lihat foto
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Program Kartu Prakerja gelombang 9 telah resmi ditutup.
Program unggulan Jokowi pada gelombang 9 ditutup oleh Manajemen Pelaksana Program (PMO) Kartu Prakerja pada Senin (21/9/2020) kemarin.
Untuk informasi, ada 5 juta orang yang telah melakukan registrasi di lama prakerja.go.id pada Senin pagi.
Sementara pada program Kartu Prakerja gelombang 9 hanya ada kuota untuk 800 ribu peserta.
Jumlah peserta Kartu Prakerja secara keseluruhan bakal mencapai 5,4 juta peserta, ini terhitung dengan adanya penambahan pada gelombang 9.
Namun, total pelamar yang dibidik ada 5,6 juta orang yang akan memperoleh insentif dari program Kartu Prakerja ini.
Baca: Program Kartu Prakerja Gelombang 9 Sudah Ditutup, Kapan Gelombang 10 Dibuka? Berikut Penjelasannya
Baca: Status Kepesertaan 180 Ribu Penerima Kartu Prakerja Dicabut, Bagaimana dengan Dana Insentifnya?
Sehingga, masih tersedia sekitar 200.000 kuota yang akan disediakan pada gelombang 10 mendatang.
Sebagai informasi, alokasi dana untuk program Kartu Prakerja ini mencapai Rp 20 triliun.
Rincian dari anggaran ini digunakan untuk insentif pada 5,6 juta peserta juga untuk biaya operasionalnya.
Pada program Kartu Prakerja ini, peserta akan memperoleh Rp 3.550.000 per individu.
Uang tersebut dibagi untuk biaya pelatihan peserta sebesar Rp1 juta.
Kemudian ada uang insentif sebesar Rp600 ribu usai merampungkan pelatihan yang akan diterima selama 4 bulan.
Serta yang terakhir akan ada uang survei sebesar Rp50 ribu persrvei.
Sementara itu peserta akan mengisi 3 kali survei, maka total yang akan diterima peserta adalah Rp150 ribu.
Baca: Kartu Prakerja Gelombang 9 Dibuka, Login ke www.prakerja.go.id untuk Daftar
Kuota gelombang 10 bisa bertambah
Dikutip Tribunnewswiki dari Kompas.com, Louisa Tuhatu selaku Head of Communications Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja mengatakan, pada gelombang 10 kemungkinan ada tambahan kuota.
"Bisa saja (jumlah peserta lebih dari 200.000)," kata Louisa.
Diketahui, PMO telah mencabut 180 ribu status kepesertaan pelamar program ini.
Hal tersebut bukan tanpa alasa, namun itu dikarenakan para peserta itu tak menggunakan haknya untuk mengikuti pelatihan selama tenggat waktu yang diberikan.
Tenggat waktu yang diberikan pihak Kart Prakerja adalah 30 hari usai dinyatakan lolos.
"Kemarin kami memutuskan kepesertaan lebih dari 180.000 orang karena tidak memilih pelatihan pertama dalam waktu 30 hari setelah lolos seleksi," ungkap Louisa.
Sebagai informasi Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 11 Tahun 2020 telah mengatur tentang masalah ini.
Pasal 20 ayat 1 menyatakan, penerima kartu prakerja secara bebas memilih pelatihan yang telah disetujui oleh PMO.
Peserta yang lolos pada program Kartu Prakerja harus memilih pelatihan untuk pertama kalinya dan tak boleh melewati batas waktu 30 hari.
Jadi, para penerima kartu prakerja bakal dicabut kepesertaannya jika idak melakukan pemilihan pelatihan dalam jangka waktu 30 hari.
Diketahui 180.000 peserta tersebut, lanjut Lousia, beserasal dari para peserta gelombang 1 samapai gelombang 4.
Jumlah tersebut setara dengan 3,8 persen peserta program ini.
(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Kaka, Kompas.com)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Gagal Daftar Kartu Prakerja Gelombang 9, Masih ada Gelombang 10
