
Dokter mengatakan anak laki-laki itu meninggal dalam tidurnya sekitar jam 3 pagi, karena kerusakan jantung.
Pihak sekolah akhirnya menghubungi keluarga tersebut pada Selasa (8/9/2020) untuk meminta maaf dan bertanggung jawab atas tragedi yang terjadi.
Meski pihak keluarga dari anak laki-laki itu sangat marah, mereka ingin kasus ini menjadi contoh bagi guru yang tidak berpikir sebelum menghukum muridnya.
Kejadian Serupa
Meninggalnya pelajar karena hukuman bukanlah hal baru di Thailand.
Baca: Dapat Subsidi Pulsa hingga Juni 2021, Pemerintah juga Berikan Tablet Murah Gratis untuk Siswa & Guru

Pada bulan lalu, seorang siswa meninggal setelah mendapat hukuman selama latihan pemandu sorak di Universitas Rajabhat Phuket.
Gadis itu terpaksa berlari beberapa putaran karena membuat kesalahan selama latihan, tetapi dia pingsan sebelum dia bisa menyelesaikannya.
Laporan otopsi mengatakan dia meninggal karena gagal jantung dengan kekurangan oksigen ke otak selama 16 menit.
Baca: Seorang Pelajar Tewas Dibacok Dini Hari di Kebayoran Lama Jakarta Selatan

Dokter juga melaporkan pendarahan paru-paru yang menyebabkan pendarahan hidung dan mulut.
Guru yang memaksa gadis itu berlari didakwa dengan kecerobohan yang fatal.
Baca: Simak Cara Daftar Beasiswa Penuh Pertukaran Pelajar di Jepang untuk SMA/SMK/Sederajat
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Tak Kerjain PR, Seorang Siswa Meninggal Setelah Lompat Jongkok 100 Kali, Pihak Sekolah Minta Maaf
(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Serambi)
-
Seorang Nelayan Mendadak Kaya dalam Semalam, Berkat Muntahan Ikan Paus Bernilai Miliaran Rupiah
-
Thailand Tandatangani Kontrak 26 Juta Kandidat Vaksin Corona dari AstraZeneca
-
Kucing yang Hilang Tiga Hari, saat Pulang di Lehernya Ada Tulisan 'Utang Tiga Ikan Makarel'
-
Ibu Tega Bunuh Anak Kandung Berusia 6 Tahun: Pergoki Ibu Berhubungan Tak Pantas dengan Selingkuhan
-
PM Thailand Prayuth Chan O-Cha Buka Suara Atas Permintaan Pengunduran Diri