Tips Kejar Pahala di 10 Malam Terakhir Bulan Ramadan Ala Imam Al-Ghazali, Yuk Praktikkan!

Keutamaan bulan suci Ramadan pun bertambah lagi di saat sepuluh hari terakhir karena dalam 10 malam terakhirterdapat malam Lailatul Qadar


zoom-inlihat foto
malam-lailatul-qadar-ilustrasi.jpg
kolase TribunStyle
Malam lailatul qadar


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Bulan Ramadan adalah bulan penuh berkah dan rahmat dari Allah SWT.

Umat muslim berlomba mengejar ibadah dan pahala di sepuluh hari terakhir Ramadhan.

Ramadan telah memasuki waktu sepertiga terakhir.

Pada sepuluh malam akhir sangat dianjurkan umat muslim untuk mengisinya dengan ibadah.

Keutamaan bulan suci Ramadan pun bertambah lagi di saat sepuluh hari terakhir karena dalam 10 malam terakhir tersebut ada satu malam yang lebih baik daripada 1000 bulan, yaitu malam Lailatul Qadar.

Baca: Ramadan di Tengah Pandemi Covid-19, Berikut 5 Tips Jaga Komunikasi Jarak Jauh Agar Tetap Lancar

Baca: Kapan Lailatul Qadar di 10 Malam Terakhir? Begini Cara Menghitung Perkiraan dan Tanda-tandanya

Rasulullah Saw diketahui memperbanyak ibadahnya dan menyedikitkan tidur.

Akan lebih baik jika umat muslim juga mengikuti apa yang diakukan Rasulullah Saw.

 

Tak dipungkiri jika bangun malam hari bukanlah hal yang mudah.

Seseorang harus menyiapkan kondisi jasmani dan rohani yang cukup agar selalu bisa bangun di malam hari.

WHEATON, ILLINOIS - APRIL 24: Abraham Antar berpartisipasi dalam doa malam setelah berbuka puasa dalam perayaan Ramadhan di Islamic Center of Wheaton pada 24 April 2020 di Wheaton, Illinois. Masjid ditutup sesuai dengan aturan jarak sosial yang diamanatkan oleh negara dan hanya beberapa anggota dewan dan Imam hadir untuk shalat. Masjid selama bulan Ramadhan, periode doa, refleksi, dan puasa selama sebulan, biasanya akan dipenuhi oleh para jamaah yang bergabung dalam acara puasa bersama dan sholat bersama. Scott Olson / Getty Images / AFP
WHEATON, ILLINOIS - APRIL 24: Abraham Antar berpartisipasi dalam doa malam setelah berbuka puasa dalam perayaan Ramadhan di Islamic Center of Wheaton pada 24 April 2020 di Wheaton, Illinois. Masjid ditutup sesuai dengan aturan jarak sosial yang diamanatkan oleh negara dan hanya beberapa anggota dewan dan Imam hadir untuk shalat. Masjid selama bulan Ramadhan, periode doa, refleksi, dan puasa selama sebulan, biasanya akan dipenuhi oleh para jamaah yang bergabung dalam acara puasa bersama dan sholat bersama. Scott Olson / Getty Images / AFP (SCOTT OLSON / GETTY GAMBAR AMERIKA UTARA / Getty Images via AFP)

Lalu bagaimana caranya supaya tetap bisa bangun di sepertiga malam dan istiqamah dalam melaksanakannya?

Seperti ang tertuang dalam bahasan Tartib al-Aurad wa Tafshil Ihya’ al-Lail, Abu Hamid al-Ghazali menuliskan tips dan trik agar senantiasa bisa bangun di malam hari untuk menjalankan salat malam.

Trik tersebut beliau tuangkan dalam karyanya yang sangat populer, Ihya’ ‘Ulumuddin.

Menurutnya, seseorang harus menyiapkan kondisi jasmani dan rohani yang cukup agar selalu mampu bangun di malam hari, terlebih saat sepertiga malam.

Ilustrasi berdoa
Ilustrasi berdoa (Tribunwow/IST)

Penjelasan detail yang dimaksud oleh Al-Ghazali adalah:

Persiapan jasmani, seperti :

1. Tidak memperbanyak makan akan tetapi memperbanyak minum. Kebanyakan makan mengakibatkan seseorang kesulitan bangun karena akan membuatnya tidur pulas dan susah untuk menjalankan salat malam.

2. Tidak terlalu kecapean di siang hari dengan aktivitas-aktivitas yang menguras tenaga dan fisik. Hal ini juga merupakan salah satu penyebab seseorang susah untuk bangun di malam hari.

3. Membiasakan diri tidur beberapa saat di siang hari (qailulah), sebab ini adalah amalan sunah sebagaimana hadis Nabi Saw.

اسْتَعِينُوا بِقَيْلُولَةِ النَّهَارِ عَلَى قِيَامِ اللَّيْلِ
kerjakanlah qailulah di siang hari untuk membantu kalian salat di malam hari (HR. Al-Hakim, Ibn Khuzaemah, Al-Baihaqi)

4. Tidak memperbanyak berbuat dosa di siang hari.

Aktivitas saat menjalani puasa ramadhan, salah satunya adalah membaca Al-quran
Aktivitas saat menjalani puasa ramadhan, salah satunya adalah membaca Al-quran (dingkelik.net)

Persiapan rohani, seperti :

1. Menjaga hati agar terhindar dari perbuatan dengki, penyakit hati lainnya dan berlebih-lebihan di dalam kegelisahan duniawi. Hal ini membuat seseorang memikirkan hal-hal tersebut sampai larut malam, meskipun dia bangkit untuk salat tetap saja kegelisahan dan kedengkian itu yang ia pikirkan.

2. Membiasakan hati untuk takut kapada hari akhir dan memperpendek angan-angan. Jika demikian maka seseorang akan bersungguh-sungguh dalam menjalankan ibadah termasuk salat malam.

3. Menambah keyakinan tentang keutamaan salat malam , ini dilakukan dengan membaca ayat-ayat Alquran terkait, hadis-hadis, maupun kisah-kisah, sehingga seseorang rindu dan cinta serta berharap akan pahala.

4. Yang terakhir dan yang paling menentukan adalah, rasa cinta dan keimanan yang tinggi kepada Allah. Karena malam hari adalah waktu di mana seorang hamba bermunajat kepada Tuhannya.

Itulah beberapa tips dan trik supaya mampu bangun di malam hari, dan istiqamah dalam menjalankannya.

Baca: Amalan yang bisa Diakukan Dalam 10 Hari Terakhir di Bulan Ramadan Pada Malam Lailatul Qadar & Doanya

Kisah Rasulullah di 10 Malam Terakhir Ramadan

Keistimewaan sepuluh hari akhir Ramadhan tersebut ditunjukkan Rasulullah Saw lewat ibadah yang dilakukan.

Beliau lebih meningkatkan ibadahnya melebihi bulan-bulan lainnya.

Seperti yang dikatakan Aisyah Ra:

عَنْ عَائِشَةَ، قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَجْتَهِدُ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مَا لَا يَجْتَهِدُ فِي غَيْرِهِ
“Rasulullah Saw meningkatkan kesungguhan (ibadahnya) di sepuluh hari terakhir (bulan Ramadhan), hal yang tidak beliau lakukan pada (hari) lainnya (HR Muslim, Ibnu Majah, Khuzaimah dan Ahmad)

Dalam sepuluh akhir Ramadhan, Rasulullah Saw memperbanyak ibadahnya dan menyedikitkan tidur.

Beliau juga menjauhi istri-istrinya dan beritikaf di masjid.

Nabi Muhammad Saw bersabda “Barangsiapa yang hendak beri’tikaf denganku, hendaklah beri’tikaf di sepuluh terakhir (Ramadhan), sesungguhnya aku telah diperlihatkan malam itu (lailatul qadar) tapi kemudian aku dilupakan (dibuat lupa) (HR Bukhari).

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا، قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ، أَحْيَا اللَّيْلَ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ، وَجَدَّ وَشَدَّ الْمِئْزَرَ
Dari Aisyah Ra berkata “Rasulullah Saw ketika memasuki sepuluh terakhir Ramadhan beliau menghidupkan malam itu, membangunkan keluarganya dan mengencangkan ikat pinggangnya. (HR Muslim)

Mengencangkan ikat pinggang adalah kinayah yang berarti menjauhi istri-istrinya dan menyibukkan diri dengan ibadah.

Rasul juga membangunkan keluarganya, mengingatkan mereka untuk tidak menyia-nyiakan hari-hari akhir Ramadhan itu.

Pernah suatu ketika Rasulullah Saw beritikaf di masjid, saat itu atap masjid hanya terbuat dari pelepah kurma.

Lalu hujan turun mengguyur sampai membuat lantai masjid dipenuhi air (ketika itu lantai masjid masih berupa tanah).

Rasulullah Saw masih melanjutkan ibadahnya, tak ingin melewatkan keutamaan sepuluh hari terakhir Ramadhan.

Abu Said al-Khudri berkata “Aku melihat di dahinya terdapat sisa air dan tanah (karena sisa hujan semalam)”

Doa di Malam Lailatul Qadar

WHEATON, ILLINOIS - APRIL 24: Abraham Antar berpartisipasi dalam doa malam setelah berbuka puasa dalam perayaan Ramadhan di Islamic Center of Wheaton pada 24 April 2020 di Wheaton, Illinois. Masjid ditutup sesuai dengan aturan jarak sosial yang diamanatkan oleh negara dan hanya beberapa anggota dewan dan Imam hadir untuk shalat. Masjid selama bulan Ramadhan, periode doa, refleksi, dan puasa selama sebulan, biasanya akan dipenuhi oleh para jamaah yang bergabung dalam acara puasa bersama dan sholat bersama. Scott Olson / Getty Images / AFP
WHEATON, ILLINOIS - APRIL 24: Abraham Antar berpartisipasi dalam doa malam setelah berbuka puasa dalam perayaan Ramadhan di Islamic Center of Wheaton pada 24 April 2020 di Wheaton, Illinois. Masjid ditutup sesuai dengan aturan jarak sosial yang diamanatkan oleh negara dan hanya beberapa anggota dewan dan Imam hadir untuk shalat. Masjid selama bulan Ramadhan, periode doa, refleksi, dan puasa selama sebulan, biasanya akan dipenuhi oleh para jamaah yang bergabung dalam acara puasa bersama dan sholat bersama. Scott Olson / Getty Images / AFP (SCOTT OLSON / GETTY GAMBAR AMERIKA UTARA / Getty Images via AFP)

Doa Rasulullah Saw di malam Lailatul Qadar ini sangat dianjurkan dibaca pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.

Hal tersebut karena dalam sepuluh hari terakhir adalah waktu yang mempunyai banyak keutamaan.

Satu diantaranya sebab terdapat malam Lailatul Qadar yang penuh berkah dan rahmat.

Malam Lailatul Qadar merupakan malam di mana Allah melipat gandakan pahala ibadah umat manusia.

Setara dengan pahala ibadah seribu bulan atau sekitar 80 tahun.

Hal tersebut sebagaimana diterangkan dalam Al-Quran surat Al-Qadar.

Tidak heran jika umat Islam makin antusias melakukan ibadah-ibadah, khususnya ibadah Sunnah.

Seperti shalat malam, tahajud, iktikaf, tadarus Al-Qur’an sampai sedekah.

Sebagai penyempurna ibadah-ibadah yang dilakukan, Rasulullah Saw juga mengajarkan doa berisi permohonan ampunan kepada Allah.

Memohon ampunan adalah penyempurna nikmat ibadah dan anugerah yang telah diperoleh.

Dengan menghara ampunan atas dosa dan kesalahan yang pernah dilakukan, timbangan kebaikan akan naik, sementara timbangan amal keburukan akan turun.

Demikian salah satu hikmah mengapa Rasulullah Saw mengajarkan agar kita memohon ampunan kepada Allah dalam doa kita.

عَنْ عَائِشَةَ ، قَالَتْ : قُلْتُ : يَا رَسُولَ اللَّهِ ، أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَيُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ الْقَدْرِ مَا أَقُولُ فِيهَا ؟ قَالَ : قُولِي : اللَّهُمَّ إِنَّكَ عُفُوٌّ كَرِيمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

Dari Aisyah yang berkata, “Saya bertanya kepada Rasulullah, ‘Wahai Rasulullah, bagaimana menurutmu jika saya mendapati malam lailatul Qadar, apa yang harus aku baca?’ Rasulullah bersabda, ‘Bacalah: Allahumma innaka ‘afuwwun kariimun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni.’” (HR. Al-Tirmidzi)

Doa tersebut bersumber dari kitab Sunan Al-Tirmidzi, Sunan Ibnu Majah, Musnad Ahmad, Syu’ab Al-Iman dan Mustadrak ‘Ala Al-Shahihain.

Imam Al-Tirmidzi menyebutkan, ini merupakan hadis hasan shahih.

Imam Al-Hakim juga menuturkan, hadis ini merupakan sahih sesuai syarat Imam Al-Bukhari dan Muslim.

Semoga kita diberi kesempatan menjalankan amal ibadah di malam yang penuh dengan kemuliaan.

Malam Lailatul Qadar adayanglah malam istimewa yang  lebih baik dari seribu bulan.

Semoga Ramadhan ini membawa keberkahan bagi hidup kita untuk waktu yang akan datang.

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Kaka, SerambiNews.com)

Artikel ini telah tayang di SerambiNews dengan judul, "Mau Kejar Pahala di 10 Malam Terakhir Ramadan, Kok Susah Bangun Ya? Ini Trik Ala Imam Al-Ghazali"





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved