TRIBUNNEWSWIKi.COM - Bisnis surat rapid test palsu kini menjadi ladang bagi para pelaku tak bertanggung jawab.
Para calon penumpang yang ingin berpergian menggunakan kendaraan umum wajib menyertakan bukti rapid test.
Namun tentu saja hal itu menjadi pro dan kontra bagi sebagian orang.
Bagi beberapa calon penumpang yang tak ingin menghabiskan waktu mengantre rapid, mereka memilih menggunakan calo.
Penumpang yang tak ingin berakhir diisolasi jika ia terbukti reaktif rapid test pun juga memilih untuk membeli surat palsu.
Dari situ, para oknum tak bertanggung jawab menjadikan hal tersebut sebagai peluang bisnis.
Mereka menawari calon penumpang kendaraan umum surat hasil rapid test palsu.
Mereka berhasil menjual ratusan surat rapid test palsu, dengan biaya Rp 100.000 per lembar.
Baca: Hasil Rapid Test Antigen Jadi Syarat Perjalanan dengan Kereta Api Jarak Jauh, Berikut Tarifnya
Baca: Nekat Liburan Akhir Tahun Pakai Mobil Pribadi, Siap-Siap Jadi Sasaran Rapid Test Antigen
Para pembeli surat palsu itu pun sudah jelas tak akan dites darah dan sebagainya.
Kini, polisi berhasil menangkap 3 komplotan pelaku pembuat surat hasil rapid test palsu yang ada di Surabaya.
Para tersangka itu diketahui sudah beroperasi sejak September 2020 lalu.
Mereka mengaku sudah menjual ratusan surat rapid test palsu kepada calon penumpang kapal laut.
Tiga orang terduga pelaku pemalsuan surat hasil rapid test itu, sudah ditetapkan sebagai tersangka.
Tiga anggota komplotan sudah ditangkap oleh jajaran Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
Ketiganya adalah MR (55), BS (35), dan SH (46).
Masing-masing tugas anggota komplotan, kata Ganis, MR sebagai pemilik agen travel, BS sebagai calo, dan SH salah satu pegawai Puskesmas yang berada di wilayah hukum Polres Pelabuhan Tanjung Perak.
Barang bukti uang hasil pemalsuan surat rapid test juga diamankan sejumlah uang Rp 5.700.000.
"Hasil penjualan surat rapid test palsu yang kami amankan hanya Rp 5,7 juta, sisanya sudah dipakai oleh tersangka," kata Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak AKBP Ganis Setyaningrum, dikonfirmasi Selasa (22/12/2020).
"Surat rapid test palsu dijual ke penumpang kapal laut tujuan Ambon, Maluku, Kalimantan, Sulawesi dan Papua," terangnya.
Keterlibatan sejumlah pihak sedang didalami oleh polisi, selain pihak penyedia jasa layanan kesehatan, perusahaan kapal laut hingga perusahaan biro perjalanan.