TRIBUNNEWSWIKI.COM - Pradesain Istana Negara yang akan dibangun di ibu kota negara yang baru di Kalimantan diunggah oleh Presiden Joko Widodo di Twitter.
Jokowi mengatakan pembangunan dilakukan di bawah nama arsitek Nyoman Nuarta.
Ia membagikan pradesain Istana Negara melalui sebuah video pada Jumat, (2/4/42021).
"Salah satu usulan pradesain bangunan ikonik di ibu kota negara yang baru adalah Istana Negara karya Nyoman Nuarta," kata Jokowi, dikutip dari Kompas.com.
Dalam video itu terlihat bangunan Istana Negara yang dikelilingi oleh berbagai pepohonan hijau yang membuat lingkungan ibu kota baru terasa segar.
Lingkungan Istana Negara baru juga dikelilingi sungai dan tempat terbuka hijau yang luas.
Bangunan-bangunan yang mengelilingi Istana Negara di Ibu kota baru juga terlihat modern dengan adanya transportasi yang terintegrasi.
Tak lupa, Jokowi juga meminta masukan dari masyarakat soal masalah pradesain yang dibuat oleh Nyoman.
"Saya mengharapkan masukan dari Anda semua tentang pradesain."
Jokowi berharap pembangunan Istana Negara di Kalimantan itu bisa mencerminkan kemajuan bangsa.
"Saya mengharapkan Istana Negara ini jadi kebanggaan bangsa, sekaligus mencerminkan kemajuan bangsa,"
"Dengan masukan-masukan itu nantinya, saya akan mengundang kembali para arsitek dan para ahli lainnya untuk melakukan pengkayaan pradesain menjadi basic desain Istana Negara," ucap Jokowi.
Rencana pembangunan ibu kota negara baru di Kalimantan Timur terus berjalan.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa, menyampaikan groundbreaking pembangunan ibu kota baru bakal dilakukan secepatnya.
Baca: Disebut Tak Cerminkan Kemajuan Peradaban, Desain Istana Ibu Kota Baru Kena Kritik 5 Asosiasi Arsitek
Baca: Sosok Friedrich Silaban, Seorang Nasrani yang Menang Kompetisi sebagai Arsitek untuk Masjid Istiqlal
Pembangunan ibu kota baru akan ditandai dengan peletakan batu pertama untuk Istana Kepresidenan yang baru.
"Pokoknya nanti kalau sudah semuanya terpastikan, saya kira baru kita bicara soal kapannya itu, tetapi insya Allah kita berharap tahun ini kita bisa meletakkan batu pertama, kita lakukan groundbreaking di ibu kota negara," kata Suharso dalam tayangan Kompas TV, Kamis (18/3/2021).
"Dan itu ditandai dengan peletakan batu pertama untuk Istana Presiden sebagai titik nol dari ibu kota negara yang baru itu," ucap dia.
Suharso mengatakan masterplan ibu kota negara baru sudah selesai.
Artinya, rencana titik-titik pembangunan sudah dirampungkan.
Perencanaan pembiayaan pun telah disusun.
Delineasi lahan, pembangunan jalan-jalan utama dan infrastruktur untuk memasuki ibu kota negara yang baru kini tengah dikerjakan.
Saat ini, pemerintah masih menunggu penyusunan undang-undang tentang ibu kota negara baru yang masih berproses di DPR serta menanti pembentukan badan otoritas pembangunan ibu kota baru.
Namun di sisi lain, Dosen Institut Teknologi Bandung (ITB) yang juga berpraktik pada perusahaan arsitektur Urbane Indonesia, Achmad Tardiyana, menyentil, "Ya mau dibedakin gimana juga tetap jelek..."
Dia bahkan menyarankan Jokowi untuk mengganti "arsitek".
"Udah gak ketolong nih... lalu sayembarakan," kata Achmad.
Suara senada diutarakan arsitek dan desainer urban Reza Nurtjahja yang kerap memenangi sejumlah kompetisi arsitektur.
Baca: Inspirasi Desain Rumah Stylish dan Unik dengan Mengekspos Bata hingga Guratan Kayu
Baca: Pamungkas Minta Maaf Terkait Desain Cover Album Solipism 2.0 yang Mengambil Karya Ilustrator Prancis
Menurut Reza, yang harus menjadi concern Jokowi adalah bukan "memperkaya pra-desain", melainkan merombak kerangka acuan kerja (KAK) atau Term of References (TOR)-nya saat dilakukan sayembara terbatas.
"Sayembara umum saja, TOR-nya disiapkan dengan baik dan jadwal yang tepat. Jika hal ini diabaikan, kritik masyarakat akan semakin melebar. Mulai dari filosofi sebuah istana negara, dan lain-lain," tutur Reza.
Seharusnya, imbuh dia, penyelenggara desain, dalam hal ini Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencananan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memiliki kemampuan untuk menyiapkan segala sesuatunya.
"Mereka harus memperhatikan proses desain, regulasinya (UU Arsitek), simbolisme, monumentalisme, fasisme atau bukan, dan lain-lain, seperti rujak, pedas, tapi enak," kata Reza.
Baca artikel lain mengenai pradesain Istana Negara di sini.
(TribunnewsWiki.com/Restu, Kompas.com/Irfan Kamil)