Survei Tunjukkan Elektabilitas Prabowo dan Anies Baswedan Turun, Ganjar Pranowo & Ridwan Kamil Naik

Tingkat elektabilitas Prabowo Subianto mengalami penurunan dibandingkan Februari 2020 lalu, sementara Gubernur Ganjar Pranowo dan Ridwan Kamil naik.


zoom-inlihat foto
elektabilitas-prabowo-ganjar-dan-ridwan-kamil.jpg
Kolase TribunnewsWiki
Survei yang dilakukan Indikator Politik Indonesia menunjukkan, elektabilitas Menteri Pertahanan Prabowo Subianto pada bulan Mei mengalami penurunan dibandingkan Februari 2020.


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Survei yang dilakukan Indikator Politik Indonesia menunjukkan, elektabilitas Menteri Pertahanan Prabowo Subianto pada bulan Mei mengalami penurunan dibandingkan Februari 2020.

Survei yang dilakukan pada periode 16-18 Mei 2020 lalu itu menyasar 1.200 responden dengan metode kontak telepon.

Margin of error survei ini lebih kurang 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Pertanyaan yang diajukan pada survei tersebut yaitu 'Jika pemilihan presiden diadakan sekarang, siapa yang akan ibu/bapak pilih sebagai presiden di antara nama-nama berikut ini?'.

Baca: Megawati dan Prabowo Subianto Kian Mesra, Pilpres 2024 akan Bakal Wujudkan Perjanjian Batu Tulis?

Kendati turun, elektabilitas Prabowo masih menjadi yang tertinggi dibandingkan elektabilitas politisi lainnya.

Di posisi kedua, terdapat nama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang memiliki elektabilitas 11,8 persen atau naik dibandingkan sebelumnya yaitu 9,1 persen.

Elektabilitas Ganjar pada Mei sebesar 11,8 persen atau naik 2,7 persen dibandingkan Februari 2020.

elektabilitas Ganjar Pranowo Ridwan Kamil
Survei yang dilakukan Indikator Politik Indonesia menunjukkan, elektabilitas Gubernur Jata Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pada bulan Mei naik dibandingkan Februari 2020.

Sedangkan elektabilitas Ridwan Kamil naik 3,9 persen, yaitu dari 3,8 persen pada Februari menjadi 7,7 persen pada Mei 2020.

"Dukungan pada Ganjar Pranowo dan Ridwan Kamil kini cenderung meningkat dibandingkan temuan Februari lalu," tulis temuan survei tersebut, dikutip Kompas.com dari laman resmi Indikator, Selasa (9/6/2020).

Kendati demikian, survei juga menemukan bahwa bila pemilihan presiden diadakan sekarang, belum ada tokoh yang memiliki elektabilitas yang cukup dominan.

"Dibandingkan survei Februari 2020 yang menempatkan Prabowo paling atas dan dengan selisih signifikan, kini dukungan relatif berimbang," tulis temuan tersebut.

Baca: Respons Ganjar Pranowo Disindir Fadli Zon Tukang Parkir: Tidak Saya Ambil Bos, Jangan Khawatir

Merujuk hasil survei, elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto justru turun cukup signifikan pada survei kali ini, yaitu 8,1 persen dari 22,2 persen pada Februari 2020 menjadi 14,1 persen pada Mei 2020.

Kondisi serupa juga dialami Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang turun dari 12,1 persen pada Februari 2020 menjadi 10,4 persen pada Mei 2020.

Sedangkan penurunan yang cukup drastis juga dirasakan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno, yang turun dari 9,5 persen menjadi 6 persen.

Baca: Jabar Tak Ada Tambahan Kasus Positif Covid-19 pada Jumat Lalu, Ridwan Kamil: yang Dibangun Superteam

Baca: Ridwan Kamil Akan Segera Berlakukan Jam Malam Sebagai Rencana Penerapan PSBB di Jawa Barat

Berikut hasil survei selengkapnya:

1. Prabowo Subianto (Mei 14,1 persen; Februari 22,2 persen)

2. Ganjar Pranowo (Mei 11,8 persen; Februari 9,1 persen)

3. Anies Baswedan (Mei 10,4 persen; Februari 12,1 persen)

4. Ridwan Kamil (Mei 7,7 persen; Februari 3,8 persen)

5. Sandiaga Uno (Mei 6 persen; Februari 9,5 persen)

6. Agus Harimurti Yudhyono (Mei 4,8 persen; Februari 6,5 persen)

7. Khofifah Indar Parawansa (Mei 4,3 persen; Februari 5,7 persen)

8. Mahfud MD (Mei 3,3 persen; Februari 3,8 persen)

9. Gatot Nurmantyo (Mei 1,7 persen; Februari 2,2 persen)

10. Erick Thohir (Mei 1,6 persen; Februari 1,9 persen)

11. Puan Maharani (Mei 0,8 persen; Februari 1,4 persen)

12. Tito Karnavian (Mei 0,6 persen; Februari 0,8 persen)

13. Budi Gunawan (Mei 0,4 persen; Februari 0,4 persen)

14. Muhaimin Iskandar (Mei 0 persen; Februari 0,3 persen)

Profil Prabowo Subianto

Letnan Jenderal H. Prabowo Subianto Djojohadikusumo, atau akrab dengan Prabowo Subianto mulai dikenal secara luas sejak ia menjadi calon wakil presiden Megawati Soekarnoputri pada Pilpres 2009. Kariernya di dunia militer sangat cemerlang dan naik begitu pesat.

Dikutip dari jabar.tribunnews.com, secara professional, kariernya dimulai pada sejak tahun 1974, saat ia bergabung sebagai anggota Komando Pasukan Khusus (Kopassus). Belum lama menjadi anggota Kopassus, Prabowo ditugaskan ke Timor Leste. Tidak tanggung-tanggung, ia diberikan amanah sebagai Komandan Pleton Grup I Kopassus.

Setelah menyelesaikan tugasnya di Timor Leste, pada 1981 bersama Mayor Luhut Binsar Pandjaitan dan beberapa perwira lain kembali dikirim ke Jerman. Di sana mereka menjalani Pendidikan di Polisi Elit Jerman Barat, Grenzschutzgrupppe 9 (GSG-9) untuk belajar tentang penanganan terorisme.

Prabowo Subianto
Prabowo Subianto (Dany Permana/Tribunnews.com)

Pulang dari Jerman, karier Prabowo semakin cemerlang. Ia didaulat menjadi Wakil Komandan Datasement 81 Penanggulangan Teror (Gultor) Kopassus dari tahun 1983 sampai 1985.

Pada tahun 1985, ia ditempatkan di Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad) sebagai Wakil Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara 328 sampai tahun 1987. Kemudian pada tahun 1991 sampai 1993, ia menjadi Kepala Staf Brigade Infanteri Lintas Udara 17 di Kostrad.

Kariernya terus naik, di Kopassus ia diangkat sebagai Komandan Grup-3 pada tahun 1993. Setahun kemudian ia diangkat menjadi Wakil Komandan Kopassus, dan pada tahun 1995 sampai 1996, ia menjabat sebagai Komandan Kopassus.

Kariernya di dunia militer semakin moncer ketika ia ditunjuk sebagai Komandan Jenderal Kopassus pada 1996 asmpai 1998. Ketika menjadi Komandan Jenderal Kopassus, ia ditugaskan untuk memimpin pembebasan sandera Mapenduma.

Di dunia politik kariernya dimulai sejak tahun 2004 ketika ia bergabung Bersama Partai Golkar. Ia bahkan pernah menjadi kandidat capres dari Partai Golkar, namun namanya kalah dari Wiranto.

Baca: Prabowo Subianto

Akhirnya Prabowo keluar dari Partai Golkar dan mendirikan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) pada tahun 2008. Dalam Pemilu 2009, Gerindra langsung bisa meraih 26 kursi di DPR RI.

Prabowo juga maju mendampingi Megawati Soekarnoputri dalam Pilpres 2009. Namun mereka hanya mampu meraih suara 26,79 persen, masih kalah dari pasangan SBY – Boediono.

Pilpres berikutnya pada 2014, Prabowo kembali maju dalam bursa Pilpres. Kali ini ia bahkan langsung menjadi calon presiden, berdampingan dengan Hatta Rajasa. Namun lagi-lagi suaranya masih kalah dari pasangan Joko Widodo dan M. Jusuf Kalla yang menjadi presiden dan wakil presiden untuk periode 2014-2019.

Ia tidak patah semangat. Di Pilres 2019 ini, ia kembali mencalonkan diri sebagai presiden berpasangan dengan Sandiaga Salahudin Uno sebagai cawapresnya.

Ia kembali head to head dengan Joko Widodo yang maju sebagai calon petahana didampingi oleh Ma’ruf Amin.

Saat ini, belum dapat dipastikan siapa yang menang dalam Pilres 2019. Proses perhitungan suara di KPU masih berlanjut. Proses perhitungan sudah mencapai angka 71,64%, dengan perolehan suara sementara Joko Widodo – Ma’ruf Amin sebesar 56,19% dan Prabowo Subianto – Sandiaga Uno 43,81%.

(Kompas.com/Dani Prabowo)(TribunnewsWiki.com/Niken Aninsi/Widi)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Survei: Elektabilitas Ganjar dan Ridwan Kamil Naik, Anies Turun".





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved