TRIBUNNEWSWIKI.COM - Peluncuran roket ke luar angkasa kembali dilakukan oleh Amerika Serikat.
Kali ini ada keterlibatan swasta dalam percobaan untuk menerbangkan roket ulang-alik ke luar angkasa.
Negeri Paman Sam itu telah mencatat era baru perjalanan luar angkasa bagi manusia pada Sabtu (30/05/2020) pukul 15.22 waktu setempat.
Percobaan perjalanan luar angkasa ini adalah kolaborasi NASA dan SpaceX.
Roket perdana SpaceX, perusahaan milik Elon Musk bernama Crew Dragon berisi dua astronot AS diluncurkan dari Florida, lokasi yang sama dengan peluncuran misi Apollo.
Ini adalah pemandangan langka bagi setiap orang, karena roket ini adalah awal dari misi impian sang miliuner Elon Musk untuk mengirim populasi manusia ke planet Mars.
Mengutip Washington Post, peluncuran roket tersebut disaksikan langsung oleh Presiden AS Donald Trump dan Wakil Presiden Mike Pence dari balkon pribadi mereka.
Keduanya ikut melakukan hitung mundur sampai akhirnya roket bermesin Falcon 9 tersebut menyala dan bergemuruh.
Baca: Nama Anaknya X Æ A-12 Tak Bisa Digunakan di California, Elon Musk Putuskan Modifikasi Nama Si Bayi
Baca: Tom Cruise dan Elon Musk Berencana untuk Menggarap Film Pertama yang Syuting di Luar Angkasa
Baca: X Æ A-12 Musk, Apakah Nama Bayi Laki-laki CEO Tesla Elon Musk Memiliki Makna Tersembunyi?
Bisa dibilang Crew Dragon meluncur dengan mulus.
Roket tersebut seharusnya meluncur tiga hari lalu, namun sempat tertunda akibat cuaca yang buruk.
Era pesawat ulang-alik milik perusahaan swasta Meluncurnya Crew Dragon adalah kemenangan sekaligus nostalgia bagi negara adidaya tersebut, mengingatkan kembali akan kejayaan AS terhadap sains dan inovasi teknologi.
Di sisi lain, negara tersebut kini tengah dirundung pandemi Covid-19 yang cukup parah, ketidakpastian ekonomi, kontroversi politik, dan masalah rasisme yang baru-baru ini mencuat. “Ini adalah kali pertama SpaceX meluncurkan astronot.
Serta untuk kali pertama, pemerintah memberi kepercayaan terhadap perusahaan swasta untuk meluncurkan astronot ke orbit,” tutur konsultan luar angkasa Laura Forczyk seperti dikutip dari New Scientist, Minggu (31/5/2020).
Dua astronot yang turut serta dalam pesawat tersebut adalah Robert L Behnken dan Douglas O Hurley.
Masing-masing dari mereka juga menikah dengan astronot.
Robert L Benhken menikah dengan Megan McArthur, sementara Douglas O Hurley menikah dengan Karen Nyberg.
Hanya butuh waktu 19 jam untuk para astronot tiba di International Space Station (ISS).
Sebelum tiba, mereka harus mengetes sistem penerbangan manual dari Crew Dragon.
Kedua astronot akan tinggal di ISS selama satu hingga empat bulan, bergabung dengan para astronot lainnya.
Biaya operasional yang lebih murah
Forczyk mengatakan penerbangan Crew Dragon memiliki biaya operasional yang lebih murah dibanding pesawat ulang-alik lain sebelumnya.
“Ini benar-benar membuka pintu bagi semua orang untuk ke luar angkasa,” tambahnya.
Forczyk menyebutkan, di masa mendatang kemungkinan SpaceX akan membuka diri untuk astronot swasta.
“Baik untuk pariwisata komersil, Tom Cruise yang syuting ke luar angkasa, atau ketika negara tidak mampu menerbangkan astronot mereka lagi,” paparnya.
Ini adalah kali pertama astronot NASA kembali meluncur ke ruang angkasa, usai break dari peluncuran roket pada 2011.
Semenjak itu, NASA membiayai program luar angkasa Rusia untuk mengangkut astronot mereka ke International Space Station (ISS).
Dengan berhasilnya peluncuran SpaceX, NASA telah membuka lebar pintu mereka bagi perusahaan swasta yang ingin melakukan misi luar angkasa.
Setelah NASA, badan antariksa di beberapa negara lainnya juga sangat mungkin untuk membuka pintu mereka tehadap misi dari perusahaan swasta.
Nasa mencari relawan
Badan antariksa NASA saat ini tengah mencari kandidat peserta yang bisa hidup terisolasi selama 8 bulan di Moskow, Rusia.
Nantinya sekelompok orang yang terpilih ini akan membantu penelitian NASA untuk memahami efek psikologis dan fisiologis dari isolasi.
Melansir Inverse, Rabu (20/05/2020) penelitian ini memang dibuat NASA sebagai bagian dari persiapan misi jangka panjang ke Bulan serta Mars.
Sebab para astronot nantinya dapat menghabiskan waktu hingga berbulan-bulan terisolasi dalam pesawat ruang angkasa saat melakukan perjalanan tersebut.
"Isolasi sosial merupakan bidang yang sangat penting untuk kami teliti."
"Ini terkait dengan tingkat stres yang lebih tinggi dan mempengaruhi fisiologis dan psikologis seseorang," ungkap Thomas Williams, ilmuwan dari Human Factors and Behavioral Performance Element.
Penelitian semacam ini pun sangat membantu NASA lebih memahami efek isolasi dan cara-cara untuk mengatasinya selama astronot berada dalam wahana antariksa.
Dalam penelitian tersebut, peserta akan tinggal di lingkungan yang dibuat semirip mungkin dengan wahana antariksa dan akan di minta untuk melakukan simulasi misi luar angkasa selama tinggal di fasilitas NASA.
Peserta penelitian juga akan diminta untuk melakukan penelitian ilmiah menggunakan teknologi virtual reality serta mengoperasikan berbagai robot. Penelitian ini sebenarnya merupakan studi lanjutan yang dilakukan tahun lalu.
Saat itu ada enam orang yang terpilih untuk menghabiskan waktu selama empat bulan di wahana antariksa tiruan.
Tapi sayangnya, peserta yang diperbolehkan untuk mengikuti penelitian ini sementara terbatas untuk warga negara Amerika Serikat yang berusia antara 30 hingga 55 tahun.
Selain itu, persyaratan lainnya adalah peserta wajib menguasi bahasa Inggris dan Rusia, memiliki gelar master di bidang sains, medis, atau telah menyelesaikan pelatihan perwira militer.
Sementara partisipan dengan gelar sarjana akan dipertimbangkan jika mereka memiliki pengalaman militer atau profesional yang relevan.
Menariknya lagi, para peserta juga akan diberikan kompensasi karena telah ambil bagian dalam studi ini.
Sebelum diberangkatkan menuju fasilitas penelitian, para kandidat yang terpilih akan isolasi atau dikarantina oleh NASA selama dua minggu sebagai tindakan pencegahan penyebaran virus corona.
(Tribunnewswiki.com/Ris)
Artikel ini sebagian tayang di SpaceX Diluncurkan, Era Baru Pesawat Ulang-alik Dimulai