TRIBUNNEWSWIKI.COM - Presiden AS Donald Trump beri kecaman keras ke berbagai lembaga pemungutan suara hingga ke media.
Pada Kamis (5/11/2020) Trump terus ancam lembaga survei, pejabat pemilihan, mail-in voting, hakim dan kota-kota AS yang dipimpin Demokrat.
Sebaliknya, saingannya Joe Biden terus melangkah menuju kemenangan di pemilihan presiden AS 2020.
"Jika Anda menghitung suara sah, saya dengan mudah menang," kata Trump.
Padahal, tidak ada negara bagian yang mengizinkan penghitungan suara yang diberikan secara ilegal.
"Jika Anda menghitung suara ilegal, mereka dapat mencoba mencurangi pemilu dari kami," ujarnya.
Berkali-kali, presiden menggambarkan penghitungan surat suara yang masuk secara legal sebagai tidak tepat.
Itu menjadi serangan terhadap demokrasi Amerika oleh sang presiden sendiri.
"Jumlah kami secara ajaib mulai berkurang, secara rahasia," kata Trump, lagi-lagi tanpa bukti.
Baca: Update Pilpres AS 2020: Seorang Astrolog di India Prediksi Donald Trump Bakal Menang Pemilu
Baca: Update Pilpres AS 2020: Video Viral Penasihat Spiritual Donald Trump Sebut Ada Persekongkolan Iblis
“Ini adalah kasus di mana mereka mencoba mencuri pemilu," tambahnya.
"Mereka mencoba mencurangi pemilihan," tuduhnya.
"Kita tidak bisa membiarkan itu terus terjadi," katanya.
Tidak ada bukti yang menunjukkan kecurangan pemilu telah terjadi dengan cara yang signifikan secara statistik, baik tahun ini maupun tahun lalu.
Pilpres tahun ini berbeda dengan tahun lalu dimana orang Amerika memberikan suara mereka lebih awal.
Baik melalui surat atau secara langsung, untuk menghindari kerumunan yang biasanya muncul pada Hari Pemilu.
Selama berbulan-bulan, Trump telah meremehkan kemungkinan risiko kesehatan dari pandemi virus Corona yang memburuk.
Dia mengadakan kampanye besar-besaran dan mendorong para pendukungnya untuk memberikan suara secara langsung pada 3 November 2020.
Suara Hari Pemilihan dihitung pertama kali di banyak negara bagian penting, menciptakan ilusi bahwa Trump menang.
Setelah tidak terlihat publik selama dua hari terakhir, Trump menyebut apa yang disebut Gedung Putih sebagai konferensi pers.
Menurut mantan penasihat presiden Kellyanne Conway akan terdiri dari presiden yang menggambarkan perspektif jabatannya.