TRIBUNNEWSWIKI.COM - Hingga saat ini belum resmi dikonfirmasi telah ditemukan sebuah vaksin yang efektif untuk menyembuhkan infeksi virus Corona atau Covid-19.
Berbagai lembaga kesehatan farmasi di berbaga negara dunia kini sedang berlomba menemukan vaksin Covid-19 tersebut.
Namun pengembangan vaksin Covid-19 kini menunjukkan hal positif di Amerika Serikat (AS).
Dikabarkan seorang pria di Negara Bagian Maryland, Amerika Serikat percaya dia bisa menjadi salah satu orang pertama yang berhasil divaksinasi guna mencegah Covid-19.
Ia mengaku tubuhnya memproduksi antibodi di percobaan tersebut.
Pria tersebut bernama David Rach yang memuji percobaan di University of Maryland di Baltimore sebagai hasil yang menjanjikan.
Baca: Tak hanya Terinfeksi, Presiden Brasil Telantarkan Kota Brasilia Meski Jadi Hot Spot Baru Covid-19
Baca: Kasus 1.280 Positif Covid-19 Secapa AD: Ditemukan Berawal dari Siswa Periksa Diri Akibat Sakit Bisul
Percobaan di sana dilakukan oleh perusahaan obat-obatan raksasa AS Pfizer dan perusahaan Jerman BioNTech. Mereka sudah melakukan ancang-ancang untuk memproduksi vaksin Covid-19 secara massal jika terbukti efektif.
Melansir pemberitaan Daily Mail Kamis (9/7/2020), Rach adalah mahasiswa pascasarjana imunologi di universitas itu.
Ia mengatakan, tubuhnya menghasilkan lebih banyak antibodi daripada yang dihasilkan oleh pasien sembuh Covid-19.
Di percobaan ini Rach adalah orang pertama yang disuntik vaksin itu.
Namun butuh waktu berbulan-bulan sebelum hasil bisa didapat sepenuhnya, karena para ilmuwan perlu mengetahui lebih dulu berapa lama antibodi akan bertahan, dan apakah Rach akan terbukti kebal terhadap virus SARS-CoV-2 jika ia di kemudian hari tertular.
Para ilmuwan di seluruh dunia kini sedang berlomba untuk mengembangkan vaksin virus corona, yang dipandang sebagai satu-satunya cara menghentikan pandemi ini.
Sementara itu para pakar kesehatan masih belum yakin seberapa banyak kekebalan yang dihasilkan secara alami dari perlawanan dengan penyakit ini.
Artinya, opsi untuk melakukan herd immunity atau kekebalan kelompok masih belum diketahui bisa efektif atau tidak.
Setelah menerima dua dosis vaksin percobaan, Rach berkata bahwa "data awal menunjukkan positif", tetapi memperingatkan masih ada "jalan panjang di depan."
Rach yakin dia tidak terinfeksi virus corona, dan merasa tidak ada gunanya menguji pasien yang mungkin sudah mengembangkan antibodi.
Dia juga tidak tahu pasti apakah dia diberikan vaksin percobaan atau larutan salin dari plasebo, tetapi yakin tubuhnya telah menghasilkan "antibodi spesifik SARS-CoV-2 Spike Protein RBD" setelah dites.
"Ini menjanjikan. Meskipun berada dalam kelompok dosis rendah, saya menghasilkan antibodi spesifik SARS-CoV-2 Spike Protein yang lebih tinggi daripada sampel pasien Covid yang sembuh."
"Apakah ini berarti saya bisa berkeliling dan memegangi gagang pintu? Tentu tidak," ungkapnya dikutip dari Daily Mail.
Selanjutnya Rach akan kembali ke klinik pada Oktober untuk memeriksakan kadar antobodinya, atau memeriksakan lebih awal jika dia merasa telah terinfeksi virus corona sebelumnya.
Baca: Calon Vaksin Covid-19 Buatan CanSino dari China Direncanakan Diuji Coba Fase Ketiga di Luar Negeri
Baca: Antisipasi Covid-19, Presiden Iran Hassan Rouhani Larang Warganya Gelar Pesta Pernikahan