TRIBUNNEWSWIKI.COM - Raut wajah Abah Emang memancarkan senyum ramah meski telah berusia 99 tahun.
Abah Emang merupakan pejuang Kemerdekaan RI.
Tubuhnya masih tegap meski berusia hampir satu abad.
Namun, dibalik tubuh tegapnya di sekujur tubuh pria lima anak ini ada delapan luka bekas tembakan peluru dari para tentara Belanda.
Ia juga mengaku pernah tak sadarkan diri selama 40 hari saat mempertahankan kemerdekaan,
Kisah Abah Emang disorot media saat ditemui Anggota DPR RI Dedi Mulyadi di rumahnya yang sangat sederhana di Cirangkong, Purwakarta pada hari Sabtu (15/8/2020).
Baca: Berlangsung Khidmat, Komunitas Ciliwung Depok Gelar Upacara di Pinggir Sungai Ciliwung
Sambil duduk di kursi kayu, Abah Emang kembali mengingat dirinya saat berjuang ketika agresi militer Belanda II.
Abah Emang bercerita menjadi tentara Republik Indonesia (TRI).
Saat itu, pangkat Abah Emang masih Pratu.
Ia bertugas di Batalyon 1 Resimen 7 Purwakarta, atau masuk dalam pertahanan TRI wilayah Bandung.
Tepatnya pada tahun 1948 atau 3 tahun seusai kemerdekaan, agresi militer kedua pecah, Abah Emang bersama puluhan tentara lain terlibat baku tembak dengan pasukan Belanda di perkebunan karet di Kalijati, Subang, Jawa Barat.
Baca: Benarkah Mikrofon Pembacaan Proklamasi 17 Agustus 1945 adalah Hasil Curian? Ini Sejarahnya
Ternyata, yang gugur dalam pertempuran itu tidak hanya tiga kawan Abah Emang, tetapi satu kompi tertembus timah panas Belanda.
Bahkan Abah Emang sendiri tertembus 8 tembakan di punggung, tangan, kaki termasuk kepala.
Beruntung peluru mengenai kepalanya tidak separah yang didapatkan pada kaki kirinya.
Dengan delapan peluru yang bersarang di tubuhnya, saat itu Abah hanya pasrah kepada Tuhan.
Darah segar terus menutupi wajahnya. Bahkan dengan menahan sakit, ia hanya bisa tergeletak di perkebunan karet di Kalijati Subang.
Baca: Jelang Kemerdekaan 17 Agustus, Mengenal Sejarah BPUPKI, Sidang dan Pengurusnya
Doanya terkabul, ketika itu ada dua perempuan melintas, dengan suara paraunya dia berteriak meminta tolong. Bahkan meminta kedua perempuan tersebut untuk membawakan air minum dan menutup wajahnya dengan dedaunan.
Awalnya kedua perempuan itu ketakutan apalagi dengan kondisi Abah Emang yang bersimbah darah, kedua perempuan tersebut memberi air yang dibawa dengan daun pisang.
Setelah meminum air itu, Abah Emang minta wajahnya ditutupi daun. Dengan alasan supaya dingin.
Bukannya dingin, ternyata Abah Emang semakin kepanasan ketika wajahnya tertutup daun pisang tersebut.
Baca: Sejarah Mesin Tik Alat Penyusun Naskah Proklamasi, Benarkah Dipinjam dari Nazi Jerman?
Tak berapa lama, jantungnya berdetak kencang.
Pasalnya, pasukan Belanda melakukan patroli, untuk memastikan bahwa para tentara Indonesia ini telah gugur.
Menjelang Maghrib, Abah Emang baru mendapatkan pertolongan.
Salah seorang warga, lantas membawanya untuk dievakuasi ke tempat aman.
Setelah itu, kakek lima anak ini tak sadarkan diri selama 40 hari.
Dalam ketidaksadarannya, Abah Emang sering meracau dengan menggunakan bahasa Belanda.
Bahkan, ketika sadar, makannya juga inginnya roti, bukan nasi ataupun singkong.
Seiring dengan berjalannya waktu, Abah Emang mulai sembuh. Namun karena luka tembak itu, dia akhirnya pensiun dini jadi tentara. Bahkan di usia 25 tahun dia pensiun, hanya 5 tahun sebagai TRI.
Setelah pensiun, Abah Emang beraktivitas menjadi petani. Kemudian menikah dan memiliki lima anak. Kini ia hidup berdua dengan istri barunya, sebab istri pertama sudah meninggal dunia.
Dalam kesempatan itu, Dedi Mulyadi memberikan sejumlah uang untuak bekal Abah Emang dan keluarganya.
Dedi Mulyadi juga memperbaiki rumah Abah Emang dengan mengecat dan memasang keramik di lantai rumahnya.
Abah Emang pun terharu dengan sikap Dedi Mulyadi. Air mata pun menetes dari kelopak matanya.
Video pertemuan antara Dedi Mulyadi dan Abah Emang, pejuang kemerdekaan yang usianya hampir satu abad ini diunggah ke channel youtube Kang Dedi Mulyadi dan mendapat respons positif dari warganet.
-
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Dapat 8 Luka Tembak, Kisah Hidup Pejuang Kemerdekaan Berusia 99 Tahun Ini Sangat Mengharukan
(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Tribun Jabar)