TRIBUNNEWSWIKI.COM - Gunung Merapi semburkan awan panas guguran dengan estimasi jarak luncur 3 km, pada Rabu (27/1/2021) pukul 12.53 WIB.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat awan panas guguran dengan luncuran 3.000 meter, amplitudo 55 mm, dan durasi 318 detik.
Hal tersebut membuat jarak luncur awan panas guguran Merapi 3 km menjadikan terjauh dalam fase erupsi 2021.
Seperti yang diketahui, erupsi Gunung Merapi yang terjadi pada Rabu (27/1/2021) siang, membuat geger masyarakat.
Pasalnya pada waktu itu gunung merapi tak henti-hentinya semburkan awan panas.
Diketahui menurut data yang dicatat BPPTKG, Gunung Merapi semburkan 52 kali awan panas pada Rabu (27/1/2021) pukul 06.00-24.00 WIB.
Baca: Erupsi Gunung Merapi, Semburkan 11 Kali Awan Panas, Jarak Luncur hingga 1,5 Kilometer
Hal tersebut membuat beberapa wilayah mengalami hujan abu bercampur pasir.
Wilayah yang terkena dampak hujan abu adalah empat desa di Kecamatan Tamansari, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, seperti dikutip dari Kompas.com.
Dari empat desa yang terdampak guyuran hujan abu bercampur pasir adalah Desa Mriyan, Sangup, Sumur dan Lanjaran.
Hujan abu bercampur pasir dan air berlangsung sekitar 30 menit terjadi pada pukul 13.00 WIB.
Diketahui jarak Desa Mriyan dan Sangup dengan puncak Gunung Merapi sekitar 3-5 kilometer.
Sementara itu, sejumlah wilayah harus mengungsi karena erupsi tersebut.
Pemerintah Kabupaten Sleman mengungsikan ratusan warganya yang tinggal di Dusun Turgo, Desa Purbowinagun, Kecamatan Pakem, Sleman, seperti dikutip dari Kompas TV.
Warga yang mengungsi mayoritas adalah warga lansia, anak-anak, dan ibu hamil.
Kepala Pelaksana BPBD Sleman Joko Supriyanto menyebut belum bisa memastikan berapa lama para warga akan diungsikan.
Hal tersebut mengacu kepada aktivitas erupsi Merapi, akankah naik atau menurun.
Joko mengungkap bahwa menurut BPPTKG kemungkinan aktivitas erupsi Merapi akan meningkat lagi.
Baca: Intensitas Erupsi Merapi Tinggi, PT Angkasa Pura I Siapkan Antisipasi Bencana Alam di 2 Bandara
Baca: Selama 4 Jam Gunung Merapi Semburkan 14 Kali Awan Panas, Boyolali Terkena Hujan Abu Tipis
Hingga kini, BPPTKG masih menetapkan status Gunung Merapi pada Level III (Siaga).
BPPTKG juga menghimbau agar masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di daerah potensi bahaya.
Potensi bahaya yang ada di Gunung Merapi saat ini adalah berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya, meliputi sungai Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 kilometer.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) merekomendasikan Prakiraan daerah bahaya dari meletusnya Gunung Merapi meliputi:
Provinsi DIY
Kab. Sleman. Kec. Cangkringan: Desa Glagaharjo (Dusun Kalitengah Lor); Desa Kepuharjo (Dusun Kaliadem); Desa Umbulharjo (Dusun Palemsari).
Provinsi Jawa Tengah
Kab. Magelang. Kecamatan Dukun: Desa Ngargomulyo (Dusun Batur Ngisor, Gemer, Ngandong, Karanganyar); Desa Krinjing (Dusun Trayem, Pugeran, Trono); Desa Paten (Babadan 1, Babadan 2).
Kab. Boyolali. Kecamatan Selo: Desa Tlogolele (Dusun Stabelan, Takeran, Belang); Desa Klakah (Dusun Sumber, Bakalan, Bangunsari, Klakah Nduwur); Desa Jrakah (Dusun Jarak, Sepi).
Kab. Klaten. Kec. Kemalang: Desa Tegal Mulyo (Dusun Pajekan, Canguk, Sumur); Desa Sidorejo (Dusun Petung, Kembangan, Deles); Desa Balerante (Dusun Sambungrejo, Ngipiksari, Gondang).
Penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di G. Merapi dalam KRB III direkomendasikan untuk dihentikan.
Pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III G. Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak G. Merapi.
Pemerintah Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten agar mempersiapkan segala sesuatu yang terkait dengan upaya mitigasi bencana akibat letusan G. Merapi yang bisa terjadi setiap saat.
(TribunnewsWiki.com/Rakli)