TRIBUNNEWSWIKI.COM - Hubungan China dengan Taiwan yang semakin memanas membuat Taiwan memillih memproduksi sendiri pesawat tempurnya.
Taiwan melakukannya untuk meningkatkan pertahanan negeri guna menghadapi tantangan dan ancaman China yang semakin besar.
Dilansir dari Reuters, angkatan bersenjata Taiwan sebagian besar dilengkapi dengan peralatan tempur dari Amerika Serikat, tetapi Presiden Taiwan Tsai Ing-wen telah menjadikan pengembangan industri pertahanan yang dikembangkan di dalam negeri sebagai prioritas.
Tsai Ing-wen mengawasi penerbangan uji publik pertama dari jet baru yang dirancang secara lokal.
AT-5 Brave Eagle, yang dibuat oleh Aerospace Industrial Development Corp yang merupakan BUMN Taiwan, dibuat dengan anggaran sebesar T$68,6 miliar atau setara $2,32 miliar.
Ini adalah jet pertama yang dibuat di dalam negeri sejak pesawat tempur F-CK-1 Ching-kuo, diluncurkan lebih dari tiga dekade lalu.
Berbicara di sebuah pangkalan udara di pusat kota Taichung, Tsai mengatakan pesawat baru itu membantah para penentang yang berpikir Taiwan kekurangan teknologi dan harus fokus pada pemenuhan kebutuhan pertahanannya dari luar negeri.
Baca: Hubungan China dengan Taiwan Memanas, Berikut Perbandingan Kekuatan Militer Keduanya
Baca: Pesawat Militer AS Terbang di Langit Taiwan, Jubir Kementan China: Ini Sangat Salah dan Berbahaya
"Pesawat baru tidak hanya telah menciptakan lebih dari 2.000 peluang kerja, tetapi juga akan meneruskan pengalaman dan menumbuhkan generasi baru bakat teknis industri kedirgantaraan," katanya.
AT-5 diapit oleh Ching-kuo, melakukan penerbangan 12 menit di depan Tsai.
Penerbangan uji resmi pertamanya adalah awal bulan ini, kurang dari setahun setelah prototipe diluncurkan.
Pesawat ini dapat dilengkapi dengan senjata. Angkatan udara Taiwan berencana untuk mengambil 66 unit pesawat ini pada tahun 2026 untuk menggantikan pesawat pelatihan AT-3 dan F-5 yang sudah tua.
Penerbangan uji coba dilakukan di tengah kehadiran militer China yang ditingkatkan di dekat pulau demokrasi.
Taiwan mengatakan angkatan udara China telah terbang di dekat itu setidaknya tujuh kali dalam dua minggu terakhir, dengan yang terakhir adalah pada hari Minggu.
Taiwan meluncurkan peningkatan belanja pertahanan terbesar dalam lebih dari satu dekade pada tahun lalu, dan pemerintah juga mengembangkan kapal selam baru buatan dalam negeri.
Perbandingan Kekuatan Militer China dan Taiwan
Hubungan China dengan Taiwan memanas dan jet tempur China beberapa kali mendekati Taiwan.
Angkatan Udara Taiwan bahkan mengatakan jet tempur tersebut sudah mendekati negara itu enam kali selama hampir dua pekan terakhir.
Terakhir, jet tempur Angkatan Udara China mendekati Taiwan pada Jumat (19/6).
Ini untuk keempat kalinya dalam empat hari terakhir pesawat tempur Tiongkok melakukannya.
Angkatan Udara Taiwan menyatakan, jet tempur J-10 China terlibat dalam pendekatan tersebut, tetapi tidak memerinci jumlah pesawat yang memasuki zona identifikasi pertahanan udara Taiwan di Barat Daya itu.
"Angkatan Udara China mendapat peringatan lisan untuk pergi (terlebih dahulu), dan jet tempur Taiwan merespons," kata Angkatan Udara Taiwan, Jumat (19/6), seperti dikutip Reuters.
Baca: Pemimpin Oposisi Rahul Gandhi Sebut PM Narendra Modi Telah Serahkan Wilayah India ke China
China belum mengatakan di depan umum mengenai alasan mereka meningkatkan aktivitasnya di dekat Taiwan.
Sebelumnya, Tiongkok menggambarkannya sebagai latihan rutin dan bermaksud menunjukkan tekad untuk mempertahankan kedaulatannya.
Angkatan Udara Taiwan, yang memodernisasi jet tempur F-16 buatan Amerika Serikat, secara rutin berpatroli di atas Selat Taiwan yang sensitif, yang memisahkan wilayahnya dari tetangganya yang jauh lebih besar, China.
China sejauh ini tidak pernah menggunakan kekuatan untuk membawa Taiwan di bawah kendalinya, meskipun pulau itu tidak menunjukkan keinginan untuk ada di bawah perintah Beijing.
China telah meningkatkan aktivitas militernya, termasuk mengirim kapal induk di dekat wilayahnya, sejak Tsai Ing-wen terpilih kembali sebagai Presiden Taiwan pada pemilihan Januari lalu.
Meski begitu, Taiwan tidak gentar.
Dalam pidato pelantikannya untuk masa jabatan keduanya dan terakhir pada 25 Mei lalu, Tsai menegaskan bahwa Taiwan adalah negara merdeka yang dia sebut sebagai Republik China, dan tidak ingin menjadi bagian dari Republik Rakyat Tiongkok.
Taiwan terus memperkuat pertahanannya.
Baca: Pertemuan Trilateral India, China, Rusia Siap Digelar 23 Juni 2020 Bahas Konflik Perbatasan
Melansir Reuters, Kementerian Pertahanan Taiwan pada 28 Mei 2020 lalu mengumumkan rencana membeli rudal anti-kapal Harpoon dari Amerika Serikat (AS).
Lalu, AS juga menyampaikan rencana penjualan torpedo ke Taiwan senilai US$ 180 juta.
Sebagai negara raksasa, jelas China memiliki keunggulan militer secara numerik yang sangat besar.
Bahkan, negeri tembok raksasa membuat peralatan tempur canggih sendiri, seperti pesawat pembom siluman dan kapal induk.
Berikut peta kekuatan militer Taiwan dan China, mengutip situs Armed Forces:
Anggaran militer dan jumlah tentara
Angkatan darat
Angkatan udara
Angkatan laut
Hulu ledak nuklir
(Tribunnewswiki.com/Tyo/Kontan.co.id/Barratut Taqiyyah Rafie)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul "Ancaman dari China kian besar, Taiwan produksi pesawat tempur sendiri"