lihat foto
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Media sosial dihebohkan dengan postingan akun Twitter @SwetaKartika soal Wedding Organizer bernama Aisha Weddings.
WO tersebut dinilai meresahkan karena mempromosikan pernikahan dengan kedok agama.
Dengan dasar agama, WO tersebut mendukung pernikahan anak di bawah umur.
Ia menuliskan jika pihak Aisha Weddings mendukung anak perempuan usia 12 tahun untuk menikah.
"Ada Mak Comblang digital yang meng-encourage pernikahan anak-anak yeuh. Dis is 'n outrage, Edan...," tulis @SwetaKartika.
Akun tersebut kemudian menyertakan beberapa foto pamflet dan spanduk Aisha Weddings.
Dalam kampanye yang disebarluaskan, WO tersebut mengatakan jika wanita harus menikah di usia 12 hingga 21 tahun.
Tulisan itu juga mengatakan jika tugas wanita hanya melayani suaminya.
"Semua wanita muslim ingin bertaqwa dan taat kepada Allah SWT dan suaminya. Untuk berkenan di mata Allah dan suami, Anda harus menikah pada usia 12-21 tahun dan tidak lebih," tulis iklan tersebut.
Dalam website Wo tersebut, tertulis juga mereka menyediakan paket pernikahan tanpa stress.
Pihaknya mendukung adanya penikahan siri, poligami, dan nikah muda.
"Aisha Weddings percaya akan pentingnya Nikah Siri untuk pasangan yang ingin datang bersama untuk memulai keluarga dengan berkah Allah SWT,"
"Di atas segalanya, kami dengan ketat mengikuti dan mematuhi ajaran Al Quran sebagai kata suci Allah SWT,"
Akun Sweta Kartika tersebut kemudian menyertakan gambar lain yang mengatakan jika WO tersebut memang ada.
Baca: Viral Pasangan Unik, Pilih Foto Prewedding di Dalam Minimarket Menggunakan Kebaya
Baca: Pasangan Terancam Gagal Menikah Karena Jadi Korban Penipuan Wedding Organizer, Sudah DP Rp 30 Juta
"Kiarin oknum iseng, TERNYATA BUKAN CuY! Aisha Weddings ternyata beneran," tulisnya pada Selasa (9/2/2021).
Bahkan ada satu plamflet milik Aisha Weddings yang menuliskan manfaat poligami bagi pasangan suami istri.
Akun @SwetaKartika pun menuliskan jika WO tersebut bisa dituntut hukum atas pembohongan publik.
Ia juga berkomentar jika pihak WO bisa dituntut soal hak cipta foto yang dipakainya.
"Kalau ini beneran, berarti ini parah. Kalau ini hoax, pelakunya tetep bisa dituntu atas pembohongan publik, menciptakan kegaduhan, penistaan agama (karena mengutip potongan ayat2 suci untuk mendukung opini),"
"Dan (bisa jadi) pelanggaran privasi atas foto2 yang terpajang di web,"
