Heboh Penemuan Sperma Raksasa Berbentuk Batu, Ilmuan Prediksi Berusia Lebih dari 100 Juta Tahun Lalu

Setelah diteliti, mereka memprediksi bahwa usia dari sperma yang membatu tersebut lebih dari 100 juta tahun lalu.


zoom-inlihat foto
sperma-yang-membatu-diprediksi-berusia-lebih-dari-100-juta-tahun.jpg
Evening Standard
Sperma yang berbentuk batu ditemukan oleh peneliti, disebut lebih dari 100 juuta tahun yang lalu.


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Sebuah penemuan heboh mengejutkan para penliti yakni sperma kuno yang sudah menjadi batu.

Penemuan tersebut menurut para peneliti adalah penemuan yang tak biasa.

Setelah diteliti, mereka memprediksi bahwa usia dari sperma yang membatu tersebut lebih dari 100 juta tahun lalu.

Bahkan kemungkinan penemuan tersebut adalah sperma tertua yang pernah ada.

Dilansir oleh Evening Standard, Kamis (17/9/2020) tim ahli paleontologi menemukan penemuan spektakuler yang diawetkan di dalam krustasea (udang-udangan adalah suatu kelompok besar dari artropoda) betina.

Baca: Gadis 14 Tahun Diperkosa di Truk Kontainer, Barang Bukti Selaput Dara Robek dan Ada Bekas Sperma

Peneliti meyakini makhluk mirip kerang itu kawin sesaat sebelum terperangkap.

Temuan peneliti yang diterbitkan pada Proceedings of the Royal Society B, telah memberikan kesempatan langka untuk mempelajari lebih lanjut tentang evolusi proses reproduksi, kata para ilmuwan.

Sebelumnya juga pernah ditemukan fosil sperma tertua yang diketahui ditemukan di dalam kepompong cacing berusia 50 juta tahun dari Antartika.

Krustasea, spesies baru ostracod yang disebut Myanmarcypris hui, diperkirakan hidup di perairan pesisir dan pedalaman yang sekarang disebut Myanmar.

Meskipun mayoritas spesies jantan, menghasilkan sperma yang sangat kecil dalam jumlah besar, untuk meningkatkan peluang pembuahan, namun terdapat pengecualian.

Beberapa makhluk, seperti lalat buah dan ostracoda modern, menghasilkan sejumlah kecil sperma yang terlalu besar, dengan ekor beberapa kali lebih panjang dari hewan itu sendiri.

Dalam kasus ini, para peneliti mengatakan, peluang membuahi sel telur bisa meningkat seiring dengan ukuran sel sperma.

Sebuah tim yang dipimpin oleh Dr Renate Matzke-Karasz, seorang ahli geobiologi di Ludwig-Maximilians-Universitaet (LMU) di Munich.

Membuat penemuan dengan menganalisis 39 spesimen ostracoda yang terperangkap dalam sepotong kecil amber menggunakan rekonstruksi sinar-X 3D.

Baca: Peneliti Temukan Sperma Mengandung Virus Corona Milik Pasien Covid-19

Para peneliti menemukan sperma raksasa matang yang disimpan dalam sepasang wadah di dalam ostracod (hewan tak bertulang belakang yang termasuk dalam filum Arthropoda) betina.

Menunggu sel telur matang dalam apa yang juga bisa menjadi bukti langsung paling awal dari inseminasi lengkap.

“Bagian paling penting dari penemuan ini adalah kita dapat menunjukkan bahwa, menggunakan sperma raksasa untuk reproduksi adalah sesuatu yang dapat bertahan lama dalam sejarah Bumi.

“Sebelumnya, kami tidak yakin apakah hewan yang 'beralih' menggunakan sperma raksasa ini pada titik tertentu dalam sejarah evolusi mereka akan punah dengan sangat cepat."

Sperma yang membatu diprediksi berusia lebih dari 100 juta tahun yang lalu, kemungkinan besar tertua yang pernah ditemukan. (Evening Standard)
Sperma yang membatu diprediksi berusia lebih dari 100 juta tahun yang lalu, kemungkinan besar tertua yang pernah ditemukan. (Evening Standard) ()

Para penliti menyebut bahwa sperma tersebut bisa dipandang dari sudut evolusi.

“Bagaimanapun, ini adalah biaya yang sangat besar bagi hewan: sperma yang besar harus diproduksi, organ reproduksinya jauh lebih besar daripada spesies lain, mereka memakan banyak ruang pada hewan, dan perkawinan berlangsung lama.





Halaman
12
BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved