TRIBUNNEWSWIKI.COM – Sebuah ledakan besar terjadi di gudang-udang pelabuhan dekat ibu kota Lebanon, Beirut pada Selasa (4/8/2020).
Ledakan tersebut menyebabkan paling tidak 78 orang meninggal dan lebih dari 4000 lain terluka.
Menteri Kesehatan Lebanon, Hamad Hasan mengatakan “banyak orang” masih hilang.
Para pejabat mengatakan mereka memperkirakan jumlah korban tewas akan meningkat lebih lanjut setelah ledakan hari Selasa ketika para pekerja darurat menggali puing-puing untuk menyelamatkan orang dan mengangkat yang tewas.
"Orang-orang bertanya kepada departemen darurat tentang orang yang mereka cintai dan sulit untuk mencari di malam hari karena tidak ada listrik," kata Hamd Hasan seperti diberitakan Ruters.
"Kami menghadapi bencana nyata dan perlu waktu untuk menilai tingkat kerusakan,” lanjutnya.
Ledakan ini merupakan ledakan paling kuat yang melanda Beirut dalam beberapa tahun terakhir.
Presiden Michel Aoun mengatakan bahwa 2.750 ton amonium nitrat telah disimpan selama enam tahun di pelabuhan tanpa langkah-langkah keamanan dan mengatakan itu "tidak dapat diterima".
Dia menyerukan pertemuan kabinet darurat pada hari Rabu dan mengatakan keadaan darurat dua minggu harus diumumkan.
"Apa yang kita saksikan adalah bencana besar, Ada korban dan korban di mana-mana,” kata Kepala Palang Merah Lebanon George Kettani kepada penyiar Mayadeen.
Video peristiwa menunjukkan ledakan besar diikuti oleh teriakan dan asap tebal menjulang di atas kota.
Beberapa jam setelah ledakan, yang melanda tak lama setelah pukul 18:00 waktu setempat, api masih berkobar di distrik pelabuhan.
Sehingga menimbulkan cahaya jingga di langit malam ketika helikopter melayang dan sirene ambulan terdengar di seluruh ibukota.
Satu sumber keamanan mengatakan para korban dibawa untuk dirawat di luar kota karena rumah sakit-rumah sakit di Beirut penuh dengan korban luka.
Ambulans dari utara dan selatan negara itu dan lembah Bekaa di timur dikeahkan untuk membantu.
Ledakan yang tejadi Selasa kemarin sangat besar sehingga beberapa warga di kota tersebut mengira tengah dilanda gempa.
Orang-orang yang bingung, menangis, dan terluka berjalan di jalan mencari kerabat.
Sebagian lainnya mencari sanak saudara mereka di rumah sakit.
Seorang petugas medis mengatakan 200 hingga 300 orang telah dirawat di satu unit gawat darurat.
“Saya belum pernah melihat ini.
Mengerikan sekali,” kata petugas medis, yang memberinya nama Rouba, kepada Reuters.
Perdana Menteri Hassan Diab mengatakan kepada negara itu akan ada pertanggungjawaban atas ledakan mematikan di "gudang berbahaya".
"Mereka yang bertanggung jawab akan membayar harganya," katanya dalam pidato yang disiarkan televisi kepada negara itu, seraya menambahkan bahwa rinciannya akan diumumkan kepada publik.
Kedutaan AS di Beirut memperingatkan warga di kota itu tentang laporan gas beracun yang dikeluarkan oleh ledakan itu, mendesak orang untuk tetap tinggal di dalam rumah dan mengenakan masker jika ada
(Tribunnewswiki.com/SO)