TRIBUNNEWSWIKI.COM - Duka masih menyelimuti seluruh keluarga korban tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala-402.
Satu di antaranya ialah istri Serda Eta Misnari, Eka Umbriah Hasanah.
Eka mengungkapkan pesan terakhir dari sang suami yang gugur dalam bertugas tersebut.
Dilansir Tribunnews.com, Tim Layanan Dukungan Psikososial (LDP) Kementerian Sosial dari Balai Disabilitas Mahatmiya di Bali mengunjungi rumah Serda Eta Misnari di Kota Probolinggo, Senin (26/4/2021).
Kepala Seksi Layanan Rehabilitasi Sosial, Herlin Wahyuni Hidayat, menguatkan psikologis istri korban.
"Lihat anak ibu yang ada di depan itu dan juga si bungsu ini, mereka akan tenang jiwa dan batinnya kalau ibu memiliki keikhlasan, ketenangan dan kekuatan, karena sumber kekuatan mereka ada pada ibu," ujarnya pada Eka, seperti dikutip dari laman Kementerian Sosial, Senin.
Baca: Sosok Letkol Laut Heri Oktavian, Komandan KRI Nanggala-402 Lulusan Jerman dengan Karier Mentereng
Baca: KRI Nanggala-402 Diprediksi Berada pada Kedalaman 850 Meter, KSAL Sebut Ada Keretakan Cukup Besar
Ia pun membiarkan istri Serda Eta Misnari menangis untuk mengeluarkan beban yang dipendam.
Eka juga memperlihatkan percakapan terakhir di telepon genggam dengan sang suami.
Dalam pesan singkat tersebut, Serda Eta Misnari mengingatkan sang istri agar tidak lupa menunaikan salat.
"Lihat bu percakapan ini, suami saya bilang jangan sering lupakan salat dan dia merasa apa yang disampaikannya adalah wasiat mau meninggal."
"Saya tidak menyangka ini akan jadi percakapan terakhir kami," ungkapnya sembari menghapus air mata.
Serda Eta Misnari meninggalkan seorang istri dan tiga orang anak.
Saat ini, tengah disiapkan santunan bagi ahli waris dari Kementerian Sosial untuk keluarga korban.
Baca: Kumpulan Foto Kapal Selam KRI Nanggala 402 yang Terpecah Jadi 3 Bagian Saat Ditemukan
Baca: KSAL : KRI Nanggala-402 Berada di Kedalaman 850 Meter
Selain itu, juga bantuan pendidikan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Seperti diketahui, seluruh awak kapal selam KRI Nanggala-402 yang berjumlah 53 orang gugur di perairan Bali.
Hal tersebut disampaikan oleh Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dalam konferensi pers, Minggu (25/4/2021).
"53 Personel yang Onboard KRI Nanggala-402 telah gugur," paparnya.
Ia menyampaikan telah diperoleh citra yang telah dikonfirmasi sebagai bagian KRI Nanggala 402 meliputi kemudi vertikal belakang, jangkar, bagian luar badan tekan, kemudi selam timbul, bagian kapal yang lain termasuk baju keselamatan awak kapal NK-11.
Ia juga menambahkan berdasarkan seluruh bukti-bukti otentik tersebut dapat dipastikan bahwa KRI Nanggala-402 telah tenggelam dan seluruh awaknya telah gugur.
"Semoga kami dapat meneruskan perjuangan paripurna saudara-saudara sebagai prajurit tentara terbaik indonesia," sambungnya.
Pemerintah Indonesia juga akan terus berkoordinasi dengan Ismerlo (International Submarine Escape and Rescue Liaison Office) untuk mengupayakan langkah selanjutnya.
Ismerlo diketahui merupakan organisasi koordinasi internasional untuk operasi penyelamatan kapal selam.
"Hal ini diperlukan karena untuk mengevakuasi KRI Nanggala 402 tentunya diperlukan kerja sama internasional," kata Hadi.
Adapun sebelumnya, Hadi menyebut bahwa kapal selam KRI Nanggala 402 yang hilang di perairan utara Bali telah tenggelam.
Menurut dia, isyarat subsunk (tenggelam) untuk KRI Nanggala-402 dinyatakan setelah melakukan pencarian selama 72 jam.
"Pagi dini hari tadi merupakan batas akhir live support berupa ketersediaan oksigen di KRI Nanggala selama 72 jam," ujar Hadi dalam konferensi pers, Sabtu (24/4/2021).
Hadi mengatakan tim pencari sejauh ini sudah menemukan serpihan serta tumpahan minyak KRI Nanggala sebagai barang bukti.
Baca lengkap soal KRI Nanggala-402 di sini
(TribunnewsWiki.com/Puan)