Belasan Perawat Diberhentikan Sepihak dan Gaji 3 Bulan Belum Dibayar: Kami Tak Bisa Pulang Kampung

Belasan perawat ini akhirnya terpaksa patungan untuk menyewa tempat indekos karena tak memiliki biaya untuk pulang kampung


zoom-inlihat foto
13-perawat.jpg
Kompas/Junaedi
Belasan perawat Rumah Sakit Regional RSUD Sulbar diberhentikan tanpa alasan yang jelas. Mereka juga tidak bisa pulang kampung karena gaji selama tiga bulan belum dibayar.


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Belasan perawat di ruang karantina Covid-19 di Rumah Sakit Regional RSUD Sulbar diberhentikan secara sepihak oleh rumah sakit.

Mereka juga disuruh pergi dari penginapan yang ditinggali.

Selain itu, mereka mengaku gaji selama tiga bulan belum dibayarkan kepada mereka.

Hal ini membuat ketiga belas perawat tersebut kebingungan dan tidak bisa pulang kampung.

Dengan kondisi keuangan yang terbatas, mereka juga tidak tahu hendak ke mana.

"Kami bingung dan tak bisa pulang kampung karena tak punya biaya, honor kami selama berbulan-bulan belum diterima," tutur salah seorang perawat bernama Heri Kuswandi dikutip dari Kompas.

Baca: Aturan Baru Menkes: Pasien Covid-19 Boleh Klaim Biaya Perawatan, Ini Kriterianya

Ilustrasi perwat menangani pasien Covid-19 yang sedang dirawat di RS
Ilustrasi perwat menangani pasien Covid-19 yang sedang dirawat di RS (Grid.id)

Heri Kuswandi mengatakan mereka terkejut dengan keputusan rumah sakit yang dianggap mendadak itu.

Tiga belas perawat kecewa lantaran tidak mendapatkan informasi langsung perihal pemberhentian mereka.

Bahkan, pengelola penginapan meminta mereka meninggalkan lokasi tempat mereka tinggal.

"Kami kaget karena pengelola penginapan yang kami huni sejak lima bulan bertugas sebagai perawat di ruang karantina Covid-19 meminta kami meninggalkan kamar dan barang-barangnya," kata Heri.

Patungan menyewa kos

Belasan perawat tersebut akhirnya terpaksa patungan untuk menyewa tempat indekos.

Sebab, mereka tak memiliki biaya untuk pulang kampung.

Para perawat tersebut berharap pihak rumah sakit segera membayarkan insentif selama 3 bulan yang belum diberikan.

Baca: Kisah Wanita Perawat di Pulau Terluar Indonesia, Tak Ada Listrik dan Susuri Tebing demi Rawat Pasien

Bantah pemberhentian

Saat dikonfirmasi, Direktur RSUD Regional Sulbar Dr. Indah membantah memecat 13 perawat ruang karantina Covid-19 tanpa alasan.

Ia mengatakan hal tersebut adalah bagian dari rolling pegawai.

"Ini bukan pemecatan, ini hanya diistirahatkan, di-rolling karena mereka kan sudah bertugas lima bulan lebih dan butuh penyegaran," kata Indah.

Rolling, ujar dia, perlu untuk menjaga imunitas. Perihal gaji, manajemen rumah sakit mengaku tengah memproses honor belasan perawat itu.

Baca: Rincian Biaya Untuk Perawatan Pasien Terinfeksi Covid-19, Ternyata Mencapai Angka Ratusan Juta?

Kisah para perawat melawan stigma dan ancaman di tengan pandemi

Tenaga medis, termasuk perawat, menjadi garda terdepan di tengah pandemi corona.

Bukannya tak merasa cemas, tetapi besarnya rasa tanggung jawab membuat nyali mereka tak gentar.

Para perawat berani menanggung risiko yang mungkin saja bisa menimpa diri mereka di tengah pandemi. Namun, tidak semua orang menyadari besarnya pengorbanan tersebut.

Ironisnya, stigma hingga tindakan tak menyenangkan masih saja ada. Berikut kisah-kisahnya:

1. Di Semarang, jenazah perawat positif corona ditolak warga

Jenazah seorang perawat RSUP Dr. Kariadi Semarang yang dinyatakan positif corona ditolak oleh sekelompok warga di Desa Sewakul, Ungaran.

Sewakul, Ungaran, dipilih sebagai lokasi pemakaman lantaran ayah sang perawat juga dimakamkan di tempat tersebut.

"Keluarga meminta dimakamkan di Sewakul Ungaran Timur agar dekat dengan makam ayahnya," kata Humas Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Semarang Alexander Gunawan. Awalnya tak ada penolakan.

Baca: 100 Dokter Meninggal karena Terinfeksi Corona, Pemerintah Diminta Lakukan Evaluasi

Ilustrasi pemakaman pasien Covid-19
Ilustrasi pemakaman pasien Covid-19 (Tangkapan layar video via Kompas.com)

Namun, pada hari pemakaman, sekelompok warga tiba-tiba tak menerima jenazah perawat tersebut.

Penolakan berujung dipindahnya makam perawat berusia 38 tahun itu.

"Oleh keluarga kemudian dimakamkan di Bergota makam keluarga RS Kariadi Semarang, karena beliau bertugas di sana," ujar dia.

Buntut penolakan pemakaman, tiga orang tokoh masyarakat di Ungaran ditangkap.

Mereka diduga memprovokasi 10 warga dan memblokade jalan masuk menuju pemakaman.

Direktur Reskrimum Polda Jateng Kombes Budi Haryanto menjelaskan, tiga pelaku diduga melanggar Pasal 212 KUHP dan 214 KUHP serta Pasal 14 ayat 1 UU no 4 tahun 1984 tentang penanggulangan wabah.

Menyusul kejadian ini, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta maaf.

Baca: Pasien OTG Diduga Tularkan Virus Corona ke 24 Perawat di RSUD Kota Depok

Ia memastikan bahwa jenazah pasien positif yang telah meninggal tak akan menularkan virus.

Dengan mata berkaca-kaca, Ganjar meminta agar masyarakat mengasah kepekaan dan rasa kemanusiaan.

"Para perawat, dokter, dan tenaga medis tidak pernah menolak pasien, kenapa kita tega menolak jenazah mereka?" ungkap Gubernur Ganjar.

2. Perawat RSUP Persahabatan terpaksa angkat kaki dari indekos

Para staf medis dan perawat di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan memilih angkat kaki dari indekos mereka lantaran mendapat perlakuan diskriminatif.

Hal itu dibenarkan oleh Direktur RSUP Persahabatan Rita Rogayah.

Kuatnya stigma tetangga indekos membuat perawat RSUP Persahabatan memilih pergi.

"Mereka tidak nyaman karena ada stigma, mereka bekerja di RSUP Persahabatan sebagai rumah sakit infeksi," kata dia.

Lingkungan tempat indekos memposisikan para petugas medis tersebut membawa penyakit, padahal mereka telah melalui prosedur yang ketat setiap pulang dari bertugas.

"Sehingga mereka kalau kembali ke rumah, mereka merasa sepertinya menularkan Covid-19 dan membawa virus ke rumah. Lingkungan itu menstigma mereka itu membawa penyakit," kata dia.

Menyusul kejadian itu, beberapa pihak telah mencarikan tempat bagi mereka. Beberapa donatur bersedia menawarkan bantuan akomodasi bagi para petugas medis.

3. Perawat ditampar saat ingatkan pakai masker

Seorang perawat klinik berinisial HM mendapatkan tamparan usai mengingatkan seorang satpam supaya mengenakan masker saat berobat.

Maksud baik sang perawat untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 itu justru berujung penganiayaan.

Oknum satpam berinisial B awalnya berobat di Klinik Dwi Puspita, Semarang.

B saat itu datang tanpa memakai masker. HM yang melihatnya kemudian mengingatkan B untuk memakai masker.

Bukan berterima kasih, B justru menampar HM hingga perawat itu trauma dan mengalami pusing. HM pun akhirnya melaporkan kejadian itu ke Polsek Semarang Timur.

Selain ditampar, HM mengaku diancam akan dibunuh. Ia berharap kejadian yang sama tak lagi terulang, lebih-lebih pada para tenaga medis sepertinya.

"Tolong hargai profesi kami. Karena kami bekerja dengan hati ikhlas membantu masyarakat," kata HM.

4. PDP ancam perawat dengan pecahan kaca

Seorang pasien dalam pengawasan (PDP) di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda, Kalimantan Timur mengamuk, memecahkan kaca serta mendobrak pintu.

Tak berhenti di situ, pasien juga melakukan ancaman pada perawat.

"Dia juga mengancam perawat pakai pecahan kaca," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Samarinda Osa Rafsodia, Sabtu (11/4/2020).

Bahkan petugas kepolisian pun dipanggil lantaran pasien dinilai mengancam keselamatan petugas medis.

Setelah berhasil ditenangkan, pasien klaster Ijtima Ulama Gowa itu dipulangkan dengan catatan wajib mengisolasi diri di rumahnya.

Osa mengatakan pasien itu diisolasi mulai tanggal 8 April 2020 usai hasil rapid test menyatakan pasien reaktif terpapar virus corona.

Ia berharap kasus ancaman hingga kekerasan pada perawat tak lagi terulang.

(Tribunnewswiki/Tyo/Kompas/Pythag Kurniati)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kami Bingung, Tak Bisa Pulang Kampung, Honor Selama Berbulan-bulan Belum Diterima" dan "Kisah-kisah Perawat Melawan Aniaya dan Stigma di Tengah Pandemi Corona, Diancam Pecahan Kaca dan Jenazah Ditolak Warga"





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

  • Film - Comic 8 Revolution:

    Comic 8 Revolution: Santet K4bin3t adalah sebuah film
© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved