PM Pakistan Minta Pemerintahan Joe Biden Atasi Masalah Suaka Pajak Para Pemimpin Korup

Ia meminta Amerika Serikat di bawah pemerintahan Biden dapat mengakhiri Tax Haven Ilegal alias Suaka Pajak.


zoom-inlihat foto
perdana-menteri-pakistan-imran-khan-23.jpg
Wikimedia
Ia meminta Amerika Serikat di bawah pemerintahan Biden dapat mengakhiri Tax Haven Ilegal alias Suaka Pajak., FOTO: Perdana Menteri Pakistan Imran Khan


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Joe Biden telah memenangkan perhitungan suara dalam Pemilihan Presiden Amerika Serikat 2020.

Meskipun Donald Trump dan tim kampanye masih akan mengajukan tuntutan hukum, seruan kemenangan Biden menggema di berbagai belahan dunia.

Sejumlah pimpinan negara mengucapkan selamat atas kemenangan Joe Biden dan Kamala Harris.

Satu di antaranya adalah Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan.

Khan menyinggung isu demokrasi yang menurutnya sudah ia nantikan di era Joe Biden sebagai kandidat terpilih.

Ia meminta Amerika Serikat di bawah pemerintahan Biden dapat mengakhiri Tax Haven Ilegal alias Suaka Pajak.

Baca: Singgung Isu Perdamaian di Indo-Pasifik, PM Jepang Yoshihide Suga Ucapkan Selamat ke Joe Biden

Baca: 7 Aktor dan Aktris Korea yang Jadi Cameo di Drakor Record of Youth, Mana yang Jadi Favoritmu?

Suaka pajak adalah istilah bagi negara yang mengenakan pajak rendah bahkan tidak sama sekali. Negara ini dapat menyediakan tempat yang aman bagi pemodal untuk menyembunyikan hartanya dari aparat pajak.

Sejumlah pengamat menyebut suaka pajak biasanya muncul seiring meningkatnya tarif pajak di suatu negara.

Dalam hal ini, Imran Khan menyoroti para pemimpin korup yang menyamarkan kekayaan negara.

Lebih jauh lagi, Khan mengharapkan negaranya dapat bekerjasama dengan Amerika Serikat untuk isu perdamaian di wilayah Pakistan dan Afghanistan.

"“Selamat @JoeBiden & @KamalaHarris. (Kami) menantikan adanya pertemuan global yang membahas tentang Demokrasi dari Presiden Terpilih Biden"

"(Saya ingin) bekerja sama dengannya untuk mengakhiri suaka pajak ilegal & penyamaran kekayaan negara oleh para pemimpin korup. Kami juga akan terus bekerja dengan AS untuk perdamaian di kawasan Pakistan dan Afghanistan," kata Imran Khan melalui Twitter.

Perhitungan Kemenangan Joe Biden

Berdasarkan perhitungan, kandidat calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden dipastikan memenangkan Pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS).

Baca: Viral Pasutri Cerai karena Bantuan Bedah Rumah, Malu karena Tak Mampu Bayar Tukang Bangunan

FOTO: Polisi mengawal Shafqat Ali (wajah tertutup), salah satu dari dua tersangka dalam kasus pemerkosaan berkelompok, saat mereka meninggalkan pengadilan lokal di Lahore pada 15 September 2020. Perdana Menteri Pakistan Imran Khan mengatakan pada 14 September bahwa kejahatan seksual terburuk harus dihukum dengan pengebirian kimia, menyusul penangkapan dalam kasus pemerkosaan berkelompok yang memicu protes di seluruh negeri.
FOTO: Bendera Negara Pakistan (Unsplash)

Baca: Denny Darko Sedih Ramalannya Terkait Video Syur Mirip Artis GA Terjadi

Ia mengantongi 290 suara pemilihan sementara Trump masih tertinggal di angka 214.

Namun berbeda dari sejumlah media lain di mana Biden masih berada di angka 279.

Kemenangan Biden secara lugas diberitakan sejumlah media besar AS termasuk, BBC, Associated Press, NBC, CBS, dan CNN.

Beberapa pimpinan negara juga terlihat mengucapkan selamat kepada Joe Biden seperti PM Inggris, Boris Johnson, Presiden Prancis Emmanuel Macron, PM Kanada Justin Trudeau, dan masih banyak lainnya.

