Erupsi Merapi Semakin Dekat, BPPTKG Sebut Letusan Tak Akan Sebesar 2010, Ini Penjelasannya

Saat ini, setiap hari terjadi enam kali gempa gempa dangkal di kawasan Merapi, 23 kali gempa dangkal, dan deformasi sebesar 2 sentimeter


zoom-inlihat foto
merapia.jpg
www.niagawisata.com/sonydsc
Gunung Merapi, difoto dari Kaliurang.


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta ingatkan potensi erupsi Gunung Merapi dalam waktu dekat, diperkirakan tak sebesar 2010.

BPPTKG Yogyakarta menyatakan erupsi Gunung Merapi selanjutnya semakin dekat.

Hal tersebut berdasarkan pengamatan aktivitas vulkanik Gunung Merapi yang meningkat, secara kegempaan dan deformasi atau perubahan bentuk gunung.

Hingga kini, secara rata-rata, terjadi enam kali gempa gempa dangkal, 23 kali gempa dangkal, dan deformasi sebesar 2 sentimeter dalam setiap hari.

Meski demikian, letusan dalam waktu dekat diperkirakan tidak sebesar yang terjadi pada 2010.

"Hal ini menunjukkan waktu erupsi berikutnya semakin dekat, diperkirakan tidak akan sebesar 2010 dan cenderung mengikuti perilaku erupsi pada tahun 2006. Status Gunung Merapi masih waspada dan aktivitas masih berlangsung, kita harus siap," jelas Hanik saat peringatan dasawarsa erupsi merapi 2010, yang disiarkan melalui daring, Senin (26/10/2020).

Puncak Gunung Merapi dilihat dari Wisata Kali Talang, Klaten
Puncak Gunung Merapi dilihat dari Wisata Kali Talang, Klaten (Kompas.com/Anggara Wikan Prasetya)

Sebagai informasi, letusan Gunung Merapi yang terjadi November hingga Desember 2010 membuat lebih dari 300.000 orang mengungsi dan sedikitnya 353 orang tewas.

Menurut Hanik, peningkatan aktivitas Gunung Merapi yang terjadi belakangan ini berbeda dengan jelang letusan pada 2010 dan 2006.

"Sudah dua tahun lebih di mana erupsi didominasi dengan gas, bersifat eksplosif tetapi dengan indeks eksplosif rendah yaitu satu. Atau jika dibanding dengan erupsi 2010 seperseribu, dan seperseratus jika dibandingkan dengan erupsi tahun 2006," katanya.

Baca: Museum Gunung Merapi

Letusan Gunung Merapi pada 2010 tercatat memiliki indeks erupsi 4.

Peristiwa serupa sebelumnya terjadi pada 1872.

"Erupsi besar 2010 memberikan pembelajaran berarti dalam pengelolaan kebencanaan gunung api baik itu peringatan dini, penyampaian informasi, dan lainnya," ujarnya.

Hanik juga menyatakan, kini ada tantangan mitigasi bencana karena adanya pandemi Covid-19.

Karena itu, dia berharap ada kesinambungan informasi dari pemangku kepentingan ke masyarakat.

"Data harus selalu ada secara kontinyu, informasi harus tetap sampai pada pemangku kepentingan maupun masyarakat. Kalau sampai terjadi krisis bagaimana cara menanggulangi, dan harus dilakukan secara komprehensif," sebut Hanik.

Intensitas Kegempaan Gunung Merapi Meningkat, Status Masih Waspada

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta mengungkapkan ada peningkatan aktivitas kegempaan Gunung Merapi dalam sepekan terakhir.

Tercatat, sejak 16 Oktober 2020 hingga 22 Oktober 2020 ada 167 kali gempa hembusan, 63 kali gempa vulkanik dangkal, 433 kali gempa fase banyak, 23 kali gempa frekuensi rendah, 170 kali gempa guguran, dan 16 kali gempa tektonik.

Sedangkan sejak 9 Oktober 2020 hingga 15 Oktober 2020 terjadi 56 kali gempa hembusan, 41 kali gempa vulkanik dangkal, 319 kali gempa fase banyak, lima kali gempa frekuensi rendah, 67 kali gempa guguran, dan 10 kali gempa tektonik.

"Intensitas kegempaan pada minggu ini lebih tinggi dibandingkan minggu lalu," kata Kepala BPPTKG Yogyakarta, Hanik Humaida, dalam laporan aktivitas Gunung Merapi tanggal 16 Oktober - 22 Oktober 2020, Sabtu (24/10/2020).

Gunung Merapi
Gunung Merapi (Kompas.com)

BPPTKG Yogyakarta juga memaparkan, berdasarkan pemantauan dengan electronic distance measurement terjadi deformasi Gunung Merapi dengan laju pemendekan jarak sebesar 2 sentimeter per hari.

Sedangkan, dari pengamatan visual dan instrumental disimpulkan, kondisi kubah lava saat ini stabil.

Volume kubah lava diperkirakan masih sama seperti perhitungan sebelumnya pada 26 Juli 2020 yaitu sebesar 200.000 meter kubik.

"Berdasarkan analisis foto drone tidak teramati adanya material magma baru," kata Hanik.

"Aktivitas vulkanik masih cukup tinggi dan ditetapkan dalam tingkat aktivitas waspada," sambungnya.

Baca: Gunung Merapi

Selain itu, dalam pemantauan dalam rentang waktu tersebut juga terpantau, terjadi satu kali kemunculan asap putih di puncak Gunung Merapi.

Ketinggian asap itu 500 meter dari kawah.

"Teramati dari pos pengamatan Gunung Merapi Kaliurang pada 21 Oktober 2020 jam 06.14 WIB," sebut Hanik.

BPPTKG Yogyakarta merekomendasikan radius 3 kilometer dari puncak Gunung Merapi agar dikosongkan dari aktivitas penduduk dan pendakian.

(Tribunnewswiki.com/Putradi Pamungkas, Kompas.com/Wisang Seto Pangaribowo/Wijaya Kusuma)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "BPPTKG Sebut Erupsi Merapi Selanjutnya Makin Dekat, Tak Sebesar Letusan 2010" dan "Intensitas Kegempaan Gunung Merapi Meningkat, Status Masih Waspada"





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved