TRIBUNNEWSWIKI.COM - Berhembus kabar adanya pengeroyokan terhadap salah seorang warga di sebuah acara pernikahan di kawasan Mertodranan, Pasar Kliwon, Solo.
Pengeroyokan dan penganiayaan tersebut diketahui menimpa seorang pria bernama Umar Assegaf.
Namun ternyata korban bukanlah seorang Habib asal Bangil yang juga bernama Umar Assegaf.
Lalu siapakah Umar Assegaf yang menjadi korban penyerangan di Pasar Kliwon?
Umar Assegaf merupakan warga asal Pasar Kliwon yang saat itu sedang melangsungkan acara midodareni di rumahnya.
Namun saat acara sedang berlangsung, pintu rumahnya diketuk oleh beberapa polisi yang mengawal beberapa anggota ormas.
Saat polisi mengamankan kericuhan di rumah Umar Assegaf, anggota ormas tersebut langsung menyerang dan mengeroyok.
Tokoh muslim asal Solo bernama Farid Umar Assegaf menjelaskan jika korban pengeroyokan bukanlah seorang Habib yang menjadi Majelis Roudhotus Salaf di Bangil.
Baca: Brutal, Ormas di Solo Bubarkan Pernikahan dan Maki-maki Polisi, Saksi: Sakit Lihat Aparat Digituin
Baca: Habib Umar Assegaf Dikeroyok saat Midodareni, Ini Sosok 2 Anggota Ormas yang Ditangkap Polisi
"Itu salah. Lain orang. Beda orang," ucap dia kepada TribunSolo.com, Senin (10/8/2020).
Sepengetahuan Farid, sosok Umar yang dikenalnya tidak memiliki majelis.
"Beda orang. Beliau tidak punya majelis," kata dia.
Kondisi terkini Umar Assegaf
Umar yang menjadi penyerangan ormas tersebut kini masih menjalani perawatan di rumah sakit.
Selain dirinya, 2 orang lainnya juga masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Indriarti Solo Baru.
Korban yang menjadi amukan ormas tersebut di antaranya Umar Assegaf, Hadi, dan Hussein Abdullah.
Perwakilan Keluarga, Memed menyampaikan sebenarnya ketiganya sudah diperbolehkan pulang seusai hasil CT-Scan mereka ke luar.
"Hasil CT-Scan menyatakan tidak ada cedera dalam, baik di bagian kepala dan bagian dalam, semuanya aman," terang dia, Senin (10/8/2020).
Namun, Umar dan Hussein harus menjalani observasi lanjutan lantaran kondisi yang dialaminya.
"Umar dan Hussein setiap mencoba bangun, kayak terjatuh, dan akhirnya harus menjalani rawat inap dulu untuk observasi lanjutan," jelas Memed.
"Itu juga sudah mendapat surat rekomendasi dari dokter keluarga," tambahnya.