TRIBUNNEWSWIKI.COM - Presiden Prancis, Emmanuel Macron dijadwalkan tiba di Beirut pada Kamis malam (6/8) waktu setempat.
Ia datang bersama rombongan personel dan bantuan penyelamat Prancis
Kedatangan Macron akan menjadi pemimpin asing pertama yang berkunjung ke lokasi kejadian yang telah menewaskan 137 orang dan melukai lebih dari 5000 jiwa.
Prancis menjadi satu di antara sejumlah negara yang memberikan bantuan kepada bekas koloninya ini.
"Saya akan pergi ke Beirut besok untuk menyampaikan pesan persaudaraan dan solidaritas dari Prancis kepada warga Lebanon," Macron melalui akun Twitter @EmmanuelMacron.
"Kami akan membahas situasi dengan para pejabat politik (Lebanon)," tambahnya, dilansir oleh France 24, Kamis (6/8/2020).
Baca: Presiden Prancis Emmanuel Macron Minta PM Israel Benjamin Netanyahu Tahan Aneksasi Tepi Barat
Konfirmasi dari Kantor Istana Élysée, Macron akan bertemu dengan semua pimpinan politik, termasuk Presiden Michel Aoun dan PM Hassan Diab.
Prancis melaporkan terdapat sekitar 21 warganya terluka dalam ledakan ini.
Dua pesawat Prancis diperkirakan tiba pada Kamis (6/8) membawa regu dan peralatan penyelamat.
Baca: Peringatan Serangan Teroris, Emmanuel Macron Ingatkan Warga Prancis Ideologi Garis Keras Mematikan
Baca: Lebanon Berduka, Update Ledakan di Pelabuhan: 137 Tewas, 5000 Lebih Terluka
Pejabat hukum Prancis telah membuka penyelidikan 'kecelakaan akibat kelalaian' atas insiden ledakan di pelabuhan Lebanon.
Seorang Jaksa asal Paris, Rémy Heitz mengungkapkan akan membantu menyelidiki dugaan adanya keterlibatan 'luar negeri' atas ledakan di Lebanon.
Kedua belah pihak berharap kunjungan Macron akan berjalan lancar.
Sebelumnya, diplomat top Prancis, Jean-Yves Le Drian sempat memarahi elit politik Lebanon karena dinilai terlalu pasif dalam menghadapi kriris ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Lebanon Berduka
Lebanon sedang dirundung duka setelah ledakan kuat menghantam negaranya yang sedang krisis ekonomi.
Ledakan yang meratakan sebagian pelabuhan Beirut ini juga ikut merusak tatanan kotanya.
Para petugas berwajib beserta regu penyelamat masih terus melanjutkan pencarian korban.
Setidaknya 137 orang tewas dan melukai lebih dari 5000 jiwa lainnya.
Banyak warga Lebanon kehilangan pekerjaan.
Mereka menyalahkan para politisi yang dianggap mendapat manfaat dari korupsi selama beberapa dekade dalam pemerintahan.
Baca: Viral Video Pengantin Lakukan Foto Nikah saat Ledakan di Beirut Lebanon, Berlarian Selamatkan Diri
"Mereka akan mengkambinghitamkan siapa saja untuk bertanggung jawab atas insiden ini," kata Rabee Azar (33), seorang pekerja konstruksi yang datang ke pelabuhan Kamis pagi, dilansir Reuters, Kamis (/8/2020).
"Ledakan ini merupakan peluru terakhir bagi negara," tambahnya.
"Tidak mungkin ada hasil investigasi, toh tak ada yang mempercayai mereka (otoritas Lebanon), "terang Azar dengan nada pesimis yang sedang berbicara di dekat sisa gudang hancur tempat berton-ton gandum berserakan di tanah.
Berkabung
PM Lebanon, Hassan Diab menyebut negaranya akan berkabung selama tiga hari, sejak Kamis (6/8).
Baca: Viral Video Pengantin Lakukan Foto Nikah saat Ledakan di Beirut Lebanon, Berlarian Selamatkan Diri
Otoritas setempat menyalahkan insiden ini terjadi akibat adanya timbunan besar bahan kimia yang disimpan dalam kondisi tidak layak selama bertahun-tahun di pelabuhan.
Menurut sumber dari internal kementerian, pemerintah meminta agar para petugas pelabuhan ditangkap.
Baca: Presiden Lebanon Tugaskan Komite Khusus untuk Selidiki Ledakan di Beirut, Siapkan Hukuman Maksimal
Perkembangan terbaru ledakan di Lebanon, banyak korban yang belum ditemukan setelah insiden ini.
Seperempat juta orang tidak memiliki rumah yang layak ditinggali setelah gelombang ledakan menghancurkan bangunan, merusak bagian depan rumah, memecahkan jendela bermil-mil jauhnya.
Para pejabat setempat memperkirakan adanya peningkatan jumlah korban tewas, yang sampai saat ini masih dilakukan pencarian.
(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Dinar Fitra Maghiszha)