Sejarah Penanggalan Hijriah dan Perbedaannya dengan Penanggalan Masehi

Penanggalan Hijriah menggunakan perhitungan orbit Bulan pada Bumi sehingga disebut sebagai kalender bulan atau kalender lunar.


zoom-inlihat foto
tahun-baru-islam-1442-h.jpg
(Sriwijaya Post/Tribunnews.com)
1 Muharram 1442 H jatuh pada tanggal 20 Agustus 2020. Ada beberapa perbedaan penanggalan Hijriah dengan penanggalan Masehi


TRIBUNNEWSWIKI.COM - 1 Muharram 1442 jatuh pada hari ini, Kamis (20/8/2020), dan dirayakan umat Islam di seluruh dunia.

Penanggalan Hijriah memiliki beberapa perbedaan dengan penanggalan Masehi.

Digunakan pertama kali pada masa pemerintahan Umar bin Khattab, penanggalan Hijriah didasarkan pada hijrahnya Nabi Muhammad.

DIlansir dari Kontan yang mengutip IslamicFinder, Nabi Muhammad SAW hijrah dari Mekkah ke Madinah pada tahun 622 Masehi silam. 

Penanggalan Hijriah menggunakan perhitungan orbit Bulan pada Bumi sehingga disebut sebagai kalender bulan atau kalender lunar.

Sebaliknya, penanggalan Masehi menggunakan perhitungan pergerakan Matahari sehingga disebut sebagai kalender solar atau kalender matahari.

Baca: Doa Akhir dan Awal Tahun Baru 1 Muharram 1442 H Mulai Dilakukan Rabu Petang Ini, Berikut Bacaannya

Ilustrasi tahun baru Islam 1 Muharram.
Ilustrasi tahun baru Islam 1 Muharram. (deansschool.org)

Awal hari pada penanggalan Hijriah dimulai saat matahari terbenam, berbeda dengan kalender Masehi yang dihitung dari pukul 12 malam.

Jumlah hari di kalender hijriah dan masehi berbeda.

Dikutip dari IslamicFinder, jumlah hari pada kalender hijriah terhitung 11-12 hari lebih sedikit dibanding kalender masehi.

Jumlah hari di kalender masehi ada 365 hari, sedangkan hijriah ada 354 atau 355 hari.

Sejarah

Dilansir dari Tibunnews Wiki, ide pertama penanggalan Hijriah bermula saat Gubernur Basrah Abu Musa al-Asy'ari mengirim surat pada Khalifah Umar bin Khattab.

Abu Musa mengawali suratnya dengan kalimat, "Menjawab surat dari tuan yang tidak bertanggal."

Baca: Waktu dan Niat Lengkap Puasa Sunah Tasua serta Puasa Asyura di Bulan Muharram 1442 Hijriah

Hal inilah yang kemudian menjadi pemicu khalifah Umar mengumpulan para sahabat untuk membuat sistem penanggalan sendiri.

Para sahabat yang ikut bermusyawarah antara lain, Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Abdurrhaman bin Auf, Saad bin Abi Waqqash, Zubair bin Awwam, dan Thalhah bin Ubaidillah.

Konon, pertemuan tersebut cukup alot.

Ilustrasi 1 Muharram 1442 H
Ilustrasi 1 Muharram 1442 H (Sripoku)

Namun, pada akhirnya berujung pada kesepakatan bahwa awal perhitungan kalender Islam disesuaikan pada awal waktu hijrah Rasulullah dari Mekah ke Yatsrib (Madinah).

Ide tersebut dilontarkan Ali bin Abi Thalib.

Karena momen hijrah tersebut maka penanggalan ini dinamai 'Hijriyah'.

Perhitungan tanggal bulannya dimulai dari 1 Muharram, walau sebenarnya hijrah terjadi pada bulan Safar.

Baca: Kumpulan Ucapan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1442 Hijriah, Cocok Dijadikan Status Media Sosial

Bukan tanpa alasan, penetapan Muharram sebagai awal tahun Hijriyah memiliki banyak pertimbangan.

Antara lain, pada bulan itulah Rasulullah bertekad sambil menyusun rencana untuk pindah ke Yatsrib.

Setelah Ramadhan adalah Syawal, Dzulqa'dah, dan Dzulhijjah yang lazim disebut "asyhurul-hajj" atau bulan-bulan haji.

Hal itu mengingat kesibukan persiapan haji telah dimulai sejak Syawal hingga pertengahan Dzulhijjah.

Penentuan awal bulan

Penentuan awal bulan dalam tahun Hijriah terdiri dari dua metode, yaitu hisab dan rukyat.

- Hisab

Hisab artinya adalah perhitungan secara astronomi.

Dalam ilmu falak, hisab sering digunakan untuk memperkirakan posisi matahari dan bulan terhadap bumi.

Metode hisab dipergunakan untuk menentukan awal Ramadhan atau awal bulan dalam kalender Hijriyah tanpa harus melihat hilal.

Baca: Jadwal Puasa Tasua dan Puasa Asyura, Amalan Sunnah di Bulan Muharram, Beserta Niat dan Keutamannya

Di antara yang menggunakan metode hisab adalah Muhammadiyah.

- Rukyat

Rukyat merupakan aktivitas mengamati visibilitas hilal.

Artinya, pengamat harus melihat hilal untuk menentukan apakah sudah waktunya masuk bulan baru atau belum.

Hilal sendiri adalah bulan sabit muda setelah terjadi ijtimak (konjungsi geosentris).

Apabila hilal sudah terlihat, tandanya hari berikut sudah memasuki bulan baru.

Penampakan hilal bisa dilakukan dengan mata telanjang atau menggunakan alat bantu seperti teleskop.

Baca: Bacaan Niat Puasa Tasua dan Puasa Asyura pada 9-10 Muharram, Beserta Keutamaannya

Mengamati hilal biasanya dilakukan menjelang terbenamnya matahari pertama kali setelah ijtimak.

Apabila terlihat, waktu maghrib setempat sudah dihitung tanggal 1 bulan baru.

Metode hilal di Indonesia digunakan oleh Nahdlatul Ulama.

Dua metode tersebut merupakan metode kuat yang memiliki dasar hadits Rasulullah.

(Tribunnewswiki/Tyo/TribunStyle/Triroessita/Kontan/Tiyas Widya Septiana)

Artikel ini telah tayang di Kontan dengan judul "Ini beda kalender hijriah dan kalender masehi, dari tahun baru hingga nama bulan" dan Tribun Style dengan judul "Sejarah Kalender Hijriah, Tahun Baru Islam 1 Muharram, Simak Perbedaannya dengan Kalender Masehi"





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved