TRIBUNNEWSWIKI.COM - Mantan kandidat presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik Herman Cain, meninggal dunia pada Kamis (30/7/2020).
Dia meninggal pada usia 74 tahun setelah dirawat di rumah sakit karena virus corona sebagaimana dilansir dari The National Interest, Kamis (30/7/2020).
"Herman Cain adalah bos kami, teman kami, seperti ayah bagi dari kami, telah meninggal dunia," tulis Dan Calabrese editor situs web HermanCain.com.
Calabrese mengatakan ketika Cain dibawa ke rumah sakit karena positif terinfeksi virus corona, bawahannya menduga Cain akan mengalami pertarungan sengit untuk kehidupannya.
“Dia mengalami kesulitan bernapas dan dibawa ke rumah sakit dengan ambulans. Kami semua berdoa bahwa obat-obatan yang mereka berikan akan membuat napasnya kembali normal. Tetapi hal itu tidak terjadi,” kata Calabrese.
Cain dirawat di rumah sakit di Atlanta pada awal Juli.
Baca: Di Inggris, Periode Isolasi Orang Bergejala Covid-19 Mungkin Bisa Diperlama
Baca: Pegawai Gedung Putih Dikonfirmasi Positif Covid-19, Presiden AS Donald Trump Masih Aman
Sebelum dirawat dia sempat menghadiri kampanye Presiden AS Donald Trump di Tulsa, Oklahoma tanpa memakai masker.
Dia dikenal sangat vokal terhadap penentangan pemakaian masker terutama saat acara peringatan kemerdekaan AS di Mount Rushmore.
Kendati demikian, tidak diketahui secara pasti kapan Cain terjangkit virus corona karena jadwalnya yang sangat padat.
Sejumlah staf kampanye Trump dan agen Dinas Rahasia AS melakukan karantina mandiri setelah kampanye Trump di Tulsa.
Cain tercatat menjabat sebagai mantan CEO Godfather's Pizza lalu memasuki dunia politik pada 1996.
Saat itu dia menjabat sebagai penasihat senior untuk kampanye kandidat calon presiden AS Bob Dole.
Dia juga aktif dalam dunia kebijakan publik di mana dia adalah mantan Ketua Federal Reserve Bank di Kansas City, Missouri.
Sebelumnya Cain juga didiagnosis mengidap kanker usus besar stadium empat pada 2006.
Tetapi Cain selamat setelah menjalani kemoterapi.
"Meskipun pada dasarnya dia cukup sehat beberapa tahun terakhir, dia termasuk ke dalam kelompok berisiko tinggi karena sejarahnya dengan kanker," kata Calabrese.
Mantan anggota staf Cain, Ellen Carmichael, menulis di akun Twitter-nya bahwa dia merasa sangat sedih ketika mendengar kematian mendiang mantan bosnya tersebut.
Cain adalah pendukung Trump yang rajin dan menjabat sebagai ketua bersama Black Voices for Trump.
Trump sebenarnya ingin mencalonkannya sebagai Dewan Federal Reserve, tetapi Cain keluar setelah menerima serangan balik dari anggota parlemen Republik.
Sekretaris Pers Gedung Putih, Kayleigh McEnany, juga menulis di akun Twitternya bahwa Cain adalah wujud dari American Dream dan mewakili semangat terbaik dari AS.
“Hati kami berduka untuk orang-orang yang dikasihinya, dan mereka akan tetap dalam doa kami saat ini. Kami tidak akan pernah melupakannya,” tulis McEnany.
Jubir pemerintah Iran positif Covid-19
Juru bicara pemerintah Iran, Ali Rabiei dilaporkan positif Covid-19 setelah serangkaian pemeriksaan di rumah sakit.
Sebelum terinfeksi, ia dilaporkan menunjukkan gejala awal.
Setelah dilakukan tes, medis melaporkan hasilnya positif.
Namun demikian, dilaporkan MEHR News, Senin (27/7/2020), mantan menteri tenaga kerja ini berada dalam kondisi yang baik.
Belum ditemukan penyakit bawaan yang menyertai infeksi Covid-19.
Akibat infeksi tersebut, pertemuan jumpa pers resmi ditiadakan minggu ini.
Pria 65 tahun ini diberitakan telah beristirahat di rumah sejak akhir pekan.
Ini merupakan kabar terbaru di antara sejumlah pejabat lain yang juga terkena infeksi wabah, laporan kantor berita Mehr, dikutip Reuters, Senin (27/7/2020).
Presiden Iran Hassan Rouhani mendesak warganya untuk menaati protokol kesehatan.
Rouhani juga meminta warganya agar jaga jarak selama Hari Raya Idul Adha beberapa hari mendatang.
Wakil Menteri Kesehatan, Iraj Harirchi mendesak warganya untuk tidak mengunjungi sejumlah kota di timur laut kota Mashhad, lantaran adanya peningkatan yang cukup tajam sebesar 300% selama satu bulan.
Iran memiliki jumlah kasus Covid-19 tertinggi yang di Timur Tengah.
Baca: Obat Covid-19 Buatan Iran Akan Dijual Bebas 3 Minggu Lagi
Data menunjukan terjadi peningkatan infeksi serta kematian di Iran.
Hal ini dipengaruhi mulai dilonggarkannya pembatasan sosial pada pertengahan April 2020.
Setidaknya ada total 293.606 kasus dengan angka sembuh mencapai 255.144 orang, lapor juru bicara Kementerian Kesehatan, Sima Sadat Lari melalui televisi pemerintah, Senin (27/7).
Baca: Kemenlu Iran: Ada Campur Tangan Pemerintah Asing dalam Serangan Siber
Lebih jauh lagi, korban tewas harian terbaru bertambah 212 orang, membuat jumlah kematian mencapai 15.912 orang.
Pada akhir bulan ini, umat Islam di seluruh dunia akan merayakan Hari Raya Idul Adha.
Iran dipastikan melakukan pembatasan sosial serta diberlakukan kewajiban memakai protokol kesehatan saat perayaan ini.
(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Niken Aninsi/Dinar Fitra Maghiszha)