TRIBUNNEWSWIKI.COM - Pemerintah akhirnya meresmikan dimulainya vaksinasi massal Covid-19 di Indonesia.
BPOM telah mengeluarkan izin penggunaan darurat dan MUI mengeluarkan fatwa halal pada Senin (11/1/2021) lalu.
Izin penggunaan darurat diberikan berdasarkan kemanjuran yang mencapai 65,3 persen dan memenuhi persyaratan WHO.
Kepala BPOM, Penny Lukito menyampaikan persetujuan penggunaan darurat vaksin Covid-19 pada Senin (11/1/2021), dalam program Breaking News Kompas TV, Rabu (13/1/2021).
"Badan POM memberikan persetujuan penggunaan dalam kondisi emergensi."
Penny menambahkan, efek samping yang ditimbulkan bersifat ringan hingga sedang.
Efek samping tersebut berupa efek samping lokal yaitu nyeri, iritasi dan pembengkakkan, serta efek samping sistemik berupa, nyeri otot, fetik dan deman.
Frekuensi efek samping dengan derajat berat, yaitu sakit kepala, gangguan di kulit atau diare yang dilaporkan hanya sekitar 0,1 sampai 1 persen.
Efek samping tersebut merupakan efek samping yang tidak berbahaya dan dapat pulih kembali.
Karena masih ada sekitar 35 persen penerima vaksin yang berpotensi tetap terpapar Covid-19, maka protokol kesehatan tetap diterapkan meski vaksinasi telah dilakukan.
Baca: Sesaat Setelah Disuntik Vaksin Covid-19, Jokowi: Oh Enggak Berasa Sama Sekali
Distribusi Vaksin Covid-19 di Semarang
Sementara itu, di Semarang sudah mulai mempersiapkan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di sejumlah rumah sakit, salah satunya di Rumah Sakit KRMT Wongsonegoro Paviliun Amarta, Semarang.
Sebanyak 1500 lebih pasien yang tercatat akan dilakukan vaksinasi dan dibagi menjadi 3 sesi, dengan maksimal 45 orang setiap harinya.
Selain di Rumah Sakit, seluruh Puskesmas di kota Semarang juga disiapkan untuk melakukan vaksinasi kepada tenaga medis, tenaga pendukung medis serta masyarakat umum yang sudah tercatat diberikan vaksin.
Provinsi Jawa Tengah sendiri telah menerima sebanyak 62.560 vaksin Sinovac yang akan dibagi ke tiga daerah utama, yaitu Semarang, Solo dan Banyumas.
Ketiga daerah tersebut merupakan daerah dengan jumlah kasus positif Covid-19 tertinggi di Jawa Tengah.
Sebelum melakukan vaksinasi, pasien telah didata dan memenuhi syarat, yakni usia tidak lebih dari 59 tahun, tidak memiliki penyakit bawaan dan riwayat penyakit lainnya, tidak sedang hamil ataupun menyusui.
Nantinya setelah dilakukan screening, pasien akan menunggu hasil sekira 30 menit untuk mengetahui apakah pasien tersebut mengalami reaktif atau tidak.
Baca: Kisah Dokter yang Suntikkan Vaksin Covid-19 ke Jokowi, Gugup hingga Gemetaran
Di sisi lain, dilansir Kompas.com, Pemerintah Kota Semarang telah menerima 9.800 vaksin Covid-19 jenis Sinovac dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Selasa (12/1/2020).
Vaksin tahap pertama itu disimpan di gudang penyimpanan vaksin Instalasi Farmasi Semarang untuk selanjutnya didistribusikan untuk masyarakat.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Abdul Hakam menyebut, Pemerintah Kota Semarang akan menyelenggarakan vaksinasi pada Kamis (14/1/2021).
"Kalau tidak ada arang melintang tanggal 14 Januari (vaksinasi) dilakukan," ujar Hakam kepada wartawan, Selasa.
Rencananya, vaksinasi pertama akan diberikan kepada 10 tokoh masyarakat di Gedung Balai Kota Semarang.
"10 tokoh akan divaksin seperti Pak Wali Kota, Bu Wakil Wali Kota, dan Forkopimda. Kalau ada sisa, saya Insya Allah siap," ungkapnya.
Meskipun pernah terinfeksi Covid-19 di bulan November lalu, pemberian vaksin kepada Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi akan tetap dilakukan jika antibodi belum maksimal.
"Pak Wali tetap bisa disuntik vaksin jika antibodinya belum maksimal," jelasnya.
Diketahui, Wali Kota yang akrab disapa Hendi pernah terinfeksi Covid-19 sekitar bulan November lalu.
Ia bahkan sempat menjalani perawatan di RSUP Kariadi hingga dinyatakan sembuh.
Meski begitu, Hendi mengaku siap menjadi orang pertama di Kota Semarang yang akan disuntik vaksin Sinovac.
(Tribunnewswiki/Septiarani, Kompas.com/Riska Farasonalia)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Semarang Terima 9.800 Dosis Vaksin Sinovac, Wali Kota Hendi Siap Jadi yang Pertama Disuntik"