TRIBUNNEWSWIKI.COM – Pangdam Jaya Mayjen TNI Dunung Abdurachman membeberkan kronologi video viral Serda Nurhadi yang dikepung oleh sejumlah debt collector di Keluarahan Semper, Cilincing, Jakarta Utara.
Ia mengatakan kejadian itu bermula saat Babinsa Kodim 0502 Jakarta serda Nurhadi mendapatkan laporan dari warga adanya beberapa debt collector yang berkeliaran.
Sebelumnya terjadi pengepungan seorang anggota TNI AD bernama Serda Nurhadi yang tengah membantu masyarakat oleh 11 debt collector.
Debt collector tersebut memaksa mengambil kendaraan warga.
"Awal mulanya, saudara Serda Nurhadi pukul 14.00 mendapatkan laporan dari masyarakat bahwa di depan kelurahan terjadi kemacetan total.
Kemudian ada laporan lagi bahwa ada masyarakat yang ribut dengan debt collector, masyarakat tersebut menggunakan kendaraan", ungkap Dudung saat memberikan keterangan pers Senin, (10/5/2021) dikutip dari tayangan KompasTV.
Baca: Dua Personel Hengkang, Band Naif Dikabarkan Resmi Bubar
Baca: Melaney Ricardo: Sapri Awalnya Mengeluh Kakinya Mengecil dan Bibir Kering
Mendapat informasi itu, Serda Nurhadi langsung mendatangi lokasi kejadian.
Ia bermaksud berdialog dengan debt collector tersebut.
Namun dilihatnya ada rombongan yang akan menuju ke rumah sakit.
“Kemudian Serda Nurhadi melihat di dalam mobil ada anak-anak menangis dan orang tua yang kesakitan, memang tujuannya adalah ke rumah sakit.
Melihat seperti itu Serda Nurhadi mencoba untuk mengambil alih kendaraan untuk menyingkirkan kemacetan itu tidak terjadi dan kemudian akan mengarahkan ke rumah sakit", tutur Dudung menambahkan.
Akan tetapi pemilik kendaraan mengarahkan Nurhadi untuk masuk ke dalam tol, bukan ke rumah sakit.
Namun karena keterbatasan Serda Nurhadi untuk mengendarai kendaraan matic, dan akan diarahkan sang pemilik kendaraan ke arah toh, maka ia memberhentikan mobil tersebut.
Ia berhenti di pintu Tol Semper.
"Nanti pikirannya yang bersangkutan kalau misalnya ke tol, wah ini jangan-jangan dikira kita mau melarikan kendaraan.
Walaupun di dalam perjalanan tetap diikuti oleh debt collector," kata Dudung.
Ketika Serda Nurhadi akan pindah ke bangku belakang, terjadilah perdebatan antara debitur dan debt collector.
“Serda Nurhadi tidak melakukan apa-apa, dan debt collector juga tidak melakukan tindakan kekerasan kepada Saudara Nurhadi.
Cekcok itu antara pemilik mobil dengan debt,” jelasnya.
Baca: Viral Kasus Babinsa Dikepung oleh 9 Debt Collector, Pangdam Jaya: Sangat Disayangkan
Baca: Bersikap Arogan karena Kepung Anggota TNI, 9 Debt Collector Ini Akhirnya Ditangkap Polisi
Lalu terjadilah kesepakatan di antara pemilik kendaraan dan debt collector.
Setelah itu terjadi kesepakatan, dimana Serda Nurhadi duduk di belakang, sementara yang mengendarai kendaraan adalah pemilik langsung.
Pemilik langsung membawa mobil tersebut ke Polres Jakarta Utara.
Setibanya di Polres, Serda Nurhadi membuat laporan ke piket Polres terkait keributan yang terjadi.
“Sampai di Polres Jakarta Utara, Serda Nurhadi laporan ke piket Polres, disampaikan bahwa ini terjadi keributan nanti silahkan bapak selesaikan.
Setelah itu Serda Nurhadi kembali untuk melaksanakan tugasnya.
Saat itu Serda Nurhadi sedang mengumpulkan beras untuk bantuan covid-19," kata Dudung.
Baca: Viral TNI Coba Bantu Warga, 9 Debt Collector Justru Bentak dan Lakukan Pengepungan
Baca: Melvyn Lorenzen
Dudung menegaskan bahwa Serda Nurhadi tidak memiliki keterkaitan dengan pemilik kendaraan maupun debt kolektor.
Hal ini telah diselidiki oleh pihak Pangdam Jaya.
“Setelah kita cek rupanya tidak ada keterkaitannya sama sekali.
Karena betul-betul Serda Nurhadi hanya ingin membantu agar tidak terjadi kemacetan.
Yang kedua untuk membantu masyarakat yang sedang kesulitan,” pungkasnya.
Sementara itu, Koordinator Debt Collector Hendrik Liatongu mengaku menyalahi aturan soal insiden penarikan mobil leasing yang berujung pada pengepungan anggota TNI AD Serda Nurhadi yang terjadi di Jakarta Utara pada 6 Mei 2021.
Baca: Stadion Citarum
Baca: Sosok AADY, Remaja yang Tabrak Polisi dengan Mobil VW, Ternyata Anak Pengusaha Sukses di Klaten
Hendrik Liatongu pun meminta maaf atas inisiden yang viral di media sosial ini.
"Saya yang ditugaskan sebagai eksekutor untuk mengeksekusi mobil tersebut dan pada saat kejadian itu saya dan rekan-rekan sebesar-besarnya meminta maaf kepada, terutama TNI Angkatan Darat dan Bapak Babinsa Pak Nurhadi, saya minta maaf yang sebesar-besarnya, Pak, atas yang kemarin kita lakukan," kata Hendrik Liatongu pada Senin, (10/5/2021).
Hendrik mengaku menyesal dan akan bertanggung jawab atas apa tindakan ia dan kawan-kawannya.
"Saya menyesal dengan apa yang saya lakukan kemarin, sekali lagi saya minta maaf dan akan bertanggung jawab dengan apa yang kami sudah perbuat dengan hukum yang berlaku," ujarnya.
(Tribunnewswiki.com/Saradita)