TRIBUNNEWSWIKI.COM - Virus corona diketahui telah menyebar ke hampir seluruh negara di belahan dunia.
Virus asal Wuhan, China ini pun sanggup menginfeksi segala lapisan masyarakat.
Mulai dari pemimpin negara, selebtritis hingga pedagang kaki lima, semua bisa terjangkit virus corona jika tak menerapkan protokol kesehatan atau meremehkan penyakit ini.
Salah satu yang terkena "batu-nya" akibat meremehkan virus corona adalah Presiden Brasil, Jair Bolsinaro.
Jair Bolsonaro yang didukung oleh faksi sayap kanan tersebut sering mengatakan bahwa virus corona adalah "flu ringan",
Namun, belakangan ini dirinya dikonfirmasi positif Covid-19.
Bolsonaro mengatakan, dia mulai merasakan tidak sehat pada Minggu (5/7/2020) dan setelah diperiksa hasilnya ia positif terserang Covid-19.
Melansir dari Sky News via Kompas.com pada Rabu (7/7/2020), berikut ini sikap dan kebijakan Jair Bolsonaro atau berjuluk "Donald Trump dari negara tropis" yang amatiran dan meremehkan dalam menghadapi corona.
Baca: Sempat Abaikan Protokol Kesehatan, Presiden Brasil Bolsonaro Kini Positif Terkena Covid-19
Baca: Abaikan Protokol Kesehatan dengan Tak Pakai Masker, Presiden Brasil Dapat Ancaman Denda
- 11 Maret
Sebelum corona menyebar sebagai pandemi di seluruh dunia, Bolsonaro mengklaim bahwa ada flu lain yang mampu membunuh lebih banyak orang dibanding corona.
"Dari apa yang saya amati sampai sekarang, ada jenis lain dari flu yang mampu membunuh orang lebih dari satu," ujar Bolsonaro.
- 18 Maret
Awal-awal seluruh negara merencanakan untuk lockdown, Bolsonaro berkata, "Hari ini kita baru tahu, bahwa karena memiliki iklim tropis lebih panjang, kita bersikap seolah-olah ini adalah akhir...virus tidak menyebar secepat iklim hangat seperi yang kita rasakan."
- 20 Maret
Pengalaman diserang pada 2018, dia berkata, "Setelah ditikam, saya tidak akan jatuh hanya karena flu ringan."
- 24 Maret
Bolsonaro mengatakan jika terjangkit virus corona, dia "tidak akan merasakan apa-apa".
- 27 Maret
Ketika ditanya soal Covid-19, dia berkata kepada wartawan, "Maaf, beberapa orang akan mati, mereka akan mati, itulah hidup."
- 31 Maret
Bolsonari menuduhpara gubernur yang memberlakukan aturan karantina di daerah-daerah sulit ekonomi di Brasil, sebagai "pembunuh pekerjaan".
"Ketika situasinya sedang kacau, dengan jumlah massa pengangguran dan kelaparan, itu adalah kesempatan besar untuk pihak tertentu mengeksploitasi, mencari jalan untuk mendapatkan kekuasaan dan tidak akan pernah dilepasnya," ujar Bolsonaro.
- 11 April
Bolsonaro juga diketahui pernah menyepelekan aturan social distancing dengan melakukan pertemuan langsung dan berjabat tangan, serta berfoto dengan sekelompok apoteker, dan leluasa berkunjung ke tempat tinggal anaknya.
- 16 April
Balsonaro memecat Menteri Kesehatan yang tidak memiliki kesamaan pemikiran soal isolasi mandiri.
- 19 April
Orang nomor satu di Brasil ini memperlihatkan sikap yang menunjukkan gejala Covid-19 dan dampak karena mengabaikan aturan social distancing, dengan batuk berkali-kali saat berpidato.
Meskipun dia tidak mengindahkan bahayanya Covid-19, tapi sesungguhnya dia mengakui telah mengalami gejala terinfeksi.
Dia berkata pada Selasa (21/4/2020), "Mulai Minggu rasanya tidak nyaman dan menjadi semakin memburuk pada Senin, rasanya tidak enak, lelah, sedikit sakit otot, demam sampai 38 derajat."
Kemudian pada Juni, pemerintah Brasil pimpinan Bolsonari diindikasi telah berusaha menyembunyikan perkembangan tingkat kematian karena kasus corona di negaranya.
Baca: Brasil Putuskan Berhenti Mempublikasikan Angka Kematian Akibat Covid-19 di Negaranya, Apa Alasannya?
Baca: Terinspirasi Donald Trump, Presiden Brasil Ancam Keluar dari WHO karena Tak Tahan Terus Diintervensi
Lantaran, pemerintah Brasil telah menghentikan penerbitan data seputar jumlah kematian dan orang infeksi Covid-19.
Laporan dari Bloomberg pada Selasa (7/7/2020), mengatakan bahwa Brasil adalah salah satu pusat penyebaran Covid-19 yang terbesar setelah AS, dengan angka kematian yang menunjukan lebih dari 65.000 dan lebih dari 1,62 juta total kasus terinfeksi.
Kendati demikian, kebijakan dari pemerintah Brasil ini tidaklah konsisten. Lantaran, presiden yang berusia 65 tahun ini seringkali berselisih paham dengan pejabat negaranya mengenai penangan corona termasuk hal karantina.
Menteri kesehatan yang seharusnya fokus menangani corona sudah berganti sebanyak tiga kali selama masa pandemi.
Saat ini, Kementerian Kesehatan Brasil dikomandoi oleh seorang jenderal militer.
Setelah 17 Juni, Menteri Nelson Teich mengundurkan diri hanya berselang satu bulan setelah diangkat pada 17 April, menggantikan Luiz Henrique Mandetta yang dipecat pada 16 April, karena memiliki perbedaan pendapat soal penyebaran dan upaya pencegahan Covid-19 di Brasil.
Kronologi Jair Bolsonaro positif Covid-19
Presiden Brasil, Jair Bolsonaro, terkonfirmasi positif terinfeksi virus corona pada Selasa (7/7/2020).
Kepada wartawan, Bolsonaro mengatakan dirinya hanya mengalami gejala ringan dan "baik-baik saja".
Namun, meski dinyatakan positif terkena Covid-19, Bolsonaro justru menanggalkan maskernya dan mengatakan ingin berjalan-jalan.
Keinginan Bolsonaro tidak terpenuhi karena ada saran medis.
"Saya baik-baik saja, seperti biasa. Saya malah ingin jalan-jalan di sini, tapi tidak bisa karena saran medis," tutur Bolsonaro dikutip dari Daily Mail, saat dia berbicara ke wartawan di luar istana kepresidenan di Brasilia.
Untuk pengobatan, Bolsonaro mengaku telah meminum hidroksiklorokuin.
Obat anti malaria ini sebelumnya digembar-gemborkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, tetapi belum terbukti ampuh menyembuhkan Covid-19.
Bolsonaro yang berjuluk "Tropical Trump" ini juga coba menenangkan para pendukungnya, dengan berkata bahwa hasil pemindaian X-ray menunjukkan paru-parunya bersih.
Dia dinyatakan positif virus corona dalam tes keempatnya pada Selasa (7/7/2020).
Bolsonaro mengatakan mulai merasa tidak sehat pada Minggu (5/7/2020) dan kondisinya memburuk keesokan harinya.
Baca: Kasus Positif Covid-19 Meningkat, Sistem Kesehatan di Sao Paulo Brasil Terancam Runtuh dalam 2 Pekan
Baca: Tiga Tahun Habiskan Hampir Rp 2 Triliun untuk Tiga Remaja dari Brasil, Ada Apa dengan Real Madrid?
Baca: Liga Italia: Pergantian Pelatih Milan Sebabkan Bintang Timnas Brasil Ini Alami Gangguan Mental
Presiden itu dilaporkan merasa letih, sakit, dan demam 38 derajat Celsius.
Sebelumnya ia sudah tiga kali menjalani tes pada Maret, dan semua hasilnya negatif. Tes pertama dilakukan setelah bertemu Trump.
Sebab seusai pertemuan tersebut, sejumlah delegasi yang menghadiri pertemuan langsung positif virus corona, termasuk Sekretaris Presiden Brasil Fabio Wajngarten.
Namun, tak satu pun dari Trump atau Bolsonaro yang ikut terinfeksi.
Bolsonaro dikenal sebagai figur yang kontroversial dalam penanganan pandemi Covid-19 di "Negeri Samba".
Pada akhir Maret ia mengunggah dua twit yang mencemooh penerapan kebijakan social distancing oleh pejabat-pejabatnya.
Dua unggahan itu langsung dihapus Twitter, dan dicantumkan pemberitahuan berisi alasan mengapa diturunkan.
Kemudian pada pertengahan April, Bolsonaro menyebut Covid-19 sebagai "flu ringan", dan mengabaikan saran pakar kesehatan.
Ia tidak mengindahkan anjuran mengenai pembatasan sosial, dan justru memutuskan turun ke jalan untuk menyapa para pendukungnya.
Tak lama berselang setelahnya, tepatnya pada Senin (20/4/2020), presiden berusia 65 tahun ini ikut berdemo menentang lockdown bersama para pendukungnya.
Saat ikut terjun di tengah lautan demonstran, Bolsonaro tak memakai masker dan terlihat batuk.
(Tribunnewswiki.com/Kompas.com/Ris/Shintaloka Pradita)
Sebagian artikel tayang di Kompas.com berjudul Akhirnya Tertular, Begini Sikap Presiden Brasil yang Remehkan Covid-19