Proyek Pembangunan di Pulau Rinca Jadi Sorotan, Kementerian LHK: Tidak Membahayakan Populasi Komodo

Kepala Biro Humas KLHK menyebutkan, penggunaan alat-alat berat seperti truk, ekskavator di proyek tersebut telah menerapkan prinsip kehati-hatian.


zoom-inlihat foto
pembangunan-pulau-rinca-1.jpg
Instagram/gregoriusafioma
Seekor komodo terlihat menghadang truk yang bekerja dalam pembangunan obyek wisata Pulau Rinca.


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Proyek pembangunan obyek wisata di Pulau Rinca Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur (NTT) disebut tidak membahayakan populasi komodo di pulau tersebut.

Hal itu diungkapkan oleh Kepala Biro Humas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan ( KLHK) Nunu Anugrah.

Ia mengungkapkan pembangunan proyek wisata dilakukan secara hati-hati dengan tetap mengutamakan keselamatan komodo di area tersebut.

"Hal ini dapat dibuktikan dengan tren populasi yang tetap stabil di lokasi wisata Loh Buaya tersebut," kata Nunu dalam keterangan pers, Senin (26/10/2020).

"Artinya, apabila dikontrol dengan baik dan meminimalisasi kontak satwa, maka aktivitas wisata pada kondisi saat ini dinilai tidak membahayakan populasi komodo area wisata tersebut," lanjut dia.

Nunu menjelaskan, estimasi populasi komodo di Loh Buaya saat ini ada sekitar 66 ekor dan jumlahnya relatif stabil.

Bahkan, cenderung sedikit meningkat dalam lima tahun terakhir.

Baca: Pulau Komodo

Sementara itu, jumlah komodo yang sering berkeliaran di sekitar area pembangunan proyek wisata di Loh Buaya diperkirakan sekitar 15 ekor.

Komodo-komodo tersebut memiliki perilaku berjemur setiap pagi. Stabilnya populasi komodo menjadi indikasi bahwa pembangunan proyek tidak memengaruhi perilaku satwa komodo.

Ia pun menanggapi foto viral seekor komodo yang berhadap-hadapan dengan truk proyek di Pulau Rinca.

Nunu memastikan penggunaan alat berat semisal truk di lokasi pembangunan protek wisata itu menerapkan prinsip kehati-hatian.

Seekor komodo terlihat menghadang truk yang bekerja dalam pembangunan obyek wisata Pulau Rinca.
Seekor komodo terlihat menghadang truk yang bekerja dalam pembangunan obyek wisata Pulau Rinca. (Instagram/gregoriusafioma)

"Dapat dijelaskan bahwa kegiatan aktivitas pengangkutan material pembangunan yang menggunakan alat berat dilakukan karena tidak dimungkinkan menggunakan tenaga manusia. Penggunaan alat-alat berat seperti truk, ekskavator dan lain-lain, telah dilakukan dengan prinsip kehati-hatian," ujar dia.

Nunu mengatakan, selama pembangunan proyek wisata di Pulau Rinca, pemerintah menurunkan 5-10 ranger untuk mengawasi satwa komodo di sekitar lokasi.

Para ranger tersebut melakukan pemeriksaan keberadaan komodo, seperti di kolong-kolong bangunan hingga kolong truk pengangkut material.

"Dalam pembangunan sarana dan prasarana telah dilaksanakan protokol untuk mencegah dampak negatif dari pembangunan sarana dan prasarana tersebut terhadap satwa komodo yang diawasi oleh 5 -10 ranger," ucap Nunu.

Baca: Alasan Media Asing Mengimbau Wisatawan untuk Tidak Datang ke Bali dan Pulau Komodo

Saat ini, pembangunan proyek wisata di Pulau Rinca telah mencapai 30 persen. Rencananya, proyek wisata akan selesai pada Juni 2021.

Melalui surat pengumuman Nomor PG.816/T.17/TU/EVLP/10/2020, pemerintah menutup sementara resort Loh Buaya dari kunjungan wisatawan dalam rangka mempercepat proses pembangunan proyek wisata.

Penutupan dilakukan sejak 26 Oktober 2020 hingga 30 Juni 2021 dan akan dievaluasi setiap dua minggu sekali. Sementara itu, pembangunan proyek wisata ini mendapatkan kritik keras dari sejumlah kelompok masyarakat sipil.

Misalnya, forum Masyarakat Peduli dan Penyelamat Pariwisata (Formapp) Manggarai Barat dan Wahana Lingkungan Hidup (Walhi).

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bersama dengan BOPLBF melaksanakan famtrip dengan media di kawasan Taman Nasional Komodo, Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT, Minggu, (13/9/2020).
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bersama dengan BOPLBF melaksanakan famtrip dengan media di kawasan Taman Nasional Komodo, Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT, Minggu, (13/9/2020). (HANDOUT/BOPLBF)(HANDOUT/BOPLBF)

Direktur Walhi NTT Umbu Wulang Tanaamahu Paranggi menilai, pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Labuan Bajo, termasuk Pulau Rinca di TN Komodo di Kabupaten Manggarai Barat, akan berdampak serius terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar.





Halaman
12
BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved