TRIBUNNEWSWIKI.COM - Taliban bangkit kembali dan kembali menjadi ancaman di Afghanistan ataupun di perbatasan Afghanistan-Pakistan.
Kebangkitan Taliban memincu kekhawatiran adanya ketidakstabilan di wilayah Pakistan barat laut di dekat perbatasan dengan Afghanistan.
Dikutip dari BBC, Taliban mulai berdiri pada 1990an di wilayah Pakistan utara setelah pasukan Uni Soviet mundur dari Afghanistan.
Kala itu, gerakan awal Taliban didominasi oleh orang-orang Pashtun, yang cikal bakalnya adalah pesantren dengan sumber dana dari Arab Saudi.
Pesantren tersebut diketahui menganut aliran Sunni garis keras.
Janji Taliban adalah memulihkan perdamaian dan keamanan jika mereka berkuasa.
Di Pakistan dan Afghanistan, mereka memberlakukan hukum keras, seperti eksekusi di depan umum untuk kasus pembunuhan dan perzinahan serta potong tangan bagi para pencuri.
Kemudian, perempuan wajib menggunakan burka atau pria yang harus memelihara janggut.
Baca: Taliban
Baca: Taliban Blokir Bandara Kabul, 7 Warga Afghanistan Dilaporkan Tewas saat Rebutan Naik Pesawat
Mereka tidak mengizinkan televisi, musik, dan bioskop, serta melarang anak-anak perempuan berusia 10 tahun ke atas masuk sekolah.
Pakistan berulang kali membantah sebagai dalang berdirinya gerakan Taliban.
Memang, banyak warga Afghanistan yang bergabung dengan Taliban mendapat pendidikan di madrasah-madrasah Pakistan.
Pakistan bersama Arab Saudi dan Uni Emirat Arab juga mengakui Taliban ketika mereka merebut kekuasaan di Afghanistan pada pertengahan 1990 hingga 2001.
Serangan 11 September
Sorotan terhadap Taliban di Afghanistan makin besar setelah serangan di World Trade Centre, New York, September 2001.
Mereka dituduh melindungi Osama bin Laden dan Gerakan Al Qaeda, yang dianggap bertanggung jawab atas serangan di New York.
Tak lama dari insiden besar tersebut, Taliban digulingkan dari kekuasaan di Afghanistan oleh pasukan koalisi pimpinan Amerika Serikat.
Hanya pemimpin Taliban Mullah Mohammad Omar tidak berhasil ditangkap, demikian juga Osama Bin Laden.
Setelah melemah, belakangan Taliban muncul kembali dengan melancarkan sejumlah serangan bom bunuh diri maupun serangan lainnya.
Hal tersebut diduga lantaran tidak adanya koordinasi antara faksi-faksi Taliban dengan kelompok-kelompok militan lain.
Baca: Osama Bin Laden
Baca: Al Qaeda
Faksi utama Tehrik Taliban Pakistan (TTP), dipimpin oleh Hakimullah Mehsud, dituduh berada di belakang sejumlah serangan baru-baru ini di Pakistan.
Sementara Taliban di Afghanistan diperkirakan masih dipimpin oleh Mullah Omar.
Ia adalah seorang ulama yang kehilangan mata kanannya saat berperang melawan pasukan pendudukan Uni Soviet pada dekade 1980-an.
Melawan korupsi
Warga Afghanistan, yang sudah bosan dengan pertengkaran Mujahiddin seiring keluarnya Uni Soviet keluar, pada umumnya menyambut baik Taliban ketika muncul pada masa awal.
Taliban juga mendapatkan popularitas lantaran keberhasilan memberantas korupsi maupun menegakkan hukum, serta membangun jalan di kawasan-kawasan yang aman untuk meningkatkan perdagangan.
Tahun 1998, mereka berhasil menguasai hampir 90 persen dari seluruh wilayah Afghanistan.
Hanya saja, Taliban dituduh melakukan pelanggaran hak asasi maupun penindasan kebudayaan.
Taliban menghancurkan patung Buddha, Bamiyan, yang amat terkenal di kawasan Afghanistan tengah walaupun dunia internasional berupaya mencegahnya.
Serangan Pimpinan AS
Pada 7 Oktober 2001, pasukan koalisi internasional pimpinan Amerika Serikat menggempur Afghanistan.
Dalam waktu sepekan saja rezim Taliban jatuh.
Meski demikian, Mullah Omar, sejumlah pemimpin senior Taliban, dan para pemimpin Al Qaeda berhasil melarikan diri dan bersembunyi.
Meski terus diburu oleh pasukan koalisi, Mullah Omar dan sebagian besar rekannya belum juga tertangkap.
Perlahan-lahan mereka mulai menyusun kekuatan kembali di Pakistan dan Afghanistan, meski tetap berada di bawah tekanan tentara Pakistan dan NATO.
Kehadiran sejumlah besar pasukan asing tidak menghalangi Taliban untuk kembali memperluas pengaruh mereka.
Beberapa pihak menyarankan agar Taliban dilibatkan di dalam pemerintahan Afghanistan pimpinan Hamid Karzai.
Namun saran itu tidak ditanggapi serius oleh dunia internasional.
(TRIBUNNEWSWIKI.COM/PUTRADI PAMUNGKAS)
SIMAK ARTIKEL SEPUTAR AFGHANISTAN DI SINI