Para Peneliti Peringatkan Kepala Negara Terapkan 3 Tindakan Ini jika Ingin Virus Corona Berakhir

Menurut para peneliti ini, tindakan pencegahan menyebarnya virus sebenarnya sangat mudah dan sederhana.


zoom-inlihat foto
para-tenaga-medis-memindahkan-seorang-pasien-ke-unit-berbeda.jpg
MARK FELIX / AFP
Para tenaga medis sedang memindahkan seorang pasien ke unit berbeda dari Covid-19 Unit di United Memorial Medical Center di Houston, Texas, (2/7/2020).


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Para peneliti mengungkap tiga syarat utama pada kepala negara jika ingin pandemi Covid-19 segera berakhir.

Pandemi virus corona masih berlangsung di berbagai negara di dunia.

Termasuk di Indonesia yang setiap harinya masih terjadi penambahan kasus positif Covid-19.

Meski demikian, sudah ada beberapa negara yang sudah tak ada penambahan kasus positif.

Dengan hal itu maka pandemi Covid-19 ini masih belum benar-benar berakhir di Indonesia.

Karena belum berakhir, para peneliti memperingatkan kepala negara di seluruh dunia tentang pencegahan Covid-19 yang efektif.

Dikutip dari CNN, para peneliti di University Medical Center Utrecht memberi peringatan tentang pencegahan Covid-19.

Peringatan tersebut ditujukan kepada kepala negara di seluruh dunia bahwa epidemi besar dapat dicegah jika tindakan pencegahan berhasil mencapai lebih dari 50%.

Baca: Positif Corona, Achmad Purnomo Lakukan Isolasi Mandiri dan Dilarang ke Kantor

Baca: Ditanya Soal Keamanan Jakarta dari Virus Corona, Begini Jawaban Anies Baswedan

Menurut para peneliti ini, tindakan pencegahan menyebarnya virus sebenarnya sangat mudah dan sederhana.

Selain itu tindakan ini juga sebenarnya telah berulangkali didengungkan sejak virus corona menyeruak ke seluruh dunia, yakni menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.

Tiga perilaku ini dipercaya dapat menghentikan penyebaran Covid-19.

Bahkan jika vaksin tidak ditemukan atau hanya ada pengobatan tradisional/alternatif.

Kesimpulan ini dituangkan dalam studi yang dipublikasikan Selasa 21 Juli 2020 dalam jurnal PLoS Medicine, menciptakan model baru untuk melihat penyebaran penyakit dan upaya pencegahan yang dapat membantu penyebaran virus lebih cepat.

"Tingkat kontak dalam penelitian ini didasarkan pada interaksi orang-orang di Belanda, tetapi model ini sesuai untuk negara-negara lainnya," kata para peneliti.

Menurut model tersebut, bahkan jika pemerintah dan publik lambat, tetapi pada akhirnya mengubah perilaku dan sadar, upaya itu dapat mengurangi jumlah kasus.

Jika pemerintah menerapkan penutupan wilayah lebih awal (lockdown), tetapi tidak ada yang mengambil langkah-langkah perlindungan pribadi tambahan, ini akan menunda tetapi tidak mengurangi puncak dalam kasus.

Studi ini menemukan Intervensi tiga bulan akan menunda puncaknya, paling banyak, tujuh bulan.

Jika pemerintah menerapkan peraturan keras mengenai pemakaian masker, kewajiban mencuci tangan serta menjaga jarak sosial yang juga dikombinasikan dengan kesadaran tentang penyakit.

Ditambah langkah-langkah kesadaran pribadi, puncak pandemi Covid-19 dapat dikurangi, bahkan setelah aturan pemerintah soal pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dilonggarkan.

"Selain itu, efek kombinasi tindakan untuk diri sendiri (self-imposed) bisa jadi tambahan. Secara praktis, itu berarti bahwa SARS-CoV-2 (virus corona) tidak akan menyebabkan wabah besar di negara di mana 90% populasi mengadopsi cuci tangan, pakai masker dan jarak sosial yang efisien sebesar 25%," tulis para peneliti.

pasien virus corona di China
pasien virus corona di China (South China Morning Post)

Bahkan dengan jarak sosial yang ditentukan sendiri, kontak dengan orang lain mungkin tidak sepenuhnya bisa dihindari.

Misalnya, orang yang hidup bersama akan berinteraksi, meningkatkan kemungkinan seseorang jatuh sakit. Jadi wabah kecil masih mungkin terjadi.

Para penulis berpendapat bahwa pemerintah harus mengedukasi masyarakat mengenai penyebaran virus dan meningkatkan kesadaran tentang peran penting dari menjaga jarak, mencuci tangan dan memakai masker dalam mengendalikan epidemi yang sedang berlangsung.

Para pemimpin kesehatan masyarakat Amerika telah menggemakan penelitian ini.

Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS Dr. Robert Redfield mengatakan kepada Buck Institute for Research on Aging pada Selasa lalu bahwa negara itu "tidak berdaya” menghadapi lonjakan jumlah korban virus corona sehingga harus cepat mengadopsi saran ini, seperti dikutip NY Post (24/7/2020).

"Jika kita semua menggunakan atau memakai masker untuk beberapa minggu ke depan, di seluruh negara, penularan virus ini akan berhenti," Redfield berharap.

Seorang pria di Beijing menjalani tes swab, Rabu (1/7/2020).
Seorang pria di Beijing menjalani tes swab, Rabu (1/7/2020). (WANG Zhao / AFP)

Laksamana Brett Giroir, seorang anggota gugus tugas virus corona Covid-19 Gedung Putih, mengatakan dalam sebuah pengarahan dari Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS pada hari Kamis bahwa masker dan jarak fisik (sosial distancing) dapat dengan cepat menghentikan penyebaran pandemi.

"Jika kami memiliki tingkat ketaatan dengan aturan dengan langkah-langkah sederhana ini, model kami mengatakan itu benar-benar sama baiknya dengan mematikan virusnya," kata Giroir.

"Fakta-fakta sederhana ini sungguh dapat mematikan wabah tanpa benar-benar mematikan daerah Anda," tambahnya.

Namun demikian, permodelan yang digunakan para ahli dari Utrecth ini juga diklaim menyimpan kelemahan.

Yakni sukar dilakukan pada negara dengan demografi besar, juga tidak menjelaskan isolasi yang tidak sempurna dari orang yang sakit dengan Covid-19.

Artinya mereka dapat menginfeksi orang lain yang merawat mereka dalam lingkungan perawatan kesehatan atau di rumah. Selain itu juga tidak dijelaskan kemungkinan infeksi ulang.

Baca: Virus Corona Bisa Menular di Ruangan AC, Bioskop Disarankan Tak Dibuka Kembali pada 29 Juli 2020

Baca: Benarkah Nyamuk Bisa Tularkan Virus Corona dari Satu Orang ke Orang Lain? Begini Jawaban Ahli

(Intisari/Khaerunisa)(Tribunnewswiki/Farid)

Artikel di atas telah tayang di Intisari dalam judul Jika Kepala Negara Ingin Pandemi Cepat Berakhir, Tiga Syarat Ini yang Menurut Ilmuwan Harus Dilakukan, Sudahkan Terjadi di Indonesia?





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved