CIA Yakin Putra Mahkota Arab Saudi Dalangi Pembunuhan, Joe Biden Sebut Anak Raja Salman Memalukan

Joe Biden tak akan menutupi kasus tersebut, meski hubungan Amerika dan Arab Saudi dipertaruhkan


zoom-inlihat foto
biden-joe-001.jpg
Mark Makela / Getty Images / AFP
ILUSTRASI Joe Biden tak akan menutupi kasus pembunuhan oleh Mohammed bin Salman (MBS), meski hubungan Amerika dan Arab Saudi dipertaruhkan ---- KETERANGAN FOTO: Presiden terpilih Joe Biden menyampaikan pidato Thanksgiving di Queen Theatre pada 25 November 2020 di Wilmington, Delaware. Saat Biden menunggu persetujuan untuk briefing resmi keamanan nasional, nama-nama anggota tim keamanan nasionalnya diumumkan kemarin ke publik. Seruan terus berlanjut agar Presiden Trump mengakui pemilihan dan membiarkan transisi berlanjut tanpa penundaan lebih lanjut.


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Presiden AS Joe Biden tak akan lagi menutupi kasus pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi, yang diduga kuat dilakukan oleh Putra Mahkota Arab, Mohammed bin Salman (MBS).

Joe mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Univision News bahwa dia telah memberi tahu Raja Salman tentang berubahnya aturan dan kebijakan pada minggu ini.

"Kami akan mengumumkan perubahan signifikan hari ini dan pada hari Senin," kata Joe Biden, dikutip Bloomberg.

Perubahan itu menjadi upaya Joe Biden untuk memperbarui hubungan AS dengan Arab Saudi.

Termasuk membuka fakta yang sebelumnya ditutupi Donald Trump.

Pemerintahan Biden pada hari Jumat merilis laporan baru, yang mengungkapkan komite intelijen AS percaya putra mahkota bertanggung jawab atas pembunuhan Khashoggi pada Oktober 2018 di dalam konsulat Saudi di Istanbul.

Sebelumnya laporan tersebut ditahan oleh Donald Trump.

Baca: Tak Lagi Dilindungi Donald Trump, Putra Mahkota Arab Ketar-ketir Ketahuan Bunuh Jurnalis Khashoggi

FOTO: Foto diambil pada 28 Juni 2019, Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman menghadiri pertemuan pada KTT G20 di Osaka.
FOTO: Foto diambil pada 28 Juni 2019, Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman menghadiri pertemuan pada KTT G20 di Osaka. (Brendan Smialowski / AFP)

“Kami menilai bahwa Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman menyetujui operasi di Istanbul, Turki, untuk menangkap atau membunuh jurnalis Saudi Jamal Khashoggi,” laporan itu menyimpulkan.

Sementara Joe Biden menyebut tindakan MBS sangat memalukan.

“Kami langsung, begitu saya masuk, mengajukan laporan, membacanya, mendapatkannya, dan merilisnya hari ini,” kata Biden.

"Dan sungguh memalukan apa yang terjadi."

MBS Setujui operasi pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi

Penguasa de facto Arab Saudi menyetujui operasi untuk menangkap atau membunuh jurnalis Jamal Khashoggi pada 2018, menurut laporan intelijen AS yang dirilis pada Jumat, 26 Februari.

Dilansir Kontan, Amerika Serikat memberikan sanksi kepada beberapa dari mereka yang terlibat dalam pembunuhan Jamal Khashoggi, tetapi menyelamatkan Putra Mahkota dalam upaya untuk menjaga hubungan dengan Kerajaan Arab Saudi.

Baca: 5 Pembunuh Jamal Khashoggi Jurnalis Senior Arab Saudi Batal Dihukum Mati

Unjuk rasa menuntut pengungkapan kasus pembunuhan Jamal Khashoggi di Turki, beberapa waktu lalu
Unjuk rasa menuntut pengungkapan kasus pembunuhan Jamal Khashoggi di Turki, beberapa waktu lalu (Washington Post)

Khashoggi, warga negaara AS yang menulis kolom opini untuk Washington Post dan mengkritik kebijakan Putra Mahkota Mohammed bin Salman, dibunuh dan dimutilasi oleh tim operasi yang terkait dengan Pangeran di Konsulat Arab Saudi di Istanbul.

Pemerintah Arab Saudi, yang menyangkal keterlibatan apa pun oleh Putra Mahkota, mengeluarkan pernyataan yang menolak temuan intelijen AS dan mengulangi pernyataan sebelumnya bahwa pembunuhan Khashoggi adalah kejahatan keji oleh kelompok penipu.

Presiden AS Joe Biden tampaknya berusaha menjelaskan, bahwa pembunuhan lawan politik tidak bisa diterima oleh Amerika Serikat sambil mempertahankan hubungan dengan Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi.

Kendali Putra Mahkota

Di antara langkah-langkah hukuman yang AS ambil pada Jumat, misalnya, memberlakukan larangan visa pada beberapa warga negara Arab Saudi yang diyakini terlibat dalam pembunuhan Khashoggi.

Kemudian, memberikan sanksi pada warga negara Arab Saudi lainnya, termasuk mantan wakil kepala intelijen, berupa pembekuan asetnya di AS dan melarang orang Amerika untuk bertransaksi dengan mereka.

Baca: Inilah 20 Warga Negara yang Diblokir Tak Bisa Masuk Arab Saudi, Ternyata Ada Indonesia

Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman.
Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman. (answers africa)

AS juga sedang mempertimbangkan untuk membatalkan penjualan senjata ke Arab Saudi yang menimbulkan masalah hak asasi manusia dan membatasi penjualan di masa depan untuk senjata "defensif".

"Kami menilai, Putra Mahkota Arab Saudi Muhammad bin Salman menyetujui operasi di Istanbul, Turki, untuk menangkap atau membunuh jurnalis Jamal Khashoggi," kata Kantor Direktur Intelijen Nasional AS dalam laporannya, seperti dikutip Reuters.

Badan intelijen AS mendasarkan penilaiannya pada kendali Putra Mahkota atas pengambilan keputusan, keterlibatan langsung salah satu penasihat utamanya, dan detail perlindungannya sendiri.

Serta, "Dukungannya untuk menggunakan tindakan kekerasan guna membungkam para pembangkang di luar negeri, termasuk Khashoggi," Kantor Direktur Intelijen Nasional AS dalam laporannya.

"Sejak 2017, Putra Mahkota memiliki kendali mutlak atas organisasi keamanan dan intelijen Kerajaan, sehingga sangat tidak mungkin pejabat Saudi akan melakukan operasi seperti ini tanpa izin (dia)," sebut mereka.

Dalam mendeklasifikasi laporan tersebut, Biden membalikkan penolakan pendahulunya Donald Trump untuk merilisnya yang bertentangan dengan undang-undang tahun 2019, yang mencerminkan kesediaan AS untuk menantang Arab Saudi terkait masalah hak asasi manusia hingga Yaman.

Baca: Pemerintah Arab Saudi Umumkan Syarat dan Aturan Terbaru bagi Jemaah Umrah Indonesia, Simak!

Namun, Biden mengambil langkah tipis untuk mempertahankan hubungan dengan Arab Saudi, saat ia berusaha menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015 dengan Iran dan untuk mengatasi tantangan lain termasuk memerangi ekstremisme Islam serta memajukan hubungan Arab-Israel.

Dalam mengumumkan keputusan untuk melarang masuknya 76 warga negara Arab Saudi di bawah kebijakan baru yang disebut "Larangan Khashoggi," Departemen Luar Negeri AS menyatakan, tidak akan mentolerir mereka yang mengancam atau menyerang aktivis, pembangkang, dan jurnalis atas nama pemerintah asing.

Departemen Keuangan AS menjatuhkan sanksi kepada Ahmed Hassan Mohammed al-Asiri, mantan Wakil Kepala Kepresidenan Intelijen Umum Arab Saudi, dan Pasukan Intervensi Cepat (RIF) Arab Saudi sehubungan dengan pembunuhan Khashoggi.

Departemen Keuangan AS menuduh Asiri sebagai biang keladi operasi Khashoggi dan mengatakan, beberapa anggota regu pembunuh yang dikirim untuk mencegat jurnalis itu adalah bagian dari RIF, bagian dari Pengawal Kerajaan Arab Saudi yang hanya bertanggung jawab kepada Putra Mahkota.

Laporan intelijen AS menilai, anggota pasukan tidak akan berpartisipasi dalam operasi tersebut tanpa persetujuan dari Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi.

(TribunnewsWiki.com/Nur, Kontan)

Sebagian artikel ini telah tayang di Kontan dengan judul AS: Putra Mahkota Arab Saudi Menyetujui Pperasi Pembunuhan Jurnalis Jamal Khashoggi





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved