Sejarah 'Mesin Tik' Alat Penyusun Naskah Proklamasi, Benarkah Dipinjam dari Nazi Jerman?

Mesin tik menjadi benda bersejarah dalam proses terjadinya pengetikan naskah proklamasi jelang kemerdekaan Indonesia


zoom-inlihat foto
mesin-tik-proklamasi-1.jpg
(Kompas.com/Kahfi Dirga Cahya)
Replika mesin ketik naskah proklamasi di Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Menteng, Jakarta.


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Mesin tik menjadi saksi bisu lahirnya Republik Indonesia setelah Sayuti Melik menerima naskah asli dari Soekarno.

Setelah naskah selesai dibuat, teks perlu untuk diketik.

Dipanggilah Sayuti Melik untuk mengetik naskah proklamasi tersebut.

Tak disangka, ternyata di rumah Laksamana Maeda tak ada mesin tik berhuruf latin.

Disuruhlah pembantu rumah Maeda, yaitu Nyonya Satzuki Mishima untuk meminjam mesin tik.

Setelah mesin tik datang, Sayuti Melik memulai tugasnya.

Baca: 17 AGUSTUS - Kronik Jelang Proklamasi: 16 Agustus 1945

Bung Hatta (berdiri) ketika menjelaskan lagi pendapatnya tentang saat-saat menjelang Proklamasi Kemerdekaan di rumah bekas penculiknya, Singgih (baju batik hitam) Jumat siang kemarin. Tampak dari kiri kekanan: GPH Djatikusumo, D. Matullesy SH, Singgih, Mayjen (Purn) Sungkono, Bung Hatta, dan bekas tamtama PETA Hamdhani, yang membantu Singgih dalam penculikan Soekarno Hatta ke Rengasdengklok. (Kompas/JB Suratno)
Bung Hatta (berdiri) ketika menjelaskan lagi pendapatnya tentang saat-saat menjelang Proklamasi Kemerdekaan di rumah bekas penculiknya, Singgih (baju batik hitam) Jumat siang kemarin. Tampak dari kiri kekanan: GPH Djatikusumo, D. Matullesy SH, Singgih, Mayjen (Purn) Sungkono, Bung Hatta, dan bekas tamtama PETA Hamdhani, yang membantu Singgih dalam penculikan Soekarno Hatta ke Rengasdengklok. (Kompas/JB Suratno) ((Kompas/JB Suratno))

Sayuti Melik yang merupakan suami dari S. K. Trimurti ini menuju ke suatu ruangan yang terdapat meja dan kursi serta mesin tik.

Persoalan mesin tik yang menjadi benda bersejarah dalam proses terjadinya naskah ketik proklamasi ini menjadi diskursus dalam sejarah ketika terdapat dua versi asal muasal mesin tik dan di tempat mana malam itu Ny. Satzuki Mishima meminjam.

Tribunnewswiki.com menghimpun dua pendapat mengenai asal muasal dari mesin tik yang digunakan Sayuti Melik untuk mengetik teks proklamasi.

Versi I: Mesin Tik Pinjaman Jepang

Dikutip dari buku St. Sularto & D. Rini Yunarti, berjudul 'Konflik Di Balik Proklamasi: BPUPKI, PPKI, dan Kemerdekaan Indonesia', terbitan Kompas (2010), saat naskah selesai dibuat, pembantu rumah Maeda bernama Ny. Satsuki Mishima diminta untuk mencari mesin tik.

Satsuki Mishima adalah perempuan satu-satunya pada malam itu.

Ketika diminta untuk mencari mesin tik, Satsuki Mishima kemudian meminjam mesin tik di Kantor Militer Jepang.

Satsuki Mishima juga sempat membuatkan nasi goreng untuk menu sahur Soekarno, Hatta dan Subardjo yang saat itu akan melaksanakan puasa karena momen tersebut bertepatan dengan bulan Ramadan.

Mesin ketik pun datang, Sayuti Melik langsung melakukan tugasnya.

Replika mesin ketik naskah proklamasi di Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Menteng, Jakarta.
Replika mesin ketik naskah proklamasi di Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Menteng, Jakarta. (Kompas.com/Kahfi Dirga Cahya)

Terdapat tiga perubahan dalam naskah yang telah dibuat.

Kata pertama adalah 'tempoh' menjadi 'tempo'.

Kata kedua adalah 'wakil-wakil bangsa Indonesia' diganti menjadi 'atas nama bangsa Indonesia'.

Kata ketiga adalah cara penulisan tanggal yang semula 'Djakarta, 17-8-05' menjadi 'Djakarta, hari 17, boelan 8, tahoen 05'.

Setelah perubahan itu, naskah proklamasi kemudian ditandatangani oleh Soekarno dan Mohammad Hatta.

Baca: 17 AGUSTUS 1945 - Tokoh Jepang Saksi Proklamasi: Shigetada Nishijima

Versi II: Mesin Tik Pinjaman dari Jerman

Tribunnewswiki menghimpun sumber dari Kompas.com yang mengutip buku karya Hendri F. Isnaeni berjudul '17-8-1945, Fakta, Drama, Misteri', terbitan Change (2015).

Dalam narasi Isnaeni, tokoh-tokoh seperti Soekarno, Ahmad Soebardjo dan lainnya berkumpul untuk merumuskan teks proklamasi di rumah Laksamana Tadashi Maeda.

Pembantu Laksamana Maeda, Satzuki Mishima kemudian diperintahkan untuk mencari mesin tik.

Dilaporkan, Satzuki Mishima kemudian pergi ke kantor militer Jerman untuk meminjam mesin tik.

Kendaraan yang dipakai Satzuki Mishima untuk pergi adalah mobil jeep.

Satzuki bertemu perwira angkatan Laut Nazi Jerman Mayor Kandelar yang bersedia meminjamkan mesin tik.

Sesampainya mesin tik di rumah Maeda, Sayuti Melik ditemani B. M. Diah mengetik naskah proklamasi.

Sayuti Melik kemudian beranjak ke tempat lain yang terdapat meja tulis dan mesin ketik.

Sementara B. M. Diah berdiri di belakang saat Sayuti Melik sedang mengetik.

Terdapat tiga perubahan yang dalam naskah yang telah dibuat.

Kata pertama adalah 'tempoh' menjadi 'tempo'.

Kata kedua adalah 'wakil-wakil bangsa Indonesia' diganti menjadi 'atas nama bangsa Indonesia'.

Kata ketiga adalah cara penulisan tanggal yang semula 'Djakarta, 17-8-05' menjadi 'Djakarta, hari 17, boelan 8, tahoen 05'.

Berdasarkan kesaksian B. M. Diah dalam buku di atas, Sayuti mengatakan “Saya berani mengubah ejaan itu adalah karena saya dulu pernah sekolah guru, jadi kalau soal ejaan Bahasa Indonesia saya merasa lebih mengetahui daripada Bung Karno".

Setelah perubahan itu, naskah proklamasi kemudian ditandatangani oleh Soekarno dan Mohammad Hatta.

--

Tribunnewswiki.com terbuka dengan data dan sumber baru serta usulan perubahan untuk memperkaya informasi.

--

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Dinar Fitra Maghiszha)

JANGAN LUPA SUBSCRIBE CHANNEL YOUTUBE TRIBUNNEWSWIKI.COM





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved