Minta Konten Ujaran Kebencian Dihapus, Unilever dan 159 Perusahaan Dunia Stop Iklan di Facebook

Unilever dan 159 perusahaan dukung kampanye bertajuk 'Stop Hate for Profit,' minta Facebook kontrol konten kebencian


zoom-inlihat foto
ilustrasi-facebook-3.jpg
pixabay
Ilustrasi Facebook


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Kampanye boikot iklan Facebook kian menggema ke seluruh dunia.

Bahkan perusahaan-perusahaan besar sudah mulai mendukung kampanye bertajuk 'Stop Hate for Profit' itu.

Kampanye ini mendesak Facebook untuk menghapus pidato kebencian yang selama ini dibiarkan, seperti diberitakan Kontan, Senin (29/6/2020).

Reuters menyebut kampanye ini mulai menyerukan perusahaan besar di Eropa untuk bergabung.

Hal itu diungkapkan oleh Jim Steyer, kepala eksekutif Common Sense Media, dalam sebuah wawancara dengan Reuters pada hari Sabtu.

Baca: Coca-Cola Buat Facebook Merugi, Mark Zuckerberg Harus Rela Kehilangan Rp 102,6 Triliun

ILUSTRASI - Mark Zuckerberg, bos Facebook.
ILUSTRASI - Mark Zuckerberg, bos Facebook. (difernews.gr)

Sejak kampanye diluncurkan pada awal bulan ini, lebih dari 160 perusahaan, termasuk Verizon Communications dan Unilever Plc, telah menandatangani kesepakatan untuk berhenti membeli iklan di platform media sosial terbesar di dunia untuk bulan Juli.

Free Press dan Common Sense, bersama dengan kelompok hak-hak sipil Color of Change dan Anti-Defamation League, meluncurkan kampanye setelah kematian George Floyd, seorang pria kulit hitam tak bersenjata yang dibunuh oleh polisi Minneapolis.

"Perbatasan berikutnya adalah tekanan global," kata Steyer.

Dia menambahkan, harapan kampanye ini adalah untuk memberanikan regulator di Eropa dalam mengambil sikap lebih keras untuk Facebook.

Asal tahu saja, Komisi Eropa pada bulan Juni mengumumkan pedoman baru untuk perusahaan teknologi, termasuk Facebook, untuk menyerahkan laporan bulanan tentang bagaimana mereka menangani kesalahan informasi virus corona.

Kemarahan di Amerika Serikat atas kematian Floyd telah menyebabkan reaksi yang belum pernah terjadi sebelumnya dari perusahaan di seluruh dunia.

Dampaknya telah terasa di luar AS.

Unilever, misalnya, mengubah nama produk pencerah kulit yang populer di India bernama Fair and Lovely.

Unilever
Unilever (Kompas.com)

Baca: Unilever

Kampanye global akan dilanjutkan ketika pihak penyelenggara terus mendesak agar lebih banyak perusahaan AS ikut berpartisipasi.

Jessica Gonzalez, co-chief executive Free Press, mengatakan dia telah menghubungi perusahaan telekomunikasi dan media AS utama untuk meminta mereka bergabung dalam kampanye.

Menanggapi tuntutan untuk tindakan lebih lanjut, Facebook pada hari Minggu mengakui bahwa ada lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan dan bekerja sama dengan kelompok-kelompok hak asasi manusia dan para ahli untuk mengembangkan lebih banyak alat untuk melawan ucapan kebencian.

Facebook mengatakan, investasi dalam kecerdasan buatan telah memungkinkannya untuk menemukan 90% dari pidato kebencian sebelum pengguna melaporkannya.

Memperluas kampanye di luar Amerika Serikat akan memangkas pendapatan iklan Facebook lebih besar lagi.

Akan tetapi, kemungkinan hal itu tidak memiliki dampak finansial yang besar.

Unilever, misalnya, pada hari Jumat berkomitmen untuk menghentikan pengeluaran AS di Facebook untuk sisa tahun ini.

Menurut Richard Greenfield dari LightShed Partners, sebuah perusahaan riset media dan teknologi, hal itu hanya menyumbang sekitar 10% dari keseluruhan pendapatan iklan Facebook yang diperkirakan mencapai US$ 250 juta per tahunnya.

Steyer mengatakan mereka akan mendesak pengiklan global seperti Unilever dan Honda, yang hanya berkomitmen untuk menunda iklan di AS, untuk menarik iklan Facebook mereka secara global.

Setiap tahun, Facebook menghasilkan US$ 70 miliar dalam penjualan iklan dan sekitar seperempatnya berasal dari perusahaan besar seperti Unilever dengan sebagian besar pendapatannya berasal dari bisnis kecil.

Baca: Facebook Digegerkan dengan Adanya Grup Komunitas Pelakor Indonesia, Psikolog Beri Tanggapan

Menurut Steyer, munculnya dorongan baru yang mendesak agar lebih banyak perusahaan di luar Amerika Serikat untuk bergabung menunjukkan tingkat frustrasi yang dirasakan oleh kelompok-kelompok keadilan sosial dan perusahaan-perusahaan yang mendukung mereka atas kurangnya tindakan Facebook pada informasi yang salah dan ucapan kebencian.

Baik Steyer maupun Gonzalez mengatakan, upaya Facebook pada hari Jumat untuk memperkenalkan langkah-langkah baru dalam melarang iklan dan label pidato kebencian dari politisi untuk menenangkan boikot tidak memenuhi tuntutan kampanye.

"Jika mereka pikir hal itu bisa selesai dengan melakukan kebijakan berdasarkan pada hari Jumat, mereka sangat keliru," kata Gonzalez.

“Kami tidak perlu kebijakan satu kali di sana-sini. Kami membutuhkan kebijakan yang komprehensif."

Stop Hate for Profit telah menjabarkan serangkaian tuntutan, yang meliputi proses moderasi terpisah untuk membantu pengguna yang ditargetkan berdasarkan ras dan pengidentifikasi lainnya.

Mereka juga menuntut Facebook lebih transparan tentang berapa banyak insiden pidato kebencian yang dilaporkan.

Yang tak kalah penting, mereka meminta Facebook untuk berhenti menghasilkan pendapatan iklan dari konten berbahaya.

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Kampanye Boikot Iklan Facebook Segera Mendunia

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Nur)





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved