Kim Jong Un Ancam Eksekusi Mati Warganya yang Tonton K-Pop, Hukuman Paling Ringan Penjara 15 Tahun

Siapapun yang tertangkap sedang mengonsumsi berbagai hal dari Korea Selatan, AS, atau Jepang, harus bersiap hadapi hukuman mati.


zoom-inlihat foto
pembelot-korea-utara-04.jpg
STR / KCNA VIA KNS / AFP
Gambar ini diambil pada 9 Februari 2021 dan dirilis dari Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) resmi Korea Utara pada 10 Februari memperlihatkan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un saat rapat Komite Sentral ke-8 Partai Pekerja Korea (WPK) di Korea Utara. Sudah ratusan ribu warga Korea Utara yang berhasil membelot ke Korea Selatan.


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Kim Jong Un makin benci budaya asing, warga Korea Utara yang nonton K-Pop terancam hukuman mati.

Korea Utara baru saja memperkenalkan undang-undang baru untuk membasmi segala macam pengaruh asing.

Undang-undang tersebut berisi seruan bagi Liga Pemuda Korut, untuk menindak perilaku tidak menyenangkan, individualistis, dan antisosialis di kalangan anak muda.

Mereka tak main-main untuk menghukum dengan keras siapa saja yang mengonsumsi atau memakai film, pakaian, dan bahasa asing.

Kim Jong Un semakin memperketat aturan untuk warga negaranya.

Berdasarkan laporan BBC, Korea Utara siap memerangi apa yang berlawanan dengan ideologi negara mereka.

Bagi warga yang tertangkap mengonsumsi hal dari Korea Selatan, AS, atau Jepang, harus bersiap dengan ancaman hukuman mati.

Hukuman paling ringan, adalah harus menghadapi kamp penjara selama 15 tahun lamanya.

Ilustrasi konser K-Pop
Ilustrasi konser K-Pop (Soompi)

Kim Jong Un ingin menghentikan pembicaraan, gaya rambut dan pakaian budaya asing yang dianggap sebagai racun berbahaya.

Korea Utara berupaya menghentikan informasi dari negara luar, khususnya, informasi yang menjelekkan negara.

Mereka berusaha menutup semua yang berasal dari luar, tak hanya informasi, tapi budaya, hingga tak ada celah sedikitpun.

Seperti diketahui, rakyat Korea Utara punya fantasi menjadi seperti rakyat Korsel, yang memang lebih maju.

Hal ini dianggap berbahaya dan bisa memicu perlawanan.

Selama ini banyak warga Korea Utara yang mendapat film-film asing yang diselundupkan melalui perbatasan China.

Selama beberapa tahun, drama Korea Selatan beredar lewat stik USB yang mudah disembunyikan dan dienkripsi dengan kata sandi.

Bergaya dan Nyanyikan K-Pop, 3 Remaja Korea Utara Dihukum Kerja Paksa

Tiga orang remaja di Pyongyang, Korea Utara terpaksa harus menjalani hukuman pendidikan ulang dan kerja paksa lantaran dianggap mengikuti budaya Korea Selatan. 

Mereka bahkan dicap telah berperilaku anti-sosialis, lantaran dituding telah mendengarkan lagu K-Pop serta mengikuti gaya rambut musisi Korea Selatan tersebut.

"Kementerian Jaminan Sosial menangkap tiga siswa sekolah menengah berusia 14 tahun yang tinggal di wilayah Kujang karena perilaku anti-sosialis."

"(Para siswa) diduga telah memotong rambut mereka seperti remaja Korea Selatan dan menyanyikan lagu-lagu Korea Selatan."

"Setelah pemeriksaan pendahuluan pada awal April, pihak berwenang mengirim para remaja ke kamp kerja paksa untuk pendidikan ulang," demikian keterangan sumber soal penangkapan tiga remaja itu, dikutip dari Daily NK, Rabu (6/5/2021).

Bahkan, keluarga ketiga remaja tersebut juga diasingkan pemerintah ke wilayah lain.

Sumber tersebut juga mengatakan, teman sekelas yang merupakan putra dari pemimpin unit masyarakat, memergoki tiga siswa tersebut pada awal Maret Lalu.

Ketiganya memotong rambut mirip dengan idol asal Korea Selatan, kemudian memakai celana hanya sampai di atas pergelangan kaki.

Mereka juga menyanyikan lagu K-Pop berjudul 'Man' oleh Na Hoon-a.

Alhasil, para siswa tersebut dilaporkan ke Kementerian Keamanan Negara.

Kementerian Keamanan Negara langsung bergerak dan mengamankan ketiga ABG.

Mereka kemudian diperiksa dan dikirim ke kamp pendidikan ulang pada 3 April lalu.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un saat berada di perbatasan tempat rute yang sering dipakai pembelot menyeberang ke Korea Selatan.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un saat berada di perbatasan tempat rute yang sering dipakai pembelot menyeberang ke Korea Selatan. (REUTERS VIA DAILY STAR)

Otoritas setempat juga mengusir orang tua siswa ke Kabupaten Changsong di Provinsi Pyongan Utara lantaran dianggap lali dan membiarkan anaknya mengikuti budaya Korea Selatan.

Sejak kejadian itu, pejabat lokal menggelar pembicaraan kepada pengajar dan warga setempat untuk membahas masuknya budaya imperialis serta propaganda musuh.

"Kaum imperialis yang licik cemburu bahwa kita (orang Korea Utara) menjalani kehidupan yang lebih baik karena kita menjunjung tinggi nilai-nilai sosialis kita."

"Jadi mereka dengan kejam mencoba menggunakan media kapitalis mereka untuk memanipulasi kaum muda kita yang mudah dipengaruhi karena mereka masih tumbuh."

Pejabat setempat juga memberikan peringatan keras bahwa berapapun usia siswa itu akan diberi hukuman berat apabila melanggar aturan tersebut.

Sementara, orang tua yang tidak bisa mengontrol anak-anaknya akan diasingkan.

Kementerian Keamanan Negara dan Kementerian Jaminan Sosial melakukan inspeksi ke rumah warga setelah kasus tiga remaja itu.

Mereka melakukan pemeriksaan perangkat elektronik lama dan baru milik warga untuk memastikan tidak ada tontonan dari luar Korea Utara.

Pada Maret lalu, empat warga Korea Utara dieksekusi di depan umum di Pyongyang karena kedapatan mendistribusikan materi video ilegal.

Keempat orang tersebut terdiri dari tiga pria dan satu wanita.

Mereka dieksekusi regu tembak di depan warga setempat dan inminban (pengawas lingkungan) di Lapangan Tembak Daewon-ri di Distrik Sadong, Pyongyang.

Semuanya adalah warga Hadang-dong, daerah di Distrik Hyongjae, Pyongyang.

Mereka dituduh menyimpan film, acara hiburan, dan program musik Korea Selatan dalam sebuah kartu SD dan mendistribusikannya ke seluruh negeri.

(Tribunnewswiki.com/Putradi Pamungkas)

SIMAK ARTIKEL SEPUTAR KOREA UTARA DI SINI





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved