TRIBUNNEWSWIKI.COM - Farisha Razak menjadi satu di antara banyak penyintas dan keluarga korban yang mengungkapkan dampak penyerangan masjid di mimbar sidang pengadilan tinggi Christchurch, Selandia Baru.
Farisha yang kehilangan ayahnya, ingin agar Brenton Tarrant menderita dalam penjara daripada dihukum mati.
Farisha kehilangan ayahnya Ashraf Ali yang sedang liburan di Christchurch dan kebetulan sedang bersembayang di masjid.
Peringatan: Isi berita di bawah ini berisi rincian peristiwa yang dimungkinkan dapat membuat rasa tidak nyaman bagi pembaca.
Baca: Anaknya Tewas Tertembak Saat Salat Jumat, Atta Ahmad Alayan: Terorisme Itu Tidak Beragama
Kepada Brenton, Farisha justru mengaku senang apabila pria ini tidak mendapat hukuman mati.
"Kamu tak pantas mendapatkan hal yang mudah, kamu pantas dibuat menderita di penjara" kata Razak.
"Kami ini Muslim, bukanlah orang yang jahat, camkan itu dalam kepalamu," ungkapnya dengan nada marah.
"Kau bukanlah orang yang baik," tegasnya.
Disclaimer: Tribunnewswiki.com tidak menyediakan gambar Farisha Razak dan Zuhair Darwish karena keterbatasan hak cipta.
Berbeda dari Farisha, seorang penyintas lain, Zuhair Darwish justru meminta Brenton Tarrant dihukum mati.
Zuhair Darwish, menjadi satu di antara para penyintas yang berbicara di mimbar pengadilan sidang vonis terdakwa Brenton Tarrant, pelaku penembakan di dua masjid Christchurch, Selandia Baru.
Baca: Berhasil Kabur dari Serangan di Masjid Selandia Baru, Abdiaziz Ali: Saya Melihat Banyak Orang Mati
Ia kehilangan saudaranya Kamel Darwish yang tewas saat tengah ibadah Jumat di Masjid Al Noor.
"Kau akan mendapat balasan atas tingkahmu," kata Zuhair yang berbicara ihwal dampak yang ia rasakan di mimbar Pengadilan Tinggi Christchurch, Selandia Baru.
Zuhair mengaku tak terima saudaranya terbunuh dalam serangan yang menewaskan 51 nyawa tersebut
"Kau bertingkah layaknya pengecut, dan kamu pengecut. Kau hidup layaknya tikus, dan kau akan mati sendirian," katanya menghadap Brenton Tarrant, warga Australia yang memproklamirkan diri sebagai bagian dari supremasi kulit putih.
Saat mendengarkan dan memperhatikan, Tarrant terlihat mengangguk di hadapan Zuhair.
"Hukuman yang adil baginya adalah hukuman mati," kata Zuhair di depan hakim.
Sidang Vonis Brenton Tarrant
Pengadilan tinggi Christchurch menggelar persidangan untuk terdakwa Brenton Tarrant, pelaku penembakkan masjid di Selandia Baru.
Baca: Imam Masjid Al Noor, Gamal Fouda di Hadapan Terdakwa Brenton Tarrant: Kau itu Sesat dan Salah Arah