Sementara sejumlah media-media lokal di negara-negara lain juga menjadikan kemenangan Biden sebagai headline utama berita.

Baca: Pakar Sebut Debat Gibran-Teguh Melawan Bagyo-FX Suparjo seperti Bumi dan Langit

Calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden berbicara sambil diapit oleh calon wakil presiden, Senator Kamala Harris (D-CA), di teater The Queen pada 05 November 2020 di Wilmington, Delaware. Biden menghadiri pertemuan internal dengan staf karena pemungutan suara masih dihitung dalam persaingan ketat melawan Presiden AS Donald Trump yang masih terlalu dekat untuk dipanggil. (Drew Angerer / Getty Images / AFP)
Calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden berbicara sambil diapit oleh calon wakil presiden, Senator Kamala Harris (D-CA), di teater The Queen pada 05 November 2020 di Wilmington, Delaware. (Drew Angerer / Getty Images / AFP)


Baca: Hari Ini dalam Sejarah 8 November: Wilhelm Conrad Rontgen Menemukan Sinar X, Bagaimana Kisahnya?

Terdapat perbedaan perhitungan di antara media-media antara angka 290 dan 279 bagi Joe Biden.

Bagaimana perhitungan pollingnya?

Sebelumnya Biden memeroleh angka 264 (proyeksi Associated Press (AP), Foxnews, dan Guardian). Angka 264 ini adalah tambahan 253 Biden sebelumnya dengan hasil di Arizona (+11).

AP telah memproyeksikan Arizona bakal dimenangkan Biden.

Oleh AP, Pada Sabtu malam, (8/11), Biden menambah perolehan angka electoral college dari Pennsylvania (+20), dan Nevada (+6).

Baca: Kamala Harris Ukir Dua Sejarah: Wanita Pertama dan Wanita Kulit Berwarna Pertama Jadi Wapres AS

Kandidat Presiden dari Partai Demokrat Joe Biden melepas masker wajahnya ketika dia tiba untuk berbicara di Chase Center di Wilmington, Delaware, pada 4 November 2020. Presiden Donald Trump dan penantang Demokrat Joe Biden bersiap untuk apa yang bisa menjadi pertarungan hukum untuk Putih House, bersaing ketat dalam penghitungan suara elektoral, dan beberapa negara bagian di medan pertempuran masih berlangsung pada 4 November.
Kandidat Presiden dari Partai Demokrat Joe Biden melepas masker wajahnya ketika dia tiba untuk berbicara di Chase Center di Wilmington, Delaware, pada 4 November 2020.  (JIM WATSON / AFP)


Baca: Ditanya soal Gorden di Dalam Video Syur Mirip Dirinya, Gisel Hanya Tersenyum Kecut

Bagaimana dengan Georgia dan North Carolina (menurut AP)?

Di Georgia, AP mewartakan bahwa selisih Biden dan Trump masih terpaut kecil, sehingga sulit untuk memastikan siapa yang bakal unggul meski suara sudah masuk 99%. Beberapa saat lagi akan diumumkan hasil suara di Georgia.

Sementara di North Carolina, AP mewartakan bahwa Trump masih memimpin di negara bagian tersebut.

Angka 279

Sejumlah media (seperti BBC, Telegraph) ikut memberitakan kemenangan Biden, tetapi dengan angka yang berbeda, yakni 279.

Baca: Bansos Tunai Rp200.000 Dilanjutkan hingga 2021, Berikut Cara Mengecek Penerimanya

Baca: BMKG - Prakiraan Cuaca Minggu 8 November 2020: Pontianak Hujan, Awas Hujan Petir di 4 Wilayah Ini

Perhitungannya adalah: Angka electoral votes Biden sebelumnya yakni 253, ditambah Pennsylvania (+20), dan Nevada (+6).

Angka ini diluar dari perhitungan di Arizona yang oleh BBC, Biden masih memimpin, tetapi belum diproyeksikan menang.

Terlepas dari perbedaan pemberitaan media, Joe Biden dipastikan akan menjadi Presiden Amerika Serikat ke-46.

Sementara Kamala Harris mencetak sejarah dengan menjadi wanita pertama yang menjabat sebagai Wakil Presiden AS.

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Dinar Fitra Maghiszha)





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved