TRIBUNNEWSWIKI.COM - Meskipun angka Covid-19 di Amerika Serikat (AS) meningkat, Presiden Donald Trump mengancam akan menahan dana federal jika sekolah-sekolah tidak kunjung dibuka pada musim gugur, September hingga Desember.
Pria 74 tahun ini mengeluh protokol kesehatan yang dibuat oleh para pejabat kesehatan tidak praktis dan terlalu mahal, dikutip dari AP, Rabu (8/7/2020).
Trump bersikeras dengan menekankan bahwa pembukaan sekolah "penting bagi anak-anak dan keluarga".
"Di Jerman, Denmark, Norwegia, Swedia dan beberapa negara lain, PEMBUKAAN SEKOLAH ITU TAK JADI MASALAH."
"Orang-orang (Partai) Demokrat berpikir itu buruk buat agenda politiknya jika sekolah di AS dibuka sebelum Pilpres November, padahal penting anak-anak dan keluarga. (Saya) akan potong dana federal jika tidak buka!" kata Trump di Twitter.
Diketahui Trump dinilai sejumlah ahli kesehatan telah memasukkan kepentingan politik dalam urusan kesehatan masyarakat.
Ia sempat menuduh Demokrat ingin menutup sekolah karena alasan pemilihan umum.
Baca: Ahli Epidemiologi Sebut Permintaan Donald Trump Membuka Sekolah di AS hanya Bertujuan Politis
Adapun Wakil Presiden Mike Pence mengumumkan bahwa Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) akan mengeluarkan panduan terbaru minggu depan.
Pence memastikan akan memberikan semua protokol dan peralatan baru ke semua sekolah.
Terkait ancaman pemotongan dana federal, Pence belum mengonfirmasi ancaman dana yang dikemukakan Trump.
Meski menurut Trump, Jerman, Denmark, Norwegia sudah membuka kembali sekolah, AP melaporkan dalam banyak kasus para siswa bergiliran pergi ke sekolah dan belajar di rumah selama setengah minggu.
Ini yang kemudian dikritik oleh pejabat pemerintah di Jerman.
Pihak berwenang Jerman pada dasarnya membuka sekolah dengan cara yang normal setelah liburan musim panas.
Ancaman Trump di Twitter mendapat reaksi dari sejumlah gubernur.
Trump dinilai tidak memiliki wewenang atas rencana pembukaan sekolah.
Gubernur New York, Andrew Cuomo, seorang anggota Demokrat, menyebut akan membuka sekolah ketika sudah aman.
"Pembukaan kembali sekolah adalah keputusan negara (bagian), titik," katanya pada konferensi pers.
“Itulah hukumnya, dan itulah yang akan kita lakukan. Itu tidak tergantung pada presiden Amerika Serikat," tegas Andrew Cuomo.
Kendati tekanan Trump semakin memuncak, para pejabat negara bagian dan lokal, misalkan New York City mengumumkan bahwa sebagian besar siswa akan kembali ke sekolah hanya dua atau tiga hari dalam seminggu.
Para pejabat ini menekankan bahwa siswa tetap belajar di rumah pada hari siswa tak ke sekolah.
"Sebagian besar sekolah tidak akan dikunjungi oleh semua siswa pada saat yang sama," kata Wali Kota Bill de Blasio.
Tujuan Politis
Seorang ahli Epidemiologi menyebut permintaan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membuka kembali sekolah hanya bertujuan politis semata.
Adalah Jennifer Nuzzo, ahli yang bekerja di Testing Insight Initiative, Johns Hopkins University yang menyebut permintaan Trump membuka sekolah hanya bertujuan untuk meningkatkan elektabilitasnya jelang pemilihan presiden tahun 2020.
Ia menganggap Trump mempolitisasi masalah kesehatan dan pendidikan di AS.
"Saat anda mengupayakan cara-cara hanya untuk politik dan agar terpilih kembali, saya pikir itu jelas merupakan tindakan yang merugikan atas masalah yang penting ini," kata Nuzzo dalam wawancara untuk Associated Press (AP), Rabu (8/7/2020).
"Ini jelas justru mengalihkan perhatian dari apa yang kita butuhkan saat ini," tambahnya mengkritik pernyataan Trump dalam sebuah diskusi di Gedung Putih, Selasa (7/7).
Sebagai informasi, pembukaan institusi pendidikan di AS sedang menjadi perdebatan.
Baca: Asosiasi Pendidikan Nasional AS Kritik Permintaan Donald Trump Membuka Kembali Sekolah
Trump pernah memuji langkah Gubernur negara bagian Florida, Ron DeSantis yang menuruti perintahnya membuka sekolah umum pada musim gugur ini.
Di lain hal, Trump mengkritik Universitas Harvard yang mengeluarkan kebijakan kuliah daring pada musim gugur.
"Saya pikir konyol, padahal jalan keluarnya mudah, ya mereka seharusnya malu dengan diri mereka sendiri, jika kalian ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi," kata Trump kepada para hadirin dalam diskusi di Gedung Putih.
Sementara itu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) telah mengirimkan sinyal keputusan atas masalah ini.
Organisasi ini mengatakan bahwa siswa harus kembali ke sekolah tetapi juga perlu mempertimbangkan alternatif pembelajaran virtual untuk mengurangi risiko penyebaran virus.
Robert Redfield mencatat bahwa infeksi Covid-19 cenderung rendah pada anak muda.
Bicara di depan Trump, direktur organisasi ini mengatakan bahwa lebih baik bagi siswa untuk kembali ke sekolah daripada di rumah.
Ia menegaskan bahwa risiko terbesar justru penularan dari anak-anak ke populasi yang lebih rentan.
Redfield menegaskan pihaknya akan mendorong semua sekolah untuk membuka dan memulai kembali aktivitas pelajaran.
Menurutnya, langkah ini dilakukan dengan meminimalkan penyebaran virus corona bersamaan dengan pemberian akses layanan sekolah bagi siswa.
"Jelas risiko yang lebih besar bagi kita saat ini adalah menutup sekolah-sekolah," kata Redfield.
"Tentu akan membuat sedih kita semua saat ada distrik sekolah yang sudah melihat panduan kami tetapi tidak membuka kembali" tambahnya.
Sebagai informasi, pedoman CDC mengimbau agar siswa dan guru menggunakan masker, memberi jarak meja, jadwal, makan di kelas, dan pembatas di wastafel kamar mandi.
Permintaan Pembukaan Sekolah
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mendesak para pejabat negara bagian untuk membuka kembali sekolah-sekolah.
Trump menyebut bahwa penutupan sekolah di AS selama ini terjadi bukan karena risiko pandemi, tetapi karena alasan politik.
"Mereka pikir akan dapat keuntungan secara politis, sehingga sekolah ditutup," kata Trump dalam pertemuan diskusi yang membahas rencana pembukaan kembali sekolah, di Gedung Putih.
Pembukaan kembali sekolah menurut Trump menjadi hal yang ditekankan kepada pimpinan negara bagian.
"Kami akan menekan gubernur dan semua otoritas untuk membuka kembali sekolah," jelasnya.
Diketahui Gedung Putih menyelenggarakan pertemuan bersama para otoritas kesehatan dan pendidikan dari seluruh negara bagian di AS.
Sejumlah otoritas negara bagian menyatakan siap membuka kembali sekolah pada musim gugur ini dengan cara yang aman.
Mereka yang setuju berpendapat bahwa risiko menjaga siswa di rumah lebih besar terkait Covid-19.
Menurut mereka siswa memerlukan akses dalam program makanan dan layanan kesehatan mental.
Trump menegaskan tetap akan membuka sekolah-sekolah di AS.
"Kami ingin membuka kembali sekolah-sekolah," katanya.
"Semua orang menginginkannya. Para ibu, ayah, anak menginginkannya. Sudah waktunya untuk melakukan itu," terangnya.
Namun, pernyataan Trump tersebut mendapat keraguan dari sejumlah kelompok di luar pertemuan Gedung Putih.
Misalnya Presiden Asosiasi Pendidikan Nasional menyebut Trump hanya ingin meningkatkan elektabilitasnya jelang Pilpres November 2020 daripada menjaga kesehatan siswa.
Lily Eskelsen Garcia, pemimpin serikat pendidikan terbesar di AS menyebut Trump tidak sanggup mekImahami kondisi di AS.
"Ia terbukti tak mampu memahami bahwa banyak orang saat ini sedang sakit, lebih dari 130.000 warga AS meninggal, " katanya.
"Para pengajar pasti ingin kembali ke ruang kelas, tetapi kita semua musti melakukannya dengan cara-cara yang aman untuk siswa, pengajar, dan juga masyarakat," terangnya.
Tuduhan untuk Demokrat
Dalam pertemuan diskusi di Gedung Putih, Trump mengklaim bahwa Partai Demokrat ingin sekolah ditutup karena alasan politik.
Sebelumnya Trump sempat mengeluarkan pernyataan senada melalui Twitter: "Mereka (Demokrat) pikir akan membantu mereka pada November (Pilpres). Salah, rakyat pasti mengetahui"
Dalam tuduhannya, Trump tidak memberikan bukti mendasar.
Ini yang kemudian dikritik oleh para ahli kesehatan yang menyebut bahwa konflik politik ini justru semakin memperkeruh masalah.
(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Dinar Fitra Maghiszha)