TRIBUNNEWSWIKI.COM - Seorang tukang sampah menemukan sesosok mayat dalam keadaan telanjang di semak-semak Selasa (23/3/2021) sore.
Sosok mayat tersebut adalah Ay alias Setia N (21), warga asal Wagir Kabupaten Malang.
Hal ini dibenarkan oleh Kapolsek Pakisaji, AKP Edi Purnama.
"Sekitar pukul 15.15 sore ada seorang tukang sampah menemukan korban," kata Edi, seperti dikutip dari Surya Malang.
"Posisi korban memang telanjang. Ada luka tusuk. Jejaknya sepertinya dianiaya," imbuh Edi,
Namun Edi belum bisa menerangkan secara gamblang soal kondisi luka yang dialami korban.
"Hanya visum luar ada luka di bagian perut yang mengarah ke lambung kanan," terang Edi.
Penemuan mayat ini ada di semak-semak pinggir jalan Raya Pepen Pakisaji, Kabupaten Malang.
Diketahui keluarga korban sudah datang ke Kapolsek Pakisaji untuk memastikan apakah mayat tersebut adalah anggota keluarganya.
"Ini tadi kakaknya datang ke kantor untuk memastikan. Cuma kami tidak tahu kalau ada video yang sudah viral," kata dia.
Dugaan kuat mayat perempuan ini merupakan korban pembunuhan.
Baca: Pemandu Lagu Ditipu Rp 25 Juta oleh Pria Lulusan SD, Tergiur Iming-iming Dibelikan Honda Brio
Baca: Istri Hamil Anak Kelima, Supir Truk Selingkuh dengan Pemandu Lagu Karaoke, Berujung Laporan Polisi
Polisi masih melakukan pendalaman, apakah Ayu dibunuh, diracuni atau disebabkan karena hal lain.
"Intinya ini masih dugaan. Dan kami masih melakukan pendalaman. Karena untuk memastikan kami juga menunggu hasil visum dari rumah sakit," imbuh dia.
Sementara itu, Eko Hermansyah (30) , selaku pihak keluarga mengaku kaget mendengar adik ponakannya tewas mengenaskan pada Selasa (23/3/2021).
"Saya gak tahu awalnya, saya lihat di Facebook. Ada peristiwa pembunuhan atas nama Ayu. Di situ saya kaget," ucap Eko
Eko mengaku dirinya tidak tinggal serumah dan jarang berkomunikasi dengan korban termasuk bertemu satu sama lain.
Ini lantaran korban ngekos di daerah Pakisaji dan belum menikah.
"Jarang pulang. Kan dia ngekos,"
"Dia belum menikah usianya masih 21 tahun-an," imbuh Eko.
Eko juga enggan buka suara soal profesi sehari-hari korban.