TRIBUNNEWSWIKI.COM - Mantan kader Partai Demokrat, Jhoni Allen menuding Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sudah terlebih dahulu melakukan kudeta terhadap Anas Urbaningrum.
Pernyataan Jhoni tersebut kemudian dibantah mentah-mentah oleh Politikus Partai Demokrat, Andi Arief.
Jhoni Allen terus melakukan serangan terhadap SBY setelah adanya isu kudeta terhadap Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dari kursi ketua umum.
Desakan itu membuat sejumlah kader dipecat yang berujung pada serangan, termasuk terhadap sepak terjang SBY yang dinilai tidak pernah membesarkan partai pemenang pemilu 2009 itu.
Tak sampai disitu, konflik internal Partai Demokrat kini kian memanas.
Sosok SBY lantas dituding sebagai ‘dalang’ di balik kudeta terhadap Partai Demokrat di masa kepemimpinan Anas Urbaningrum.
"Saudara-saudaraku kader Partai Demokrat di seluruh Tanah Air. Siapakah orang yang pernah mengkudeta Partai Demokrat? Mari kita buka fakta sejarah,"
"Pada saat Anas Urbaningrum terpilih sebagai ketua umum Partai Demokrat secara demokratis pada kongres kedua di Bandung tahun 2010, dalam perjalanannya Anas Urbaningrum tersandung masalah hukum namun belum status tersangka," kata Jhoni Allen dalam video yang beredar.
Baca: Jhoni Allen Tuding SBY Rekayasa Kongres Partai Demokrat Agar AHY Bisa Jadi Ketum
Baca: Dipecat, Jhoni Allen Tegaskan SBY Bukan Pendiri Demokrat, Cuma Sumbang Rp 100 Juta saat Pemilu 2004
Jhoni Allen lantas menuturkan tudingannya terhadap SBY.
"SBY selaku ketua dewan pembina Partai Demokrat dan juga presiden Republik Indonesia mengambil kekuasaan ketua umum Anas Urbaningrum dengan cara membentuk presidium di mana ketuanya SBY, wakil ketua Anas Urbaningrum yang tidak memiliki fungsi lagi dalam menjalankan roda Partai Demokrat sebagai ketua umum. Inilah kudeta yang pernah terjadi di Partai Demokrat," papar Jhoni Allen.
Selain Jhoni, Marzuki Alie juga melakukan serangan yang sama.
Adanya serangan Marzuki Alie dan Jhoni Allen ini membuat Ketua Bappilu Partai Demokrat Andi Arief bereaksi.
Melalui laman resmi Twitternya pada Selasa (2/3), Andi menyebut, keduanya berbicara tak sesuai fakta sejarah.
“Sering diputar balik. Belajar dari itu semua, betapa pentingnya mendokumentasikan aktifitas sebagai data baik tertulis dan visual,” ucap Andi Arief melalui akun Twitter @Andiarief_ .
Bahkan, Andi Arief mengunggah dialog yang menjelaskan asal usul nama, logo dan pendirian Partai Demokrat.
Dalam video itu dikatakan sosok SBY sebagai orang yang mengusulkan nama dan logo Partai Demokrat.
Partai Demokrat disebut didirikan sebagai kendaraan bagi SBY dalam pencalonan Presiden 2004 setelah kalah dari Hamzah Haz untuk menjadi wakil presiden mendampingi Megawati Seokarno Putri.
“Mohon maaf jika Pak @marzukialie_MA dan Jhoni Allen misalnya bicara di luar fakta, sangat mudah untuk membongkarnya. Sejarah itu penting,” jelas Andi Arief.
Bantahan Demokrat
Sejalan dengan Andi Arief, Partai Demokrat membantah keras pernyataan mantan kadernya Jhoni Allen Marbun yang menyebut Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pernah mengkudeta kepemimpinan Anas Urbaningrum pada 2013.
Justru sebaliknya, Demokrat melindungi hak Anas Urbaningrum kala itu.
Hal itu disampaikan Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra kepada wartawan, Senin (1/3/2021).
"Sejarah Partai Demokrat justru melindungi Anas. Permintaan DPD dan DPC agar Anas di-KLB-kan justru haknya dilindungi oleh majelis tinggi waktu itu, meskipun elektabilitas Partai Demokrat terus turun karena kasus Anas," kata Herzaky.
Sebelum Anas ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi, Majelis Tinggi Partai (MTP) Demokrat berusaha menyelamatkan hak Anas sebagai ketua umum.
Namun akhirnya, status tersangka dari Anas yang membuatnya sulit diselamatkan.
"Sampai akhirnya Anas sulit diselamatkan karena posisi tersangka. Itu ada dalam AD/ART," ucap Herzaky.
Herzaky kembali menegaskan bahwa adanya dorongan untuk Kongres Luar Biasa (KLB) bukan merupakan hal yang legal.
Baca: Kisruh Kudeta Demokrat, Jhoni Allen Bongkar Perangai SBY: Tidak Berkeringat Sama Sekali
Baca: Partai Demokrat Panas, 2 Ketua DPC Dipecat karena Dukung KLB, Eks Wasekjen Pertanyakan Maksud SBY
Sebab, KLB harus mendapat persetujuan dari Majelis Tinggi Partai Demokrat harus.
Ditambah, KLB memerlukan dorongan dari 2/3 dari 34 DPD dan setengah dari 514 DPC.
"Kalau ada KLB, pasti yang hadir bukan pemilik suara sah. Alias KLB Bodong ini namanya," ucapnya.
Lebih lanjut, Herzaky meminta Jhoni Allen untuk tidak mengeluarkan pernyataan yang tidak benar tentang Partai Demokrat.
"Jadi, untuk mantan kader kami yang baru saja dipecat sebagai kader, jangan umbar pepesan kosong. Sebaiknya waktu yang ada dipakai buat membantu rakyat yang sedang kesulitan akibat pandemi dan bencana. Jangan buat kisruh dan rusak demokrasi kita," pungkasnya.
(TribunnewsWiki.com/Restu, TribunJakarta.com/Kurniawati Hasjanah)
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Jhoni Allen Tuduh SBY Kudeta Anas Urbaningrum, Andi Arief Beberkan Bukti Telak: Sejarah itu Penting