TRIBUNNEWSWIKi.COM - Permadi Arya alias Abu Janda tengah menjadi perbincangan publik setelah dirinya dilaporkan ke polisi karena unggahan rasisme.
Abu Janda kemudian dilaporkan oleh Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) terkiat cuitannya yang dinilai merendahkan Islam.
Pasalnya ia pernah menuliskan, "Islam Agama Arogan" di Twitter pribadinya, @permadiaktivis1.
“Islam memang agama pendatang dari Arab, agama asli Indonesia itu sunda wiwitan, kaharingan dll. dan memang arogan, mengharamkan tradisi asli, ritual orang dibubarkan, pake kebaya murtad, wayang kulit diharamkan. kalo tidak mau disebut arogan, jangan injak2 kearifan lokal,” tulis Abu Janda pada 25 Januari 2021 lalu.
Tak hanya itu, pada Selasa (2/2/2021), video pengakuan dirinya yang bekerja sebagai influencer Jokowi viral.
Dalam video tersebut, dirinya menyebut menjadi buzzer untuk Jokowi dalam Pilpres 2019 lalu.
Bahkan Abu Janda mengaku bayaran untuk dirinya tak main-main.
Namun siapa sebenarnya Abu Janda?
Baca: Video Pengakuannya Sebagai Buzzer Viral, Abu Janda Akui Dibayar Mahal untuk Jadi Influencer Jokowi
Baca: Ikatan Aktivis 98 Siapkan 1.000 Pengacara untuk Abu Janda, Ketua: Tak Ada Konten Permadi yang Rasis
Abu Janda alias Permadi Arya dikenal masyarakat sebagai penggiat media sosial.
Ia merupakan buzzer atau influncer pemerintah yang aktif melontarkan kritik dan komentar di media sosial.
Pemilik nama lengkap Heddy Setya Permadi itu merupakan warga asal Cianjur, Jawa Barat.
Ia lahir pada 14 Desember 1973.
Permadi Arya mengubah namanya menjadi Abu Janda dan bergabung menjadi buzzer pada 2015.
Llau pada 2018, ia bergabung menjadi buzzer, sekaligus tim sukses Jokowi untuk Pilpres 2019.
Sebelum menjadi buzzer, Abu Janda bekerja sebagai karyawan di berbagai perusahaan.
Ia menjadi karyawan di perusahaan sekuritas, bank swasta hingga tambang batu bara (1999-2015).
Permadi Arya merupakan lulusan pendidikan Diploma Ilmu Komputer Informatic It School Singapura (April 1997) dan menjadi Sarjana Business & Finance University of Wolverhampton Inggris (1999).
Lahirnya nama Abu Janda
Permadi Arya menamai dirinya Abu Janda setelah ia membuat video parodi dari Abu Jandal Al Yemeni Al Indonesia.
Pada tahun 2015 lalu, viral video Salim Mubarak At-Tamimi yang akan bergabung dengan ISIS di Suriah.
Salim Mubarak At-Tamimi kemudian mengganti namanya menjadi Abu Jandal Al Yemeni Al Indonesia dan melakukan kecaman terhadap TNI dan Polri.
Permadi Arya lalu muncul dengan nama Abu Janda Al Boluwudi untuk menyerang Salim.
Baca: TERUNGKAP Buzzer untuk Istana, Seword Ungkap Nama di Tim : Denny Siregar, Abu Janda dan Eko Kuntadhi
Baca: Penuhi Panggilan Polisi, Abu Janda Datangi Bareskrim Polri Tanpa Lewat Pintu Utama
Ia pun aktif menjadi buzzer setelah video serangannya untuk Abu Jandal viral.
Dirinya mengatakan akan fokus menjadi influencer pemerintah yang membuat konten melawan isu dan narasi radikal.
Kontroversi
Sebelum dilaporkan atas kasus rasisme, Abu Janda juga pernah tersandung kasus yang sama sebelumnya.
Ia terkenal menciptakan kontroversi karena unggahan atau ucapannya di media sosial.
Pada 2019 lalu, Permadi Arya dilaporkan oleh Soni Eranata atau Maheer Athualibi soal kasus penistaan agama.
Pasalnya saat itu, Abu Jandamenyebutkan bahwa “teroris punya agama dan agamanya adalah Islam.”
Pada 10 Desember 2019, Ikatan Advokat Muslim Indonesia (IKAMI) melapor kepolisian dengan nomor STTL/572/XII/2019/BARESKRIM.
Maheer Athualibi mengatakan ia telah difitnah.
Setelah itu, ia dilaporkan oleh Muhammad Alatas dari Majelis Al Munawir ke Polda Metro Jaya pada 14 November 2018.
Abu Janda dianggap menghina bendera Tauhid karena menyatakan bendera tersebut bukanlah panji Rasulullah, tapi bendera teroris.
Abu Janda dianggap melanggar Pasal 28 ayat (2) juncto Pasal 45 ayat (2) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang ITE.
Bahkan, Permadi juga disebut-sebut sebagai daftar orang penyebar kebencian di media sosial.
Pada 31 Januari 2019, Facebook mengumumkan penghapusan ratusan akun, termasuk akun Permadi Arya.
Meski terus dilaporkan ke polisi dan dinilai kontroversi, Permadi Arya belum pernah mendekam di tahanan dengan status tersangka.
Baru-baru ini, ia terlihat bebas setelah menjalani pemeriksaan polisi soal 'Islam Arogan'.
Ia terlihat mendatangi Ketum Pemuda Muhammadiyah untuk meminta maaf pada Sabtu (6/2/2021).
"Untuk seluruh kyai Muhammadiyah, untuk kiyai Haedar Nasir, kiyai Anwar Abbas, kiyai Abdul Muti, dan seluruh keluarga besar Muhammadiyah yang saya cintai, nuwun sewu, ngapunten nggih, mohon maaf atas kesalahpahaman ini,” kata Abu Janda melalui video yang dibagikan, Sabtu (6/2/2021).
Dari foto yang beredar, ia pun nampak melakuka sungkem terhadap Ketua umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Sunanto.
(TribunnewsWiki.com/Restu)