Jokowi Marahi Para Menteri, Fahri Hamzah Buka Suara: Presiden Seperti Mengiba, Kali Ini Bukan Drama

Fahri Hamzah turut buka suara terkait video marah-marah Presiden Jokowi: tidak sedang berdrama


zoom-inlihat foto
fahri90991121.jpg
Tribunnews/Jeprima
ILUSTRASI - Fahri Hamzah buka suara soal video marah-marah Presiden Jokowi


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Fahri Hamzah turut buka suara terkait video marah-marah Presiden Jokowi kepada para menterinya.

Fahri Hamzah mengatakan kali ini Jokowi tidak sedang berdrama.

Bahkan presiden seakan mengiba untuk meminta kesadaran menterinya.

Hal itu disampaikan Fahri dalam tayangan yang diunggah di kanal YouTube Indonesia Lawyers Club, Rabu (1/7/2020).

Diberitakan Tribunnews.com, dalam kesempatan itu, Fahri menguliti satu-persatu pernyataan Jokowi yang dirasanya tidak biasa.

Pertama, soal Jokowi yang dengan tegas meminta para pembantunya memiliki perasaan krisis menangani pandemi Covid-19.

ILUSTRASI - Wakil Ketua DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Fahri Hamzah memberikan keterangan pers kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (11/1/2016). Dalam keterangan persnya Fahri mengklarifikasi kisruh isu pencopotan dirinya sebagai wakil ketua DPR. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)
ILUSTRASI - Wakil Ketua DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Fahri Hamzah memberikan keterangan pers kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (11/1/2016). Dalam keterangan persnya Fahri mengklarifikasi kisruh isu pencopotan dirinya sebagai wakil ketua DPR. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN) ((TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN))

Baca: Presiden Jokowi Isyaratkan Reshuffle Kabinet, Pengamat Politik Prediksi Posisi Prabowo Aman

"Pernyataan agak tidak biasa, bayangkan presiden mengatakan, 'kita harus punya sense of crisis', saya ingin sekali presiden ngomong begini, 3 atau 4 bulan yang lalu."

"Ketika orang-orang di luar sudah ribut, kita sendiri masih protektif, seolah-olah kita lebih dari negara-negara lain," ungkap Fahri.

Kemudian, pernyataan presiden yang meminta menterinya memiliki 'perasaan yang sama' dalam penanganan Covid-19.

Fahri menilai, dari pernyataan itu, presiden seolah mengiba kepada para pembantunya.

"Presiden meminta, ini luar biasa, meminta kita punya perasaan yang sama, itu kan luar biasa."

"Kalau saya menonton itu berkali-kali, presiden seperti mengiba 'ayolah kita punya perasaan yang sama dong tentang keadaan ini'," terang Fahri.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuat gestur mengangkat tangan setelah menyampaikan kemungkinan reshuffle kabinet, dalam Sidang Kabinet Paripurna, Kamis (18/6/2020), diunggah Minggu (28/6/2020).
Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuat gestur mengangkat tangan setelah menyampaikan kemungkinan reshuffle kabinet, dalam Sidang Kabinet Paripurna, Kamis (18/6/2020), diunggah Minggu (28/6/2020). (Capture YouTube Sekretariat Presiden)

Baca: Pengamat Politik & Parpol Soroti Video Jokowi Marah Pada Menteri yang Diunggah 10 Hari Pasca Rapat

Ketiga, Fahri menyoroti soal pernyataan presiden yang menyebut para pembantunya seperti tak punya perasaan.

Fahri menafsirkan, dalam hal itu, presiden seolah-olah menuduh para menterinya tidak punya perasaan.

"Kemudian presiden mengatakan, banyak yang nggak punya perasaan, waduh itu luar biasa."

"Jadi mungkin dia menuduh menteri-menterinya nggak punya perasaan," ungkap Fahri.

Menurut Fahri, kata 'tidak punya perasaan' ini jika diucapkan dalam sebuah sinetron bermakna ringan.

Namun, saat diucapkan seorang presiden terhadap lembaga negara, itu adalah hal yang serius.

"Tuduhan tidak punya perasaan kepada lembaga negara itu serius sebenarnya," ucap dia.

Baca: Kemarahan Jokowi Baru Dipublikasikan, Demokrat Sebut Wajar JIka Publik Anggap Hanya Pencitraan

Selain itu, Fahri juga menyinggung pernyataan presiden soal bantuan yang tak kunjung turun.

Menurut dia, apa yang disampaikan Jokowi kali ini bukanlah drama semata.

"Kemudian beliau mengatakan, apa mau dilihat rakyat mati dulu baru cair."

"Sepandai-pandainya Pak Jokowi membuat drama tapi menurut saya mungkin ini bukan drama ya," kata Fahri.

Selanjutnya, soal kejujuran Jokowi yang menyebut tidak ada progres signifikan yang dilakukan oleh para menterinya.

Fahri menilai, bahwa pernyataan presiden itu bukan drama, karena tak mungkin seorang presiden berbicara sembarangan di depan seluruh rakyatnya.

"Yang terakhir, sejujurnya saya katakan tidak ada progres, ini kata-kata presiden, ya sedrama-dramanya kan nggak boleh presiden kemudian ngawur dalam kata-kata."

"Sebab dia dengar oleh rakyat dan dipertimbangkan oleh yang beliau ulang-ulang berkali-kali, 267 juta rakyat Indonesia," jelasnya.

Terakhir, Fahri menyinggung soal presiden yang siap mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu).

Padahal, menurut dia, Perppu adalah pintu dari sebuah kedaruratan.

"Karena kuasa membuat undang-undang itu dalam konstitusi negara kita itu adanya di DPR tapi presiden mengambil itu," ungkap dia.

Dari pernyataan presiden tersebut, Fahri menyimpulkan, bahwa Presiden Jokowi tengah merasa ada kedarutan yang terjadi di Indonesia.

"Jadi saya merasa presiden ini merasa ada kedaruratan," tegasnya.

Diberitakan sebelumnya, ancaman perombakan kabinet tiba-tiba muncul di tengah pandemi Covid-19.

Hal itu diungkapkan Jokowi saat membuka Sidang Kabinet Paripurna, di Istana Negara, Kamis (18/6/2020).

Ancaman reshuffle itu muncul setelah Jokowi merasa kinerja para menterinya masih biasa-biasa saja, padahal dalam situasi krisis seperti sekarang ini.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kuliti Pernyataan Jokowi, Fahri Hamzah: Sepandai-pandainya Jokowi Buat Drama, Tapi Ini Bukan Drama

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Tribunnews.com/Nanda Lusiana)





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved