TRIBUNNEWSWIKI.COM - Berikut adalah fakta terkini kasus sate beracun sianida salah sasaran di Jogja yang tewaskan bocah anak pengemudi ojek online.
Polisi telah menangkap NA (25), wanita pengirim sate beracun sianida yang salah sasaran.
Polisi menemukan keberadaan tersangka dari bungkus sate dan jaket yang dikenakan pelaku.
Jajaran Satreskrim Polres Bantul pun mengungkap identitas perempuan pengirim sate maut di Bantul tersebut.
NA (25) diketahui sebagai warga asli Majalengka, Jawa Barat yang bekerja di Yogyakarta.
Direskrimum Polda DIY, Kombes Pol Burkhan Rudy Satria, mengungkapkan, tersangka diamankan pada Jumat (30/04/2021) lalu, di kediamannya, Potorono, Bantul.
"Tersangka tidak melarikan diri, kami amankan di rumahnya," katanya saat jumpa pers di Mapolres Bantul, Senin (03/05/2021).
Identitas tersangka terungkap berkat kerja sama Polsek Sewon, Polres Bantul, hingga informasi masyarakat.
Identitas pelaku terungkap dari bungkus sate tersebut, dimana sangat spesifik dan dapat menunjukkan tempat dimana sate dibeli.
"Dari bungkusnya kami bisa tahu belinya dimana. Kemudian bungkus lontongnya juga berbeda, seperti lopis. Jadi kami tahu belinya di mana. Kemudian kami telusuri," bebernya.
Selain dari bungkus, jaket tersangka juga menjadi kunci penangkapan tersangka.
Tersangka dijerat Pasal 340 KUHP dengan ancaman hukuman pidana mati atau seumur hidup atau paling lama 20 tahun.
Berikut adalah fakta-fakta kasus tersebut, dikutup dari Tribunnews.com dan TribunJogja.com.
Racun Dibeli via Daring
Direskrimum Polda DIY, Kombes Pol Burkhan Rudy Satria, mengungkapkan kandungan racun yang ada di bumbu sate tersebut adalah kalium sianida (KCN).
Racun tersebut sengaja ditaburkan bumbu sate oleh tersangka, dan dibeli secara daring.
"Makanya kami sebut ini sebagai pembunuhan berencana. Karena racun tersebut sudah dibeli sejak tiga bulan lalu. Selain itu dia sengaja memesan ojek online tanpa aplikasi, karena dianggap lebih aman. Tersangka mengaku tidak memiliki aplikasi saat memesan,"sambungnya.
Kapolres Bantul, AKBP Wachyu Tri Budi, menambahkan tersangka membeli kalium sianida (KCN) secara daring melalui e-commerce.
"Racun tersebut dibeli secara online. Beli sebanyak 250 gram, harganya Rp224.000,"katanya.
Motif Sakit Hati
Polisi menyebut motif yang mendasari perbuatan tersangka lantaran merasa sakit hati oleh Tomy, sosok yang seharusnya menerima paket sate beracun tersebut.
Tersangka sakit hati karena Tomy menikah dengan perempuan lain.
"Masih kami dalami, apakah nanti ada tersangka lain, kami masih mendalami,"ujar Direskrimum Polda DIY, Kombes Pol Burkhan Rudy Satria.
Fakta Terkini
Terbaru mengaku mendapat ide dari saran seorang temannya, R, yang kini masih diburu polisi.
Menurut pengakuan NA, R adalah sosok yang menyarankan kepada tersangka untuk mengirimkan paket makanan beracun kepada Tomy.
Kasat Reskrim Polres Bantul, AKP Ngadi mengatakan sosok berinisial R adalah pelanggan salon tempat NA bekerja.
Selama ini, mereka berteman baik, dimana tersangka sering bercerita tentang berbagai masalah kepada R, termasuk tentang rasa sakit hati kepada Tomy.
R tersebut sebenarnya menaruh hati pada NA, namun bertepuk sebelah tangan.
Akhirnya R memberikan saran agar NA mengirimkan makanan yang sudah dibubuhi racun pada Tomy melalui ojek online.
Meski demikian, polisi masih menyelidiki kebenaran informasi ini, lantaran dari pengakuan pelaku tujuan racun sianida itu dibubuhi hanya untuk diare.
"Pengakuan sementara untuk memberi pelajaran, tujuannya hanya untuk diare."
"Menurut teman tersangka obat hanya berdampak mules sama mencret saja. Tapi kan kita masih memastikan," kata Ngadi kepada Tribun Jogja, Senin (03/05/2021).
Beli Racun dari E-Commerce
Ngadi melanjutkan, racun sianida tersebut dibeli melalui e-commerce sekitar Maret lalu.
Awalnya, tersangka memesan sodium sianida, namun barang yang diterima adalah kalium sianida.
Setelah pesanan datang, tersangka kemudian mencampurkan racun ke bumbu sate ayam tersebut.
"Untuk berapa takarannya baru kami dalami, kalau menurut pengakuan hanya satu sendok."
"Bentuknya semacam bubuk kristal kemudian dihaluskan," terangnya.
Keluarga Korban Lega Pelaku Sudah Tertangkap
Tertangkapnya sosok perempuan pengirim sate beracun di Kabupaten Bantul yang menewaskan Naba Faiz Prasetya (10) membuat keluarga korban lega.
Kuasa Hukum Bandiman, Chandra Siagian mengungkapkan, kliennya bersyukur karena pelaku sudah tertangkap.
"Syukur Alhamdulillah, kami sudah konfirmasi, Pak Bandiman merasa lega. Karena istrinya selama ini was-was kalau pelakunya tidak tertangkap," katanya kepada Tribun Jogja, Senin (03/05/2021)."Beliau mengapresiasi Polres Bantul yang dapat melakukan pengungkapan dan penangkapan tersangka," tambahnya.
Chandra mengungkapkan, saat ini Bandiman masih belum bisa beraktivitas seperti biasa, dan masih berada di rumah lantaran trauma.
"Sampai saat ini masih di rumah, belum beraktivitas. Masih trauma karena anaknya meninggal dunia," ungkapnya.
(Tribunnewswiki.com/Putradi Pamungkas, Tribunnews.com/TribunJogja.com/Christi Mahatma Wardhani)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul KRONOLOGI Lengkap Penangkapan NA Pengirim Paket Sate Sianida, Bungkus Sate dan Jaket Jadi Petunjuk
SIMAK ARTIKEL KASUS PAKET SATU BERACUN DI SINI