ke arena pagelaran wayang kulitnya.

- Babat Alas Wonomarto, yakni sebuah karya yang ia ciptakan dalam sebuah tembang (lagu).

- Wahyu tohjali, ini juga tembang (lagu) yang diciptakan oleh Sunan Kalijaga. (5)

Baca: Umar bin Khattab

  • Meninggal Dunia #


Sunan Kalijaga meninggal pada 1513 Masehi di Demak, Jawa Tengah.

Ia dimakamkan di Desa Kadilangu yang berada di Kota Demak. (6)

(TribunnewsWiki.com/Bangkit N)



Nama Sunan Kalijaga atau Raden Said
Lahir Tuban, 1450 Masehi
Riwayat Karir Dai, dalang, dan penyair
Meninggal 1953 Masehi
   


Sumber :


1. www.biografiku.com
2. www.faktakhatulistiwa.com
3. www.kozio.com


BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved