Rayakan Lebaran di Rumah, Warga Karangrejo Surabaya Pasang Tulisan di Pagar: ‘Kami Lockdown’

Tulisan tersebut sebagai penanda tidak menerima tamu saat lebaran karena khawatir risiko penularan virus corona atau Covid-19.


zoom-inlihat foto
rayakan-lebaran-di-rumah-warga-mohon-maaf-kami-lockdown.jpg
surabaya.tribunnews.com/nur ika anisa
Warga Karangrejo Sawah Gang VII, Surabaya, memasang tulisan 'mohon maaf kami lockdown' di pagar rumah saat lebaran, Minggu (24/5/2020).


TRIBUNNEWSWIKI.COM – Lebaran tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.

Pemerintah mengimbau warga masyarakat untuk merawayan lebaran di rumah tanpa harus mudik ke kampong halaman.

Kasbah, salah satu warga Karangrejo Sawah Gang VII Surabaya juga merayakan lebaran di rumah.

Akan tetapi dia tidak menerima tamu seperti biasanya selama merayakan lebaran di tengah wabah Covid-19.

Uniknya, Kasbah memasang kertas bertuliskan “maaf kami lockdown” di pagar rumahnya.

Tulisan tersebut sebagai penanda tidak menerima tamu saat lebaran karena khawatir risiko penularan virus corona atau Covid-19.

Tidak hanya dia, namun warga lain di lingkungan rumahnya juga memasang tulisan demikian.

Dengan itu, warga turut menerapkan imbauan pemerintah untuk social distancing atau menjaga jarak dan tetap berlebaran di rumah.

Baca: Kapolda Jatim Usir Kapolsek yang Tertidur Saat Rapat Evaluasi PSBB: Saya Minta Serius Ya

Baca: Cerita Tenaga Medis Tak Bisa Pulang Saat Lebaran: Saya Ingin Cepat Pulang, Kangen Sama Keluarga

Warga Karangrejo Sawah Gang VII, Surabaya, memasang tulisan 'mohon maaf kami lockdown' di pagar rumah saat lebaran, Minggu (24/5/2020).
Warga Karangrejo Sawah Gang VII, Surabaya, memasang tulisan 'mohon maaf kami lockdown' di pagar rumah saat lebaran, Minggu (24/5/2020). (surabaya.tribunnews.com/nur ika anisa)

"Dapat imbauan, tidak menerima tamu lagi banyak virus corona.

Daripada ga enak hati kalau ada orang datang kita tolak, jadi diwakilkan kertas ini," kata Kasban, warga Karangrejo Sawah VII Surabaya, Minggu (24/5/2020) seperti dikutip dari Surya.co.id.

Warga lain pun memilih patuh dengan imbauan untuk tidak mudik, lebaran di perantauan dan berjaga jarak dengan tidak menerima tamu.

Abdullah (58) yang juga warga Karangrejo, memilih untuk tidak mudik ke Lamongan.

Bersama istri dan anak tunggalnya, mereka merayakan lebaran di Surabaya dan tidak menerima tamu di rumah.

Baca: Ini Contoh Khutbah dan Muroqi (Bilal) Salat Idul Fitri versi Buya Yahya, Bisa Dikerjakan di Rumah

Baca: Taqabbalallahu Minna Wa Minkum: Ucapan Hari Raya Idul Fitri Sesuai Sunah, Arti, dan Cara Membalas

Penutupan akses masuk wilayah kampung bagi warga di Karangrejo, Wonokromo, Surabaya, Senin (27/4/2020).
Penutupan akses masuk wilayah kampung bagi warga di Karangrejo, Wonokromo, Surabaya, Senin (27/4/2020). (SURYA.CO.ID/Mayang Essa)

"Tidak boleh mudik, jadi dari kemarin telepon video call keluarga di rumah (Lamongan).

Setiap tahun pulang biasanya sebelum puasa Ramadhan. Tahun ini di Surabaya," kata Abdullah.

Pedagang makanan di sekitar kampus Unesa ini mengaku takut risiko virus corona terutama di lingkungannya yang banyak usia senja.

"Tidak tahu siapa-siapa yang bawa (virus corona) daripada nanti sakit, tidak mudik dulu," tutup Abdullah.

Warga berada di depan mural yang bergambar dukungan untuk tenaga medis yang ada di Kavling Kinayung Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten, Jumat (22/5/2020). Mural yang dibuat oleh warga itu bertujuan untuk memberikan dukungan dan apresiasi atas perjuangan tenaga medis yang menjadi garis terdepan dalam penanganan COVID-19.
Warga berada di depan mural yang bergambar dukungan untuk tenaga medis yang ada di Kavling Kinayung Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten, Jumat (22/5/2020). Mural yang dibuat oleh warga itu bertujuan untuk memberikan dukungan dan apresiasi atas perjuangan tenaga medis yang menjadi garis terdepan dalam penanganan COVID-19. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Baca: Deretan Kue Khas Lebaran yang Selalu Ada Selama Idul Fitri, Lengkap dengan Resepnya

Baca: Puasa Syawal

Tenaga medis tak bisa rayakan lebaran bersama keluarga

Lain halnya denga para tenaga medis yang harus bertugas untuk merawat pasien sakit maupun pasein Covid-19.

Mereka tidak dapat merakayan lebaran dengan keluarga mereka.

Fitri (31) salah satu tenaga medis yang bekerja di rumah sakit Covid-19 rujukan pemerintah merasakan hal itu.

Fitri sudah lima tahun tidak bisa merayakan Lebaran bersama keluarga sat hari H.

Akan tetapi biasanya pada tahun-tahun sebelumnya, Fitri bisa berlebaran tiga hari setelah hari H.

Pada libur lebaran tahun ini dia sama sekali tidak bisa berkumpul bersama keluarganya.

Fitri sudah hampir tiga bulan tak pulang ke rumah bertemu keluarganya.

Warga berada di depan mural yang bergambar dukungan untuk tenaga medis yang ada di Kavling Kinayung Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten, Jumat (22/5/2020). Mural yang dibuat oleh warga itu bertujuan untuk memberikan dukungan dan apresiasi atas perjuangan tenaga medis yang menjadi garis terdepan dalam penanganan COVID-19.
Warga berada di depan mural yang bergambar dukungan untuk tenaga medis yang ada di Kavling Kinayung Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten, Jumat (22/5/2020). Mural yang dibuat oleh warga itu bertujuan untuk memberikan dukungan dan apresiasi atas perjuangan tenaga medis yang menjadi garis terdepan dalam penanganan COVID-19. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Baca: 25 Ucapan Selamat Idul Fitri Tahun 2020 Bahasa Indonesia & Inggris, Langsung Kirim di Media Sosial

Baca: 5 Aplikasi Untuk Silaturahmi dan Mudik Virtual Idul Fitri 1441 H di Tengah Pandemi Covid-19

Selama ini, ia tinggal di hotel yang disediakan Pemerintah untuk mencegah keluarganya tertular Covid-19 jika dirinya sebagai pembawa virus.

“Namanya tugas, kalau dibilang rindu ya rindu banget sama keluarga.

Soalnya Lebaran tahun ini kan cuma sebatas hotel, rumah sakit, enggak bisa ke rumah orangtua.

Cuma bisa lewat video call,” kata Fitri kepada Kompas.com, Sabtu (23/5/2020).

Namun, video call itu pun tak bisa ia lakukan dengan waktu lama lantaran masih harus melayani pasien Covid-19.

Fitri kini harus bekerja lebih intens lantaran jumlah pasien Covid-19 di rumah sakit semakin banyak.

Apalagi beberapa perawat yang biasa bertugas harus dirumahkan, bahkan dirawat lantaran tertular pasien positif Covid-19.

“Pasien sekarang semakin bertambah banyak dari sebelumnya.

Sekarang saja dengan kondisi yang kaya gini kami dinas hanya berdelapan yang seharusnya ber-12.

Gimana kalau pasien tambah banyak lagi,” ucap Fitri.

(TribunnewsWiki.com/SO/Surya.co.id/Nur Ika Anisa/Kompas.com/Cynthia Lova)

Sebagian artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Lebaran di Rumah, Warga Pasang Tulisan di Pagar : 'Mohon Maaf Kami Lockdown'





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved