TRIBUNNEWSWIKI.COM - Program Belajar dari Rumah di TVRi yang digagas oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah memasuki minggu ke sembilan belas.
Masih sama seperti minggu-minggu sebelumnya, program Belajar dari Rumah di TVRI minggu ke tujuh belas juga diperuntukkan untuk siswa-siswi jenjang pendidikan PAUD hingga SMA.
Khusus untuk program Belajar dari Rumah di TVRI untuk kelas 4-6 SD yang tayang pada Selasa (18/8/2020) akan membahas tentang Sejarah: Peristiwa Rengasdengklok.
Nantinya, setelah selesai pemaparan materi dalam setiap segmennya, akan muncul pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa-siswa kelas 4-6 SD.
Berikut Tribunnewswiki.com sajikan soal dan jawaban dari materi pelajaran Belajar dari Rumah di TVRI untuk kelas 4-6 SD, Selasa (18/8/2020) tentang Peristiwa Rengasdengklok:
Baca: Kronik Jelang Kemerdekaan 17 Agustus: Peristiwa Rengasdengklok hingga Penyusunan Teks Proklamasi
Soal
Pertanyaan setelah menonton video 1:
Menurut pendapatmu, mengapa kita perlu mempelajari Sejarah?
Pertanyaan setelah menonton video 2:
Mengapa para pemuda membawa Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok menjelang proklamasi kemerdekaan?
Pertanyaan setelah menonton video 3:
Bagaimana caranya agar kita bisa memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi seperti Soekarno?
Jawab
1. Secara singkat sejarah dapat diartikan sebagai kejadian-kejadian atau peristiwa pada masa lampau yang terkait dengan kehidupan manusia.
Sedangkan ilmu sejarah adalah ilmu yang mempelajari tentang kejadian-kejadian.
Sejarah perlu dipelajari karena kita bisa mengetahui peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lampau. Dengan mempelajari peristiwa di masa lampau, kita bisa mempersiapkan kehidupan yang lebih baik di masa sekarang.
Berikut beberapa alasan perlu mempelajari Sejarah:
- Mengenal kisah sebuah peristiwa
- Memberikan pengalaman dan masa depan yang lebih baik
- Mengandung nilai
- Mengenang jasa pahlawan
- Sejarah sebagai pelajaran
Baca: Naskah Proklamasi
2. Penyebab peristiwa Rengasdengklok adalah perbedaan pandangan waktu tentang pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia antara golongan tua dan golongan muda.
Ketegangan bermula dari berita kekalahan Jepang yang menyerah tanpa syarat pada Sekutu 15 Agustus 1945.
Golongan muda menganggap golongan tua hanya menunggu kemerdekaan dari Jepang.
Sedangkan golongan muda ingin segera dilakukan proklamasi dengan memanfaatkan kelemahan Jepang terhadap Sekutu.
Kemudian golongan muda membawa Sukarno dan Hatta ke Rengasdengklok untuk merundingkan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.
3. Agar kita bisa memiliki jiwa nasionalisme tinggi seperti Sukarno, kita harus mencintai tanah air Indonesia terlebih dahulu.
Banyak kegiatan untuk membuktikan cintantanah air, di antaranya melestarikan budaya Indonesia, mengenang sejarah pahlawan-pahlawan, dan melakukan apa saja untuk kemajuan bangsa. Dari situ kita akan memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi.
Baca: Benarkah Mikrofon Pembacaan Proklamasi 17 Agustus 1945 adalah Hasil Curian? Ini Sejarahnya
Disclaimer: artikel ini hanya digunakan oleh orangtua untuk memandu proses belajar anak. Soal ini berupa pertanyaan terbuka. Artinya, jawaban tidak terpaku seperti berikut.
Panduan orangtua untuk tayangan yang menekankan kompetensi literasi
Sebelum tayangan: Kurang lebih 10 menit sebelum program ditayangkan, orangtua mengajak anak duduk bersama dengan sikap rileks dan menjelaskan sekilas tentang lamanya tayangan dan aktivitas yang akan dilakukan dengan anak saat dan/atau sesudah menyaksikan tayangan tersebut.
Anak juga menyiapkan alat tulis.
Baca: Jelang Kemerdekaan 17 Agustus, Mengenal Sejarah BPUPKI, Sidang dan Pengurusnya
Setelah tayangan
Berikut hal yang dapat dilakukan orang tua untuk membantu meningkatkan kompetensi literasi anak dari melihat tayangan:
1. Dampingi anak ketika sedang menyimak tayangan, kemudian minta anak untuk mengkomunikasikan ide, gagasan, maupun perasaan sendiri, baik lisan maupun tertulis, dari tayangan tersebut. Selanjutnya, orang tua perlu mendengarkan, membaca apa yang disampaikan anak, dan memberi umpan balik berupa tanya jawab, diskusi dan pujian.
2. Lakukan diskusi dengan anak terkait hasil tulisannya.
Perhatikan tema, topik, gagasan, atau ide yang dirasa belum pas dan beri waktu kepada anak untuk mengemukaan pendapatnya dan memperbaiki tulisannya.
Jika orang tua mengalami kesulitan, bisa diskusi bersama keluarga dan guru.
3. Mintalah anak untuk membacakan hasil tulisannya.
Perhatikan cara duduk, jarak dari buku ke mata, posisi sikap yang baik, dan intonasi pembacaan. Selanjutnya, bersama-sama orang tua dan anak menyimpulkan bacaan.
(Tribunnewswiki.com/Ami, Kompas.com/Serafica Gischa)