TRIBUNNEWSWIKI.COM - Legenda sepak bola dunia, Diego Maradona berpulang pada Rabu (25/11/2020) karena mengalami henti jantung di usia 60 tahun.
Selama aktif menjadi pemain, Diego Maradona terbilang sosok yang mampu membuat jutaan orang rela untuk sejenak menantikan aksi-aksinya dengan hikmat di atas rerumputan hijau.
Puncaknya, tentu ketika membawa Argentina juara Piala Dunia 1986.
Kebesaran abadi El Pibe de Oro atau Si Anak Emas ini tentu tak mungkin digantikan oleh pesepak bola lain di dunia.
Hal ini bukan terkait dengan pencapaian trofi/gelar juara semata.
Gelar pertama yang masuk daftar koleksi pertama Maradona di level profesional ialah juara Divisi Primera Argentina 1981 bersama Boca Juniors.
Hanya itu yang dia raih bersama klub lokal di Argentina.
Ketika hijrah ke Spanyol dan bermain di Barcelona (1982-1984), Maradona bermain dua musim saja dengan warisan satu titel Copa del Rey, Copa de la Liga, dan Piala Super Spanyol.
Tak ada gelar Liga Spanyol karena saat itu kompetisi terelite Negeri Matador sedang dikuasai Athletic Bilbao dan lagipula, kisah hidup antara Diego Maradona dan Barcelona sebenarnya tidak berjalan dengan mulus.
Baca: Ucapan Penghormatan Terakhir Pele untuk Diego Maradona: Kita Akan Bermain Bola Bersama di Surga
Namun, ketika bermain untuk klub menengah seperti Napoli, justru kejayaan Diego Maradona mencapai titik lebih tinggi, untuk level klub.
Dalam kurun 1984-1991, Maradona mengangkat harkat klub asal Italia Selatan itu dengan menjuarai Liga Italia (2 kali), Coppa Italia (1), Piala UEFA (1), dan Piala Super Italia (1).
Setelah itu, dirinya melanglang buana ke klub-klub lain seperti Sevilla dan beberapa klub Argentina, termasuk Boca Juniors.
Hingga gantung sepatu, tercatat hanya 9 gelar level klub berhasil didapat Maradona.
Pencapauan yan terlalu kecil, jika dibandingkan superstar masa kini semisal Lionel Messi (34 trofi klub) dan Cristiano Ronaldo (28).
Tak ada pula pemecahan rekor gelar individu Pemain Terbaik Dunia atau top scorer kompetisi elite.
Trofi level kontinental yang berhasil diangkat Maradona hanya Piala UEFA, atau sekarang yang dikenal sebagai Liga Europa dan bukan Liga Champions.
Tak pernah dia merasakan nikmatnya mencium trofi bergengsi, terakbar di pentas antarklub Eropa, sekelas Piala/Liga Champions seperti dialami beberapa kali oleh Messi dan Ronaldo.
Yang menjadi pembeda dari Maradona dengan Messi atau Ronaldo adalah bahwa dirinya bisa mengangkat level sebuah tim yang biasa saja, namun menjadi luar biasa.
Melalui aksi-aksi di lapangan, Maradona mampu membawa tim yang ia bela meraih kejayaan.
Baca: Diego Maradona
Misalkan ketika di Napoli.
Kala itu, klub kebanggan warga Naples itu adalah tim papan tengah biasa.
Akan tetapi, ternyata kehadiran Maradona mampu mengerek klub berjuluk Partenopei tersebut ke papan atas Serie A Italia.
Diego Maradona pun diberi amanat sebagai kapten tim dan langsung menjadi idola dalam dan luar lapangan.
Selang dua musim, tepatnya pada 1986-1987, Diego Maradona mampu membuka tirai sejarah Napoli untuk meraih scudetto pertama kali.
Kemenangan klub asal Italia selatan itu sangatlah penting dan mengharukan terutama bagi masyarakat setempat.
Ketimpangan ekonomi dan pembangunan antara wilayah di Italia utara dan selatan memang sangat kentara dan kebetulan klub-klub asal Italia utara kala itu seperti Juventus, AC Milan atau Inter sedang mendominasi Serie A.
Alhasil, kemenangan Napoli diibaratkan sebuah kemenangan perjuangan penuh pembuktian dari masyarakat Italia selatan terhadap dominasi orang-orang utara Italia.
Diego Maradona yang berperan sangat besar dan sentral dengan gol dan aksi-aksi yahudnya semakin "dikultuskan" semacam dewa oleh masyarakat Italia, terkhusus bagi orang Naples.
Dua kali scudetto hingga mengantar Napoli juara UEFA Cup (sekarang Liga Europa) adalah bukti sahih prestasi Maradona di sana.
Selain itu, Sang Dewa memiliki gelar Piala Dunia 1986 sebagai kulminasi dalam kariernya, disertai prestasi individu terhebat di ajang tersebut.
Maradona bahkan menjadi aktor utama dan paling sentral bagi Timnas Argentina kala yang menjadi juara dunia, belum lagi dengan gol tangan Tuhan yang ia ciptakan.
Titel itu yang masih diangankan oleh duo terbaik sepak bola dunia abad millenium saat ini, Messi dan Ronaldo.
Menjelang usia karier yang terus menuju senja, keduanya belum mampu merasakan trofi Piala Dunia hingga kini.
Pesan dari Pele untuk Maradona
Kabar wafatnya sang legenda akbar pertama kali disebarkan media lokal, Clarin.
Sang legenda abadi dunia sepak bola dari negeri Tango ini menghembuskan nafas terakhirnya di usia 60 tahun, akibat gagal jantung.
Sebelumnya, Diego Maradona juga bergelut dengan penyakit pembekuan darah beberapa hari lalu sebelum meninggal.
Berpulangnya pria berjuluk El Pibe de Oro itu tentu menjadi tangis hari bagi seluruh dunia, tak hanya publik Argentina.
Baca: Diego Maradona Meninggal Dunia: Messi, Ronaldo, Pele, Deretan Bintang Dunia Beri Penghormatan
Daya magis olah bola dari Maradona semasa ia aktif bermain sanggup membuat seluruh publik dunia mengagumi sosok satu ini.
Gol tangan Tuhan pada Piala Dunia 1986, adalah satu dari sekian penanda kebesaran seorang Diego Maradana selama ini.
"Asosiasi Sepak Bola Argentina melalui Presiden Asosiasi Claudio Tapia, mengungkapkan duka paling dalam atas meninggalnya legenda kami, Diego Armando Maradona. Anda akan selalu ada di hati kami," begitu bunyi cuitan resmi Federasi Sepak bola Argentina di Twitter.
Presiden Argentina, Alberto Fernandez, menerapkan hari duka nasional selama tiga hari buat mengenang Maradona.
Berbagai bintang sepak bola dunia, tokoh negara dan figur dunia lain pun berduka cita atas berpulangnya mantan pemain Napoli dan Barcelona ini.
Namun, salah satu yang mengharukan adalah ucapan dari legenda sepak bola dunia lain, Pele.
Legenda besar timnas Brasil, Pele, mengatakan, "Suatu hari nanti kami akan menendang bola bersama di surga."
Pele dan Maradona kerap dikenal sebagai dua legenda terbesar dalam sejarah sepak bola.
Pele sendiri lahir dalam generasi berbeda dengan Maradona.
Pencetak 1.000 gol lebih dalam kariernya itu kini berusia 80 tahun.
Diego Maradona dan Pele sering dianggap sebagai dua legenda terbesar di dunia sepak bola, meski lahir dan besar di generasi yang berbeda.
(Tribunnewswiki.com/Ris)