Hari Ini Pemerintah Periksa 11.970 Spesimen Virus Corona, Lampaui Target Presiden Jokowi

Pemerintah berhasil melakukan uji spesimen melebihi target Presiden Jokowi sebanyak 10 ribu per hari


zoom-inlihat foto
jokowi-new-normal-tni-polri.jpg
Tangkapan layar YouTube Sekretariat Presiden
ILUSTRASI - Presiden Joko Widodo (Jokowi) ketika meninjau kesiapan penerapan prosedur standar tatanan baru atau new normal pada Selasa, (26/5/2020) pagi di Stasiun Moda Raya Terpadu (MRT) di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat. Rencananya, sebanyak 340.000 anggota TNI-Polri akan dikerahkan untuk melakukan pengawasan di 1.800 titik obyek keramaian.


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Pemerintah mengatakan telah memeriksa 11.970 spesimen terkait Covid-19, Rabu (3/6/2020).

Hal itu disampaikan Juru Bicara Percepatan Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto.

Angka tersebut telah melampaui target Presiden Joko Widodo sebanyak 10 ribu spesimen tiap harinya.

Diberitakan Tribunnews.com, sebelumnya, angka pemeriksaan spesimen sempat turun di angka 9 ribu.

Total, telah ada 353.434 spesimen yang telah diperiksa pemerintah.

"Sehingga, total keseluruhan spesimen yang telah diperiksa sebanyak 353.434 spesimen," kata Achmad Yurianto dalam siaran BNPB, Rabu (3/6/2020).

Baca: Siap Terapkan New Normal, Presiden Jokowi Tiba-tiba Akui Pemerintah Belum Bisa Kendalikan Covid-19

ILUSTRASI Pemeriksaan spesimen --- Petugas medis melakukan rapid test massal terhadap seluruh karyawan di Brastagi Supermarket Jalan Gatot Subroto Medan, Selasa (19/5/2020). Sebanyak 130 karyawan Brastagi Supermarket yang tengah jalani rapid test, dilakukan terkait adanya dugaan karyawan Berastagi Supermarket yang terpapar Covid-19.
ILUSTRASI Pemeriksaan spesimen --- Petugas medis melakukan rapid test massal terhadap seluruh karyawan di Brastagi Supermarket Jalan Gatot Subroto Medan, Selasa (19/5/2020). Sebanyak 130 karyawan Brastagi Supermarket yang tengah jalani rapid test, dilakukan terkait adanya dugaan karyawan Berastagi Supermarket yang terpapar Covid-19. (TRIBUN MEDAN/DANIL SIREGAR)

Achmad Yurianto dilakukan dengan dua metode.

Metode pertama yakni real time polymerase chain reaction (PCR).

Metode yang kedua merupakan tes cepat molekuler (TCM).

Dari pemeriksaan itu, jumlah kasus positif yang terjadi di Indonesia mengalami penambahan 684 pasien positif corona.

"Covid-19 terkonfirmasi sebanyak 684 orang sehingga menjadi total kasus positif sebanyak 28.233 orang," ujar Yurianto.

Yuri mengatakan total sebanyak 8.406 pasien dinyatakan sembuh, dengan penambahan sebanyak 471 pasien.

Indikator Penerapan New Normal

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau kesiapan penerapan prosedur standar tatanan baru atau new normal pada Selasa, (26/5/2020) pagi di Stasiun Moda Raya Terpadu (MRT) di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat. Dalam foto, Jokowi terlihat didampingi oleh oleh Panglima TNI Hadi Tjahjanto dan Kapolri Idham Aziz. Rencananya, sebanyak 340.000 anggota TNI-Polri akan dikerahkan untuk melakukan pengawasan di 1.800 titik obyek keramaian.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau kesiapan penerapan prosedur standar tatanan baru atau new normal pada Selasa, (26/5/2020) pagi di Stasiun Moda Raya Terpadu (MRT) di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat. Dalam foto, Jokowi terlihat didampingi oleh oleh Panglima TNI Hadi Tjahjanto dan Kapolri Idham Aziz. Rencananya, sebanyak 340.000 anggota TNI-Polri akan dikerahkan untuk melakukan pengawasan di 1.800 titik obyek keramaian. (Tangkapan layar YouTube Sekretariat Presiden)

Baca: Akui Belum Bisa Kendalikan Covid-19, Jokowi: Semua Harus Pakai Data Keilmuan yang Ketat

Diberitakan sebelumnya, Indonesia kini tengah mempersiapkan skenario new normal, dalam upaya mengatasi dampak Covid-19.

Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 membeberkan kriteria suatu daerah bisa menerapkan new normal, seperti diberitakan Tribunnews,com.

"Dalam menentukan suatu daerah itu bisa kembali kepada aktivitas ekonomi yang produktif dan aman Covid-19, digunakanlah indikator kesehatan masyarakat yang berbasis data. Sesuai dengan rekomendasi WHO," ujar Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, di Kantor BNPB, Jakarta, Sabtu (30/5/2020).

Berdasarkan penjelasan Wiku, setidaknya ada 11 indikator yang harus dipenuhi suatu daerah untuk menjalankan new normal.

"Kami menggunakan pendekatan atau kriteria epidemiologi, surveilans kesehatan masyarakat, serta pelayanan kesehatan. Di mana di sini ada 11 indikator," tutur Wiku.

ILUSTRASI - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau kesiapan penerapan prosedur standar tatanan baru atau new normal pada Selasa, (26/5/2020) pagi di Stasiun Moda Raya Terpadu (MRT) di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat. Dalam foto, Jokowi terlihat didampingi oleh oleh Panglima TNI Hadi Tjahjanto dan Kapolri Idham Aziz. Rencananya, sebanyak 340.000 anggota TNI-Polri akan dikerahkan untuk melakukan pengawasan di 1.800 titik obyek keramaian.
ILUSTRASI - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau kesiapan penerapan prosedur standar tatanan baru atau new normal pada Selasa, (26/5/2020) pagi di Stasiun Moda Raya Terpadu (MRT) di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat. Dalam foto, Jokowi terlihat didampingi oleh oleh Panglima TNI Hadi Tjahjanto dan Kapolri Idham Aziz. Rencananya, sebanyak 340.000 anggota TNI-Polri akan dikerahkan untuk melakukan pengawasan di 1.800 titik obyek keramaian. (KOMPAS/Agus Suparto)

Baca: Ali Ngabalin Bongkar Alasan Presiden Jokowi di Balik Penerapan New Normal: Rakyatnya Tak Boleh Lapar

11 indikator tersebut adalah sebagai berikut:

  • Penurunan jumlah kasus positif selama dua minggu sejak puncak terakhirnya, dengan target penurunan lebih dari 50 persen untuk setiap daerah atau wilayah.
  • Penurunan jumlah kasus probable (orang yang sakit tapi para ahli ragu menyimpulkan hasil laboratorium, dan ditemukan pan-beta coronavirus) selama dua minggu sejak puncak terakhir dengan target lebih dari 50 persen penurunan jumlahnya.
  • Penurunan jumlah meninggal dari kasus positif.
  • Penurunan jumlah meninggal dari kasus probable.
  • Penurunan jumlah kasus positif yang dirawat di RS.
  • Penurunan jumlah kasus probable yang dirawat di RS.
  • Kenaikan jumlah sembuh dari kasus positif.
  • Kenaikan jumlah selesai pemantauan dari probable, baik kasus ODP ataupun PDP.
  • Jumlah pemeriksaan spesimen meningkat selama dua pekan.
  • Positivity Rate (angka kasus positif usai diperiksa di laboratorium) kurang dari lima persen, atau dari seluruh sampel yang positif hanya lima persen.
  • Pendekatan RT yang disebut angka reproduktif efektif kurang dari 1.

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Nur)





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved