Kunci Turunkan Kasus Covid-19 di Indonesia, Prof Wiku: Perlu Disiplin Terapkan Protokol Kesehatan

Disiplin terapkan protokol kesehatan harus dilakukan agar kurva kasus Covid-19 melandai.


zoom-inlihat foto
petugas-menggunakan-face-shield-dan-masker-di-stasiun-kota-bogor.jpg
KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO
Petugas menggunakan face shield dan masker di Stasiun Kota Bogor, Selasa (9/6/2020). Pihak stasiun menerapkan protokol kesehatan kepada petugas dan penumpang KRL commuter line untuk mengurangi penyebaran virus Covid-19. (KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO)


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Pemerintah Indonesia saat ini telah menerapkan New Normal sebagai tatanan kehidupan baru.

Kementerian Kesehatan bahkan telah mengeluarkan sejumlah protokol kesehatan yang harus dilakukan saat New Normal.

Protokol kesehatan tersebut mencakup cuci tangan, menggunakan masker saat beraktifitas di luar rumah serta menjaga jarak.

Tentunya, hal ini agar tetap aman dan mencegah penularan Covid-19 meski telah diberlakukan New Normal.

Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Prof drh Wiku Bakti Bawono Adisasmito M.Sc, mengatakan bahwa kunci untuk bisa bertahan di tengah penerapan new normal adalah perubahan perilaku.

Masyarakat Indonesia harus hidup lebih bersih, sehat dan menjalankan protokol kesehatan.

Sehingga penularan Covid-19 tidak akan semakin banyak.

Baca: Hacker Sebut Bisa Jual Data Pasien Tes Covid-19, Achmad Yurianto: Kita Serahkan ke Pihak Berwajib

Baca: Kalahkan Jakarta dan Jawa Timur, Sulsel Jadi Provinsi dengan Tambahan Kasus Baru Covid-19 Tertinggi

"Kalau kita bisa melakukan seperti itu, perilakunya banyak berubah, penularan tentunya tidak bisa terjadi dan harusnya kasus (positif Covid-19) menurun," ujarnya, seperti dikutip dari Wartakotalive.com, Sabtu (20/6/2020).

Sementara itu, meski telah diterapkan New Normal, kurva kasus positif Covid-19 belum ada tanda-tanda menurun atau melandai.

Menurut Prof Wiku, hal ini perlu adanya kedisiplinan perilaku masyarakat baik secara individu maupun kolektif dalam menerapkan protokol kesehatan.

“Sebenarnya kapan kurva melandai ya itu yang nyetir kita sendiri, kalau kita berubah perilaku, maka kurvanya turun, tapi yang terjadi hari ini kita semua nonton kurva kasusnya makin lama makin naik tanpa mengubah perilaku,” ujar Wiku.

Peta persebaran kasus Covid-19 di Jawa Timur, Minggu (31/5/2020).
Peta persebaran kasus Covid-19 di Jawa Timur, Minggu (31/5/2020). (infocovid19.jatimprov.go.id)

Wiku pun memberi contoh dari kondisi ketidakdisiplinan ini, hal itu bisa terlihat saat Jakarta menerapkan PSBB transisi.

Sebagian tempat masih menunjukkan adanya kerumunan warga, yang seharusnya paling dihindari untuk memutus penularan.

"Jadi itulah kesalahan kita, (kuncinya) yah kita kontrol itu (kedisiplinan) saja,” ungkapnya.

Baca: Studi Terbaru Menyebutkan Antibodi Pasien Sembuh dari Covid-19 hanya Bertahan Tiga Bulan

Baca: Pasien Positif Covid-19 di Sumsel Kabur Lewat Jendela, Keberadaannya Masih Jadi Misteri

Oleh sebab itu, Wiku menjelaskan, masyarakat harus benar-benar menjalankan protokol kesehatan dan meninggalkan kebiasaan lama saat menjalankan New Normal.

Perubahan perilaku inilah yang menjadi satu-satunya cara untuk bertahan di tengah belum adanya vaksin dan obat khusus Covid-19.

"Berubah perilaku saja, karena ngga ada pilihan. Virus ini sudah menyebar di seluruh dunia bukan hanya di Indonesia saja. Jadi, ngga apa-apa kok pakai masker, jaga jarak, dan rajin cuci tangan, itu hal yang bagus juga," ujarnya.

Kasus Covid-19 di Indonesia

Diketahui, jumlah kasus positif Covid-19 terus bertambah setiap harinya.

Berdasarkan data pemerintah Jumat (19/6/2020) pukul 12.00 WIB, tercatat ada 1.041 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir.





Halaman
12
BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved