TRIBUNNEWSWIKI.COM - Suzuki tampil lebih baik daripada Yamaha pada dua seri MotoGP lalu yang sama-sama digelar di Sirkuit Red Bull Ring, Spielberg, Austria.
Pada ronde pertama, MotoGP Austria, pembalap Ducati Team Andrea Dovizioso berhasil menang.
Posisi kedua ditempati pembalap Suzuki Ecstar Joan Mir.
Pada ronde kedua, MotoGP Styria, pembalap Red Bull KTM Tech 3 Miguel Oliveira mendapat podium tertinggi.
Joan Mir kali ini gagal mendapat podium dan finis di posisi keempat.
Sementara itu, pembalap Yamaha kalah dari pembalap Suzuki dalam dua balapan terakhir.
Dikutip dari Speedweek, lima dari enam podium di dua balap terakhir dimiliki oleh pembalap yang memakai mesin berkonfigurasi V.
Baca: Valentino Rossi Sebut Dirinya Tak Jauh dari Fabio Quartararo, Apa Maksudnya?
Meski demikian, Valentino Rossi dan Joan Mir percaya bahwa konfigurasi mesin ini tak ada hubungannya dengan penampilan gemilang para pembalap yang meraih podium.
Yamaha dan Suzuki adalah pabrikan yang setia menggunakan mesin berkonfigurasi inline atau segaris.
Namun, di Red Bull Ring kembali muncul pertanyaan: Apakah mesin inline adalah pilihan yang tepat di trek yang membutuhkan banyak tenaga?
MotoGP Styria dapat memberi sudut pandang berbeda.
Sebelum balapan dihentikan karena insiden rem di motor Maverick Vinales, Joan Mir memimpin balapan.
Baca: Pertama Kali dalam 38 Tahun, Pembalap Honda Tak Mampu Raih Podium di 5 Seri MotoGP
Dia berjarak 2,4 detik dari pembalap LCR Honda Takaaki Nakagami dan pembalap Pramac Racing Jack Miller.
Seandainya Joan Mir menang, orang mungkin tidak akan mempertanyakan kekurangan mesin inline.
Lalu, mengapa Suzuki lebih baik daripada Yamaha?
Valentino Rossi sudah lama mengeluhkan mesin M1 yang lemah.
"Dalam hal akselerasi, Suzuki memiliki cengkeraman yang lebih baik daripada kami, dan mesinnya juga lebih cepat," kata Rossi mengungkapkan.
"Aku berada di belakang [Alex] Rins, antara satu tikungan dan tikungan selanjutnya, dia bisa berakselerasi jauh lebih cepat daripada aku."
"Artinya, Suzuki bekerja dengan cara yang tepat. Kami berharap dapat meningkat."
Baca: MotoGP Portimao Jadi Seri Penutup Musim 2020, Valentino Rossi: Portimao seperti Roller Coaster
Suzuki bahkan tidak hanya kuat di Red Bull Ring, tetapi juga di Brno, dan Alex Rins nyaris mendapat podium.
Padahal, Brno dan Red Bull Ring adalah sirkuit tempat mesin V biasanya berjaya.
"Kami memiliki motor hebat," kata Joan Mir menegaskan.
"Jika kami bisa bertarung untuk meraih kemenangan di Austria dengan Suzuki, yang memiliki tenaga jauh lebih sedikit daripada yang lain, itu menegaskan betapa seimbangnya motor kami."
"Aku bangga dengan timku dan Suzuki. Suzuki adalah calon juara musim ini."
Valentino Rossi Sebut Dirinya 'Tak Jauh' dari Fabio Quartararo
Valentino Rossi menjadi pembalap terbaik Yamaha pada dua seri di Sirkuit Red Bull Ring, yakni MotoGP Austria dan Styria.
Saat ini Valentino Rossi berada di peringkat ketujuh klasemen MotoGP 2020.
Baca: Valentino Rossi Puji Brad Binder yang Ukir Sejarah Podium Pertama di MotoGP Ceko
Meski berada di peringkat ketujuh, Valentino Rossi hanya berjarak 25 poin dari pemuncak klasemen, pembalap Petronas Yamaha SRT Fabio Quartararo.
Dilansir dari Corsedimoto, Rossi pada ronde kedua di Red Bull Ring hanya finis di posisi ke-9.
Hal ini lebih buruk dari ronde pertama ketika dia finis di posisi kelima.
Temperatur aspal yang lebih dingin 10 derajat celsius tidak membantu motor Yamaha YZR-M1.
Namun, dia kembali menjadi pembalap Yamaha terbaik setelah melewati garis finis.
Rossi dianggap mampu menutupi kelemahan M1 dengan segudang pengalamannya.
Baca: Manajer Yamaha Sebut Fabio Quartararo Penerus Valentino Rossi yang Sudah Lama Dicari
Meski demikian, di trek tertentu M1 memperlihatkan semua kekurangannya.
Masalah Yamaha
Yamaha memiliki beberapa masalah, yang terbaru adalah sistem pengereman.
Masalah lama Yamaha, kurangnya top speed, juga terlihat dan tidak menyulitkan pembalapnya menyalip.
Sebaliknya, keunggulan di tikungan yang dari dulu menjadi keunggulan Yamaha, kini mulai dimiliki pabrikan lainnya.
Performa Yamaha di Jerez terlihat gemilang, sayangnya mulai Brno ke depan, Yamaha seakan kembali mengulangi musim 2019.
"Aku adalah pembalap Yamaha terbaik, tetapi di posisi kesembilan," kata Rossi merujuk pada MotoGP Styria pekan lalu.
"Masalahnya kurang lebih sama seperti musim lalu, tetapi di Jerez kami memborong semua podium.
"Aku pikir di sirkuit berikutnya kami akan bisa lebih kompetitif, juga karena terus seperti ini akan menyusahkan.
Teka-teki mengenai rem
Pengereman menjadi masalah Yamaha, tetapi jelas penyebabnya.
Rossi menangani M1 lebih baik daripada pembalap Yamaha lainnya.
Namun, setelah bendera merah dikibarkan, dia berbicara panjang lebar dengan para teknis Brembo (penyuplai rem) untuk mengamati situasi.
Red Bull Ring menjadi sirkuit paling menantang dalam hal pengereman.
M1 tampak lebih kesulitan dibandingkan dengan motor lainnya di sini.
"Kita semua berdekatan, aku tak jauh dari Quartararo (berselisih 25 poin)."
Dengan demikian, menurut Rossi, dia tak jauh dari Quartararo dalam hal poin meski saat ini di posisi ketujuh.
"Aku harap Yamaha lebih baik di ronde selanjutnya."
(Tribunnewswiki/Tyo)