Tanggapi Pilpres 2024, Ketum PA 212: Tahun 2019 Pengalaman Bagi Kami, Prabowo Sudah Finish!

Diketahui seluruh pengurus Partai Gerindra kompak meminta Ketua Umum mereka, Prabowo Subianto, untuk maju kembali di Pilpres 2024


zoom-inlihat foto
alumni-212-76767.jpg
Tribunnews/Jeprima
FOTO: Ribuan peserta Reuni Akbar Mujahid 212-2019 mengikuti kegiatan Munajat dan Maulid Akbar 2019 di kawasan silang Monas, Jakarta Pusat, Senin (2/12/2019). Reuni Mujahid 212 diawali Salat Tahajud, Dzikir, Salat Subuh bersama, pembacaan Maulid Nabi Muhammad SAW, dan bermunajat kepada Allah SWT serta doa bersama untuk kepulangan Rizieq Syihab dengan mengangkat tema keselamatan negeri dan menyikapi penistaan agama yang masih terjadi di Indonesia.


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Ketua Umum Presidium Alumni 212, Slamet Maarif menyebut bahwa sudah tak ada lagi kesempatan dukungan bagi Prabowo Subianto untuk maju lagi menjadi di Pilpres 2024.

Slamet menyebut bahwa pilpres 2019 sudah menjadi pengalaman bagi mereka untuk mendukung Menteri Pertahanan tersebut.

"Pilpres 2019 pengalaman sendiri bagi kami, dan untuk perjuangan kami ke depan, Prabowo sudah finish. Biarkan saat ini Prabowo menikmati dan menyelesaikan tugasnya sebagai Menhan," kata Ketua Umum PA 212 Slamet Ma'arif saat dimintai tanggapan, akhir pekan lalu.

Diketahui seluruh pengurus Partai Gerindra kompak meminta Ketua Umum mereka, Prabowo Subianto, untuk maju kembali sebagai calon presiden di Pilpres 2024.

Namun, dua kelompok pendukung Prabowo di Pilpres 2019, PKS dan Persaudaraan Alumni (PA) 212, justru menolak wacana tersebut.

Bahkan, keduanya tak bisa menyembunyikan kekecewaan sejak Prabowo malah masuk kabinet.

Baca: Prabowo Subianto Diminta Gerindra Maju Lagi dalam Pilpres 2024, Ini Komentarnya

Prabowo Subianto
Prabowo Subianto (Dany Permana/Tribunnews.com)

"Jika pengkaderan Gerindra berhasil akan muncul calon baru dan muda, tapi jika dipaksakan Prabowo capres lagi berarti pengkaderan Gerindra gagal," kata dia.

Slamet berpandangan sebaiknya di Pilpres 2024 Prabowo cukup menjadi negarawan yang melahirkan capres baru dan muda.

Sebab, Slamet meyakini di 2024 sudah saatnya yang muda memimpin Indonesia.

"Apalagi umat punya catatan sendiri kepada Prabowo yang susah untuk dilupakan di 2019," kata dia.

Hal senada disampaikan Ketua DPP PKS Wilayah Daerah Sumatera Bagian Utara, Tifatul Sembiring.

Eks Menkominfo itu menyebut Prabowo seperti mayoritas ketum parpol lain, sudah tua.

"Pada 2024 Jokowi sudah dua periode dan secara konstitusi sudah tidak bisa maju lagi, sementara ketua partai-partai besar sudah berumur," kata Tifatul Sembiring, di Padang, Minggu (9/8/2020).

Baca: Mengenal Bebizie, Pedangdut yang Blak-Blakan Ingin Jadi Istri Prabowo Subianto, Siapa Dia?

Tifatul secara terbuka menyebut 2024 adalah panggung milik kaum muda. Dia menyebut beberapa tokoh potensial yaitu Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Ridwan Kamil.

"Memang ada nama Anies Baswedan namun diserang terus secara politik. Ada pula Ganjar Pranowo dan Ridwan Kamil. Kalau Agus Harimurti Yudhoyono malah terlalu muda, kalau di Sumbar ada Irwan Prayitno yang sudah profesor," ujarnya.

Ketimbang mengusung kembali Prabowo, PKS justru menjagokan duet Habib Rizieq Shihab dan Ustaz Abdul Somad (UAS) untuk maju di Pilpres 2024.

"Para tokoh, baik yang di parpol ataupun ormas punya peluang maju di Pilpres 2024. Habib Rizieq dan Ustaz Abdul Somad seperti juga para ketua parpol dan para menteri. Utamanya para kepala daerah yang sukses punya peluang maju Pilpres 2024," kata Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera kepada wartawan, Senin (10/8/2020).

Namun, menurut Mardani, persoalan tokoh bukanlah hal yang penting saat ini. Saat ini, kata dia, yang patut diperjuangkan adalah menghapus ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold (PT) untuk Pilpres 2024.

Tanggapan Gerindra

Sementara itu menanggapi pernyataan Ketua PA 212 yang menyebut Prabowo sudah finish, Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad menilai bahwa pernyataan Slamet Ma'arif itu adalah sebuah pendapat yang tidak perlu dibesar-besarkan.

Baca: Gerindra Dukung Gibran pada Pilkada Solo, Sekjen Ahmad Muzani: Hubungan Prabowo-Jokowi Alasannya

Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto memberikan keterangan pers di Stasiun MRT Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (13/7/2019). Kedua kontestan dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden tahun 2019 lalu ini bertemu di Stasiun MRT Lebak Bulus dan selanjutnya naik MRT dan diakhiri dengan makan siang bersama.
Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto memberikan keterangan pers di Stasiun MRT Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (13/7/2019). Kedua kontestan dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden tahun 2019 lalu ini bertemu di Stasiun MRT Lebak Bulus dan selanjutnya naik MRT dan diakhiri dengan makan siang bersama. (KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)

Kata Dasco, jika memang PA 212 ingin mengajukan calon lain dalam bursa Pilpres 2024 mendatang, ia pun mempersilakan Slamet Maarif dan kawan-kawannya itu untuk membuat partai sendiri.

Dasco menyatakan bahwa apapun langkah dan sikap politik Partai Gerindra adalah mekanisme partai yang telah disepakati bersama.

"Pendapat itu boleh-boleh saja, tetapi kita Gerindra punya mekanisme sendiri dan mekanisme itu diatur sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga partai Gerindra," kata Dasco.

"Ya kalau Pak Slamet Maarif mengatakan Pak Prabowo sudah selesai, mungkin berbeda pendapat dengan kader Partai Gerindra. Kami juga menghargai apabila kemudian Pak Slamet Maarif berpikir untuk membuat partai sendiri," imbuhnya.

Selain itu, Dasco juga menanggapi bahwa usulan Slamet Maarif untuk mencalonkan kader muda di Gerindra tidak sesuai dengan apa yang diputuskan partai.

Dasco menegaskan pencalonan dari Gerindra mengikuti mekanisme yang setelah ditetapkan oleh majelis partai berlambang kepala burung garuda itu.

"Pendapat dari Pak Slamet Maarif kawan saya itu tidak segaris dengan apa yang sudah diputuskan oleh mekanisme di Partai Gerindra," terangnya.

Dan lagi-lagi, Dasco tetap memberikan pilihan kepada PA 212 untuk membentuk parpol sendiri agar bisa mengusung Capres dan Cawapres sesuai selera mereka sendiri.

"Mungkin dengan membuat partai sendiri partai tersebut bebas kemudian untuk mengusung aspirasinya, apakah mengusung A, si B ya silakan saja. Tapi kalau dari Gerindra itu sudah melalui mekanisme yang ada," tegasnya.

Sementara politikus senior Gerindra, Mulyadi menjelaskan alasan para pengurus meminta kembali Prabowo maju di Pilpres 2024.

Karena Prabowo memiliki kompetensi paling lengkap soal capres 2024. Apalagi saat ini Prabowo sudah menjabat sebagai Menhan di era Presiden Jokowi.

"Saya sebagai kader, saya bilang 100 persen lah Pak Prabowo masih harus didedikasikan memimpin negeri ini karena konteks kapasitas, jam terbang, apalagi beliau sekarang menjadi bagian dari pemerintah sangat all out," kata Mulyadi, Senin (10/8/2020).

"Dan dikategorikan sebagai menteri terbaik mengelola anggaran supaya efektif dan tepat sasaran sudah dilakukan. Jadi dengan kapasitas beliau sudah wajar kalau semua kader berharap maju lagi merepresentasikan partai menjadi pimpinan nasional," tambahnya.

Diminta Maju Kembali

Prabowo Subianto yang terpilih kembali menjadi Ketua Umum Gerindra 2020-2025 diminta maju kembali dalam Pilpres 2024 mendatang.

Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani mengungkapkan, permintaan agar berlaga dalam pesta demokrasi 5 tahunan sekali itu muncul dari para kader.

Namun, permintaan tersebut belum diputuskan Prabowo dalam Kongres Luar Biasa (KLB) hari ini.

"Pak Prabowo tadi di hadapan Kongres Luar Biasa mengatakan bahwa tentang hal tersebut akan diputuskan satu tahun atau satu setengah tahun sebelum pemilihan presiden," kata Muzani seusai KLB Gerindra, di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (8/8/2020).

Di lain sisi, KLB Gerindra hari ini menetapkan Prabowo kembali menjadi ketua umum untuk periode 2020-2025.

Hal tersebut berdasarkan aspirasi dari DPD dan DPC Gerindra se-Indonesia.

Baca: Mengenal Bebizie, Pedangdut yang Blak-Blakan Ingin Jadi Istri Prabowo Subianto, Siapa Dia?

FOTO: Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dalam rapat kerja dengan Komisi I, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (11/10/2019).
FOTO: Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dalam rapat kerja dengan Komisi I, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (11/10/2019). (KOMPAS.com/KRISTIAN ERDIANTO)

Muzani menyatakan, Prabowo menjadi formatur tunggal untuk menyusun struktur kepengurusan dan menyempurnakan AD/ART partai.

Prabowo memiliki waktu 30 hari untuk menyusun struktur kepengurusan Partai Gerindra yang baru.

"Pak Prabowo diminta jadi formatur tunggal untuk menyusun kepengurusan, menyempurnakan AD/RT dan garis kebijakan partai yang strategis," ujarnya.

Prabowo sendiri menerima keputusan tersebut dan menyatakan siap memimpin Gerindra untuk lima tahun mendatang.

Setelah didirikan dan diketuai Prabowo sejak 2008, maka hingga saat ini Prabowo telah memimpin Partai Gerindra selama 12 tahun.

Baca: Gerindra Dukung Gibran pada Pilkada Solo, Sekjen Ahmad Muzani: Hubungan Prabowo-Jokowi Alasannya

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Ada Permintaan Prabowo Capres 2024, Muzani Sebut Ditentukan Setahun Sebelumnya

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Kompas.com)





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved