Hendak Wawancara Wali Kota Medan Bobby Nasution, Wartawan Malah Diusir Polisi hingga Paspampres

Sejumlah wartawan yang hendak melakukan peliputan dan wawancara Walikota Medan Muhammad Bobby Afif Nasution diusir paksa Satpol PP hingga Polisi.


zoom-inlihat foto
bobby-nasution-bersama-ketua-pdip-sumut.jpg
TRIBUN MEDAN/DANIL SIREGAR
Menantu Presiden Joko Widodo, Bobby Nasution (tengah) bersama Ketua PDIP Sumut, Japorman Saragih (kiri) dan Sekretaris PDIP Sumut, Soetarto memberikan keterangan kepada awak media di kantor Kantor DPD PDI Perjuangan Sumut, Medan, Kamis (12/3/2020). Kedatangan Bobby tersebut untuk mendaftar menjadi kader Partai Demokrasi Indonesia Indonesia Perjuangan (PDIP) sebagai syarat untuk maju sebagai bakal calon Wali Kota Medan pada Pilkada tahun 2020.


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Sejumlah wartawan yang hendak melakukan peliputan dan wawancara Walikota Medan Muhammad Bobby Afif Nasution diusir paksa petugas Satpol PP, Polisi hingga Paspampres.

Hal tersebut terjadi pada Rabu, (14/4/2021) sore, di Kantor Pemerintah Kota Medan.

Awak media sebenarnya hanya ingin mewawancarai Bobby terkait masalah tata usaha di satu sekolah negeri yang mengaku belum mendapatkan tunjangan penghasilan.

Tahu jika sang Walikota Medan berada di kantornya, awak media pun lantas menunggu di depan pintu masuk Pemko Medan.

Kemudian datang sejumlah Satpol PP yang berpakaian lengkap.

Mereka pun menanyakan keperluan apa awak media menunggu Bobby Nasution.

Para awak media pun menjelaskna kepada mereka bahwa ingin wawancara.

Seorang polisi dan pria berpakaian safari usir wartawan saat hendak wawancara di Balai Kota Medan, Rabu (14/4/2021). Keduanya tidak mengizinkan siapapun berada di areal Balai Kota.(HO)
Seorang polisi dan pria berpakaian safari usir wartawan saat hendak wawancara di Balai Kota Medan, Rabu (14/4/2021). Keduanya tidak mengizinkan siapapun berada di areal Balai Kota.(HO) (TRIBUN MEDAN/HO)

Baca: Tak hanya Gibran, Bobby Nasution Juga Dapat Pengawalan Paspampres Karena Hal Ini

Waktu wawancara pun hanya beberapa menit saja.

Sebab, setiap berita yang akan naik di media, tentu harus dilengkapi dengan konfirmasi.

"Di luar aja. Jangan di sini," kata Satpol PP bertubuh tegap, Rabu (14/4/2021) sore, seperti dikutip dari Tribun Medan.

Lantaran diusir, awak media menjelaskan bahwa kedatangan cuma untuk sekadar wawancara saja.

"Kami disuruh Paspampres. Gak etis di sini. Di luar aja," kata Satpol PP itu.

Namun awak media menjelaskan, bahwa menghalang-halangi tugas pers ada hukum pidananya.

Sebab, jurnalis bekerja dilindungi undang-undang.

Mendengar penjelasan itu, Satpol PP tadi pergi.

Tak lama berselang, datang petugas kepolisian.

Polisi yang memegang handy talky itu juga mengusir awak media.

Alasannya tidak ada seorang pun yang boleh menunggu Wali Kota Medan di depan pintu masuk.

Karena tak ingin ribut, awak media kembali menjelaskan bahwa kehadiran di Balai Kota cuma sekadar ingin wawancara.

"Kan udah dibilang Satpol PP tadi," kata polisi tersebut.

Tak lama berselang, datang pria berkemeja safari yang katanya petugas Paspampres.
Lelaki itu juga mengusir awak media.

Dia juga memaksa awak media mematikan handphone.

Tidak boleh satu pun orang yang merekam-rekam di areal Balai Kota.

"Dimatiin dulu lah (handphonenya), dimatiin. Biar sama-sama enak. Saya pun orang intelijen," sergah laki-laki berbaju safari tersebut.

Lantaran tak ingin memperpanjang keributan, awak media kemudian meninggalkan lokasi.

Terkait masalah gaji, bukan cuma pegawai TU di sekolah negeri saja yang kabarnya belum dapat.

Honorer di BPPRD Kota Medan juga dikabarkan sudah tiga bulan tidak gajian.

Sejumlah honorer sempat mengeluhkan masalah ini.

Namun belum ada jawaban dari dari Wali Kota Medan Bobby Nasution

Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Medan Angkat Bicara

Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Medan angkat bicara terkait larangan wartawan yang hendak melakukan tugas peliputan di kantor Pemko Medan.

Pasalnya, petugas yang melakukan penjagaan di Kantor Pemerintah Kota Medan, kian meresahkan khususnya bagi kalangan jurnalis yang melakukan peliputan.

Sejumlah wartawan yang hendak melakukan peliputan dan wawancara diusir paksa petugas Satpol PP, Polisi hingga Paspampres pada Rabu (14/4/2021) kemarin sore.

Ketua AJI Medan Liston Damanik mengatakan, semakin banyak jurnalis yang mengungkapkan pengalaman buruk saat meliput Wali Kota Medan Bobby Nasution.

"Bobby Nasution dan pengawalnya harus ingat bahwa jurnalis dalam bekerja dilindungi Undang-Undang Pers. Jurnalis bekerja untuk publik, dan sebagai pejabat publik, Bobby harus menjelaskan apa saja kerja yang telah diperbuatnya sebagai wali kota Medan," ujarnya, Kamis (15/4/2021).

Lanjut Liston, dengan banyaknya keluhan dari jurnalis terhadap wali kota dan pengawalnya, publik jadi bertanya apakah Bobby Nasution serius dengan jargon kampanyenya tentang sinergi membangun Kota Medan.

"Jurnalis dan Wali Kota Bobby Nasution bisa berdiskusi tentang bagaimana pola komunikasi terbaik. Jurnalis dan Wali Kota harus paham tentang profesi masing-masing. Ini penting untuk kebaikan publik yang berhak mendapatkan informasi terkait kinerja Pemko Medan," sebutnya.

(TribunnewsWiki.com/RAK, tribun-medan.com/Rechtin Hani Ritonga/Muhammad Fadli Taradifa)

Baca lengkap soal Wali Kota Medan Bobby Nasution di sini

Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul "Terlalu Over Protektif, Satpol PP, Polisi Hingga Paspampres di Balai Kota Medan Usir Wartawan" dan "Pengawal Bobby Nasution Usir Wartawan Saat Peliputan, Ketua AJI: Jurnalis Bekerja Dilindungi UU"





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved