Biasanya Rutin Lancarkan Kritik, Kini Amien Rais Berbelok Dukung Jokowi Pertahankan Jabatan Presiden

Amien Rais secara terang-terangan menyampaikan wejangan pada pemerintahan Presiden Jokowi. Ia khawatir akan ada kehancuran jika Jokowi lengser.


zoom-inlihat foto
amien-rais-111.jpg
TRIBUN BATAM
Pendiri Partai Amanat Nasional, Amien Rais usai menjadi khatib jumat di Masjid Raya Batam, Jumat (27/9/2013). Amin rais menghimbau agar tidak memilih calon presiden 2014 hanya berdasarkan popularitas calon presiden saja. (TRIBUN BATAM/ARGIANTO DA NUGROHO)


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Sikap mantan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Amien Rais selama ini dikenal gencar melayangkan kritik pada pemerintah.

Tak jarang Amien Rais melontarkan kritik tajam pada Presiden Joko Widodo.

Namun kali ini, mantan Ketua MPR ini menegaskan jangan sampai Jokowi mundur dari jabatannya di tengah jalan.

Terkait hal itu diungkapkan Amien Rais melalui channel YouTube Refly Harun yang tayang pada Kamis (21/5/2020).

Mulanya, Amien Rais menjelaskan bahwa seharusnya dalam dunia politik semua orang harus bisa bersikap dewasa dan tidak mudah berseteru.

"Jadi tidak ada yang kemudian puas ya, hanya sesungguhnya sebuah yang dewasa itu kalau awalnya sudah bagus mestinya juga jangan cepat lantas gontok-gontokan," ujar Amien.

Amien mengaku merasa aneh dengan pergantian presiden yang berlangsung cukup singkat pada 1998-2004.

Dalam lima tahun sudah ada lima kali pergantian presiden.

"Kemudian saya mengingatkan alangkah lucunya selang lima tahun kita menyaksikan lima presiden."

Baca: Respons Pertemuan Jokowi dan Prabowo: Amien Rais Protes hingga Dahnil Ungkap Kekecewaan Relawan

"Jadi waktu reformasi kita menyaksikan Pak Harto diganti oleh Pak Habibie, Pak Habibie diganti oleh Pak Abdurrahman Wahid, Gus Dur diganti oleh Megawati, lalu diganti Pak Yudhoyono itu kan cuma rentang lima tahun saja," ucap dia.

Sehingga, ia meminta jangan sampai mendesak presiden mundur.

Apabila itu terjadi maka sia-sia konstitusi itu telah dibentuk.

"Jadi jangan sampai kita nanti ada presiden yang turun di tengah jalan, ini kita hormati semarah-marah kita kepada presiden, kita tunggu sampai titik akhir."

"Karena kalau kita sampai turunkan presiden di tengah jalan lagi nanti kambuh, nanti enggak ada gunanya itu konstitusi," kata dia.

Mantan Ketua MPR ini mengaku juga berlaku hingga sekarang.

Jangan sampai mendesak Jokowi turun di tengah jalan karena menurutnya hal itu bisa membuat situasi semakin buruk.

"Sikap itu sampai hari ini Pak?" tanya Refly Harun.

Refly Harun X Amien Rais
Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun (kiri), dan Politikus Senior Amien Rais (kanan), dalam kanal YouTube Refly Harun, Kamis (21/5/2020). Amien Rais secara terang-terangan menyampaikan wejangan pada pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). (YouTube Refly Harun)

"Ya saya begitu, Iya itu betul, karena saya tahu menurut saya kalau Pak Jokowi sampai diturunkan itu akan jauh lebih parah."

"Lebih baik sudahlah, ya sudah kita tunggu jika Allah menghendaki lain kita tidak akan pernah tahu," ujar dia.

Namun, jika terjadi skandal seperti skandal Watergate di Amerika Serikat yang melibatkan Presiden Richard Nixon itu lain cerita.

Sehingga, seburuk-buruknya presiden tetap harus ditunggu hingga masa jabatannya selesai.

"Tapi secara rasional, secara kesadaran politik, kesadaran bernegara sebaiknya memang ya apa seperti di Amerika, kalau ada skandal seperti Nixon ya apa boleh buat, tapi umumnya sejelek-jelek itu kan juga ditunggu," ungkap dia.

Amien Rais tahan diri kritik Kabinet Indonesia Maju

Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais masih menahan diri untuk melontarkan kritik terhadap Kabinet Indonesia Maju Presiden Joko Widodo.

Amien Rais juga menyinggung soal keberadaan Prabowo Subianto dalam Kabinet Indonesia Maju.

Kini, Amien Rais masih melihat seperti apa kinerja Kabinet Indonesia Maju.

"Jadi sementara ini saya masih menahan diri, karena saya harus fair, harus sportif.

Berikan dulu waktu untuk konsolidasi dan lain-lain.

Kalau ternyata sudah enam bulan 'jebulnya' tidak bisa apa-apa, nanti kita buat perhitungan," kata Amien setelah menjadi pembicara dalam kajian dengan tema "Islam dan Komunis (bahaya laten komunis)" di Masjid Jami' Karangkajen, Yogyakarta, Minggu (27/10/2019) malam, dikutip dari Tribunnews.com/

Menurut Amien, Kabinet Indonesia Maju tidak perlu buru-buru dikritik.

Kabinet yang baru dibentuk Presiden Joko Widodo itu perlu diberi waktu untuk merealisasikan cita-cita yang dijanjikan enam bulan hingga satu tahun ke depan.

"Jangan belum apa-apa ini (dianggap) kabinet yang tidak profesional, kabinet karut-marut, kabinet yang membuat banyak problem tidak nendang, dan lain-lain," kata dia.

Prabowo Subianto saat diperkenalan sebagai menteri pertahanan di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (23/10/2019). (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)
Prabowo Subianto saat diperkenalan sebagai menteri pertahanan di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (23/10/2019). (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN) (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Namun, apabila setelah batas waktu tersebut kabinet Jokow-Ma'ruf tidak kunjung menunjukkan mutu sesuai cita-cita yang dijanjikan, mereka perlu dikritik.

"Kalau jelas tidak bermutu tidak sesuai cita-cita yang dijanjikan maka mengapa tidak lantas kita mengambil peran yang lebih nyata lagi supaya 'dijewer' kalau sampai tidak 'deliver'.

Tidak 'deliver' artinya tidak melaksanakan janji-janjinya itu," kata Amien.

Sementara itu, terkait masuknya Prabowo Subianto dalam Kabinet Indonesia Maju, Amien mengaku tidak merestui juga tidak menentangnya.

"Kalau saya bapaknya Prabowo, saya merestui. Saya enggak merestui, tidak menolak, tidak melawan juga," kata Amien.

Adapun Prabowo kini menjadi Menteri Pertahanan dalam Kabinet Indonesia Maju.

Alasan Gerindra

Wakil Ketua Umum Gerindra Sufmi Dasco Ahmad menjelaskan mengenai alasan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto menerima tawaran Presiden Jokowi jadi Menteri Pertahanan.

Menurut Dasco, Prabowo menerima tawaran tersebut karena bidang yang ditawarkan sesuai dengan konsep partai Gerindra dalam bidang kemandirian pertahanan, pangan, dan energi.

"Nah ini ada beberapa konsep kita yang diterima termasuk kemandirian pertahanan, nah sehingga sesuai dengan konsep yang kita berikan itu yang diberi tanggung jawab oleh Jokowi sehingga kami ya menyatakan dapat menerima karena konsep kami diterima," kata Dasco di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara nomor 4, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin pekan lalu.

Sebelumnya Politikus Gerindra Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan Prabowo Subianto tidak asal meminta pos menteri saat ditawarkan Presiden Joko Widodo (Jokowi), pada Senin (21/10/2019).

Prabowo meminta pos menteri yang sesuai dengan kapasitasnya dalam bidang pertahanan.

"Kalaupun pak Jokowi minta yang masuk ada pak Prabowo ya harus sesuai dengan kapasitas pak Prabowo, jadi pak Prabowo tidak asal minta, misalnya tidak asal mau diberi menteri tapi kepentingan beliau adalah kalau itu Gerindra bisa berkontribusi di situ, pak Prabowo bisa kontribusi maksimal di situ baru beliau bisa terima," kata Dahnil di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara nomor 4, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin,malam, (21/10/2019).

Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto (kiri) didampingi Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Edhy Prabowo saat menghadap Presiden Jokowi di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (21/10/2019) sore. (Tribunnews/Irwan Rismawan)
Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto (kiri) didampingi Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Edhy Prabowo saat menghadap Presiden Jokowi di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (21/10/2019) sore. (Tribunnews/Irwan Rismawan) (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Saat membuka komunikasi dengan pemerintah, menurut Dahnil, Prabowo menyerahkan sejumlah konsep dalam bidang pangan, ketahanan energi, dan pertahanan.

Bila kemudian presiden menyetujui dan meminta Gerindra masuk ke dalam pemerintahan, maka Prabowo meminta pos yang sesuai dengan konsen partai Gerindra tersebut.

"Yang jelas memang itu kan kompetensi pak Prabowo ya kalau pak Prabowo kan memang di situ, dan sejak awal ketika memyampaikan konsepsi segala macam memang pak Prabowo jelaskan kekhawatiran beliau tentang Papua, pertahanan keamanan kita, tentang potensi TNI kita dan macam macam, itu memang concern beliau," katanya.

PAN Jadi Oposisi

Sebelumnya, Anggota Dewan Kehormatan PAN, Dradjad Wibowo menegaskan, partainya akan mengambil sikap menjadi oposisi dalam lima tahun ke depan.

Ia juga memastikan seluruh kader dan pimpinan telah sepakat dengan keputusan tersebut.

Hal ini juga sekaligus menanggapi rumor perbedaan pendapat antara Ketua Dewan Kehormatan PAN, Amien Rais dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan soal posisi partai dalam lima tahun ke depan.

"PAN sudah clear, di luar pemerintahan. Tidak ada perbedaan sikap politik antara Ketua Wanhor pak Amien dengan Ketua Umum bang Zul. Sikap politik beliau berdua sama," kata Drajad saat dihubungi, Jumat (18/10/2019).

Lagi pula, menurut Drajad, para pengurus partai dari pusat hingga daerah pun telah menyatakan akan mengikuti apapun yang diputuskan oleh Amien Rais.

"Baik di pusat, wilayah maupun daerah itu sangat mendengarkan dan mengikuti nasihat pak Amien," ungkapnya.

Mantan Anggota DPR RI itu mengaku tak mau ikut campur soal sikap parpol lain yang banyak bermanuver untuk masuk ke dalam kabinet Jokowi. Termasuk soal partai Gerindra yang dikabarkan akan masuk ke dalam kabinet.

Baginya, hal itu merupakan hak masing-masing partai politik untuk menentukan arah partai.

"Demokrasi di seluruh belahan dunia memerlukan parpol yang mampu melakukan checks and balances. Parpol yang bisa memberikan alternatif kebijakan yang lebih baik. Jadi beroposisi itu bukan berarti harus musuhan apalagi cakar-cakaran," ungkapnya.

PAN, kata dia, telah memilih mengambil peran tersebut agar demokrasi Indonesia bisa lebih sehat dan dewasa. Selain itu juga masyarakat mempunyai menu kebijakan yang semakin berkualitas.

"Selain tentunya, sebagai wujud ikatan moral dan apresiasi terhadap para pemilih PAN yang sudah bahu-membahu berjuang dalam Pilpres dan Pileg 2019," pungkasnya.

(Tribunnewswiki.com/Niken Aninsi/Putradi Pamungkas, TribunWow.com, Tribunnews.com)

Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Sering Kritik, Amien Rais Minta Jokowi Jangan sampai Turun dari Jabatannya: Nanti Jauh Lebih Parah 





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved